Tarqiyah : Allah Ta’ala menyebutkan dalam Al Qur’an tentang perkataan Nabi Ibrahim ‘alahis salam
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Firman Allah (إِذَا مَرِضْتُ) artinya “Apabila aku sakit”. Disandarkan kata sakit kepada diri Nabi Ibrahim sendiri dan bukan disandarkan kepada Allah dalam rangka beradab kepada Allah Ta’ala. Meskipun sakit terjadi atas takdir dan ketentuan dari Allah, namun tidak layak sakit yang merupakan kejelekan disandarkan kepada-Nya.
Firman Allah (فَهُوَ يَشْفِينِ) artinya “Dialah (Allah) yang menyembuhkanku”. Maksudnya, hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan menghilangkan penyakit. Tidak ada yang mampu memberikan kesembuhan kecuali hanya Allah, dengan sebab-sebab yang telah Allah tetapkan.
Faidah dari perkataan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dalam ayat di atas adalah :
(1). Kejelekan tidak layak disandarkan kepada Allah. Oleh karena itu sakit disandarkan kepada diri Nabi Ibrahim, meskipun pada hakikatnya sakit dan kesembuhan semuanya berasal dari Allah.
(2). Hanya Allah yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit jasmani. Semua penyakit bisa sembuh hanya atas izin-Nya semata.
(3). Seseorang yang berobat atau periksa ke dokter hendaknya hatinya tetap bersandar kepada Allah dalam mengharapkan kesembuhan dan tidak bersandar kepada dokter yang memeriksanya atau obat yang dia minum.
(4). Dokter atau praktisi pengobatan adalah hanya sebagai sebab, sedangkan yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah Ta’ala. Tidak sepantasnya dia sombong tatkala berhasil menyembuhkan pasiennya.
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
Referensi : Tafsir Ibnu Katsir
*****
Artikel www.kesehatanmuslim.com
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com