GemaDakwah : Khusu' merupakan ruh shalat. Sehingga nilai pahala kita dalam shalat, diukur sesuai kadar khusyu kita ketika shalat. Untuk mencai kekhusu'kan dalam Shalat kita harus selalu berusaha dan bersungguh sungguh untuk mendapat kekhusu'an dan menghidari hal hal yang membuat kita tidak khusu' dalam shalat.
Hal hal yang bisa membuat kita khusu' dalam Shalat :
- Berniat untuk menghadap Allah Swt.
Ketika azan berkumandang kita mempersiapkan diri untuk Shalat, menjawab panggilan Muazin, berdoa setelah azan, berdoa diantara azan dan iqomah, memualai berwudu' dengan tasmiyah dan membaca doa stelah berwudhu'
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى
مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ مُتَطَهِّالْرِينَ
Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali
Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba
yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci.
Memakai pakaian yang bersih dan rapi untuk menghadap Allah untuk menuju Mesjid.
- Thatma'innah dalam shalat
Tuma’ninah adalah diam sesudah gerakan sebelumnya, sekira-kira semua
anggota badan tetap (tidak bergerak) dengan kadar waktu lamanya membaca
bacaan tasbih (subhanallah).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada orang yang shalatnya salah,
ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَاإِذَا قُمْتَ إِلَى
الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ
ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى
تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ
ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ
سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ
“Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu
bacalah ayat al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai
benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga
kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud
dengan tumakninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar
duduk dengan tumakninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud,
Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu” (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah)
- Mengingat mati ketika Shalat
Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu’ dalam shalat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati
dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti
shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan
melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak
malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).
(HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
- Tadabbur ( Merenungi) bacaan Shalat
كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ
"Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat
pelajaran." (Q.S Shaf : 29 )
- Membaca dengan tartil dan suara yang bagus.
وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
"Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan" (Q.S Almuzammil : 4)
- Merasakan Allah menjawab ketika Shalat
- Berlindung diri dari godaan setan
- Mencontoh Shalat para Nabi dan orang orang sheleh
Hal yang harus dihindari ketika Shalat
- Menjauhi tempat yang membuat kita tidak khusu' dalam shalat
- Tidak Shalat dengan mengenakan pakaian yang bergambar, yang bisa menggangu kekhusu'an orang ketika Shalat.
- Tidak Shalat ketika ada hidangan makanan yang disukai
- Tidak Shalat ketika menahan kencing atau buang air besar
- Hindari mengantuk ketika shalat
- Hindari tempat orang yang sedang berbicara
- Tidak menoleh ketika Shalat
- Berupaya tidak menguap ketika Shalat
- Tidak mengeraskan bacaanTidak melihat keatas ketika shalat.
Dapat kita simpulkan bahwa khusu' dalam Shalat merupakan hal yang sangat penting, semua itu kuncinya adalah orang yang benar benar takut kepada Allah dan berilmu.
Firman Allah Ta’ala:
{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (mengenal Allah Ta’ala)” (QS Faathir:28).
Imam Ibnu Katsir berkata: “Arti (ayat ini): Hanyalah
orang-orang yang berilmu dan mengenal Allah yang memiliki rasa takut
yang sebenarnya kepada Allah, karena semakin sempurna pemahaman dan
penegetahuan (seorang hamba) terhadap Allah, Zat Yang Maha Mullia, Maha
kuasa dan Maha Mengetahui, yang memiliki sifat-sifat yang maha sempurna
dan nama-nama yang maha indah, maka ketakutan (hamba tersebut)
kepada-Nya semakin besar pula”
Editor : Admin GemaDakwah.
Bissmillah...
ردحذفإرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com