Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (Gerakan Perlawanan Islam/Hamas) |
Menurut catatan Dr. Tiar Anwar Bachtiar dalam buku “HAMAS, Kenapa Dibenci Israel?” (2009), faksi diawali dari lahirnya gerakan-gerakan anti Israel. Konflik ini dimulai sejak awal tahun 1920-an. Bahkan ketika Israel dideklarasikan pada 1948 akibat semakin banyaknya pembantaian, maka konflik Arab-Israel semakin sengit. Awalnya, faksi-faksi Arab yang menentang Israel dipimpin negara-negara Arab (1948-1967). Akan tetapi, atas kekalahan negara-negara Arab, kemudian kepemimpinan perlawanan kembali kepada bangsa Palestina sendiri.
Sejak tahun 1967 Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) secara menjadi wakil resmi perjuangan Palestina. Namun, PLO lebih memilih jalur kompromistis dan kooporatif. Di samping PLO ada faksi lain yang bergerak di bawah tanah yang kadang bersebrangan dengan PLO.
Di antara faksi-faksi yang berada di bawah PLO sebagaimana catatan Bawono Kumoro dalam “Hamas, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel” (2009: 67-69): Pertama, faksi berhaluan nasionalis-sekuler yaitu Palestine National Liberation Movement /Harakah Al-Tahrîr Al-Filistini (Fatah) yang berdiri tahun 1957 merupakan faksi terbesar PLO didirikan oleh Yasser Arafat.
Kedua, faksi beraliran komunis radikal yang merupakan faksi terbesar kedua di PLO yaitu Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), yang didirikan oleh Dr. George Habash, berhaluan komunis pada 1967. Ada lagi yang berhaluan komunis tapi tidak radikal seperti: Palestine Communist Party, didirikan oleh Suleiman Najjab pada 1984. Ketiga, faksi berhaluan sosialis yaitu Popular Democratic Front for the Liberation of Palestine (PDFLP), yang didirikan oleh Nayif Hawatmeh pada 1969.
Faksi-faksi kecil lain misalnya: Palestine Liberation Front (PLF), merupakan faksi kecil sayap kin yang didirikan pada 1976 oleh Talat Yacoub; Palestinian Popular Struggle Front (PPSF), didirikan oleh Dr. Samir Ghosheh pada 1976; Vanguards of the Popular Liberation War (Al-Saiqa), didirikan pada 1968 oleh Issam Al-Qadi; Popular Front for the Liberation of Palestine-General Command (PFLP-GC), didirikan oleh Ahmad Jibril pada 1968, dan lain sebagainya.
Dari faksi-faksi yang kooporatif di bawah PLO ini ternyata terdiri dari berbagai haluan dan aliran yang sejatinya bertentangan dengan Islam seperti sekuler, komunis, dan sosialis.
Sedangkan di antara contoh faksi gerakan bawah tanah Harakah al-Jihād al-Islāmi fi Filastīn (Jihad Islam) yang didirikan pada 1980 oleh anak-anak muda Palestina yang menimba ilmu di berbagai universitas di Mesir, banyak didanai dari Iran. Anak anak muda ini kemudian dipimpin oleh Fathi Asy-Syaqaqi dan Abd Al Aziz Auda di Gaza.
Faksi ini kemudian pecah menjadi tiga kelompok, yaitu Jihad Islam pimpinan Fathi Asy-Syaqaqi sendin, Jihad Islam Baitul Maqdis pimpinan Syeikh As’ad, dan Jihad Islam Batalion AI-Aqsha pimpinan Ibrahim Sibril.
Salah satu milisi bersenjata Jihad Islam adalah Saraya al-Quds. Jihad Islam lebih dekat dengan Iran.
Ada juga gerakan lain seperti Liwa al-Quds, milisi sekuler yang pernah beroperasi di Aleppo membantu Bashar al Assad, milisi ini terdiri dari warga Palestina dari distrik al-Nayrab serta bekas kamp pengungsi Handarat.
Di Jalur Gaza, ada juga milisi lain Jaisyul Islam, lebih dekat dengan kelompok salafi. Namun mayoritas kelompok pembebasan Palestina ini sangat kecil, kalah dengan Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (Gerakan Perlawanan Islam/Hamas), yang didirikan oleh Syeih Ahmad Yassin. Syeikh Yassin sendiri syahid ketika sebuah helikopter tempur milik Zionis menembakkan 3 roket saat berada di kursi roda usai shalat Subuh di masjid, 22 Maret 2004.
Ada yang menarik dari faksi Hamas. Saat mendapat kemenangan 80% pada Pemilu tahun 2007, Israel dan AS langsung menggagalkan Pemilu yang dimenangkan gerakan ini, lalu kepemimpinan diberikan Fatah yang sekuler. Hamas menegakkan syariat secara adil dan dicintai rakyat. Karena itu, Gaza langsung diblokasi (darat, laut, udara dll), yang sampai saat ini sudah mencapai 11 tahun lamanya.
Hamas kemudian “diteroriskan” oleh Amerika dan Israel, sedangkan Fatah, yang mau kerjasama dengan mereka dielu-elukan. Anehnya pemerintah Indonesia justru memilih kerjasama dengan faksi kooperatif.
Itulah di antara beberapa contoh faksi-faksi perjuangan gerakan pembebasan Palestina. Paling tidak bisa dibagi menjadi dua arus besar, yaitu: gerakan kooporatif dan non-kooporatif. Masing-masing secara subtansial ingin kebebasan Palestina. Namun, yang benar-benar total tidak mau berkomromi dengan Israel dan membawa nafas Islam lahir batin dalam perjuangannya di antaranya adalah Hamas.
Dengan mengetahui faksi-faksi ini, mudah-mudahan umat Islam tidak salah paham dalam menyikapi isu Palestina, selalu mengedepankan ‘tabayyun’ (klarifikasi) terhadap fitnah-fitnah yang dihembuskan oleh penjajah Israel dan sekutunya pada gerakan Islam yang murni, serta tidak salah dalam bekerjasama dalam memberikan bantuan.*/Mahmud Budi Setiawan
Sumber : Hidayatullah.comEditor : Admin GemaDakwah.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com