Tarqiyah : Jakarta - Pada musim kampanye capres ini tensi politik makin tinggi. Aksi saling serang dan hujat mulai marak. Kubu Prabowo-Hatta disarankan tetap tenang.
Pakar psikologi politik UI Dewi Haroen menyarankan agar Tim Sukses Prabowo-Hatta lebih menjaga diri. Seluruh serangan yang dilancarkan kubu Jokowi-JK tidak perlu ditanggapi secara emosional. Lebih baik memilih jalur hukum saja.
"Kan dua pasangan baik Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, sepakat dengan deklarasi kampanye damai. Menjauhi kampanye hitam dan fitnah. Kalau Prabowo-Hatta diserang, sebaiknya disikapi dengan melaporkannya ke Bawaslu dan aparat hukum," kata Dewi kepada INILAHCOM, di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Beberapa waktu lalu, anggota Timses Jokowi-JK yakni AM Hendropriyono dan Nusron Wahid telah melontarkan pernyataan keras dan berbau fitnah.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (3/6/2014), Hendropriyono menuding Prabowo sebagai psikopat. Sedangkan Nusron Wahid yang menjabat ketua umum GP Ansor itu menyebut Mahfud MD tak lebih sebagai calo penumpang di terminal.
Dewi menuturkan sangat sulit memercayai pernyataan Hendropriyono itu. Hasil pemeriksaan seseorang yang diduga menderita psikopat, bersifat confidential alias tidak bisa diumbar ke publik. "Sangat confidential, rahasia. Dokter kejiwaan atau psikolog pastilah tidak berani mengungkapkan hasilnya. Termasuk kepada keluarganya," terang Dewi.
Andai saja benar, lanjut Dewi, Prabowo tentunya tidak lolos kesehatan sebagai syarat menjadi capres atau cawapres. Namun faktanya, Prabowo menjadi cawapres Megawati pada 2009. Dan ditetapkan menjadi capres di Pilpres 9 Juli nanti.
Setali tiga uang, pernyataan Timses Jokowi-JK, Nusron Wahid bisa diduga telah melanggar deklarasi kampanye damai. Tidak semestinya, Nusron menghina tokoh NU Mahfud MD. "Namun tidak perlu dibalas. Lebih baik tunjukkan ketegasan dengan melaporkannya ke Bawaslu. Ini berbahaya kalau didiamkan," tandasnya.
Menurut dia, perilaku Timses Jokowi JK belakangan ini bisa jadi merupakan bentuk kepanikan. Apalagi survei LSI (Lingkaran Survei Indonesia) mengungkapkan tren elektabilitas Prabowo-Hatta semakin mengintip Jokowi-JK. Untuk DKI Jakarta dan Banten, Prabowo-Hatta bisa mengungguli Jokowi-JK.
"Ingat, DKI ini barometer. Kalau Prabowo-Hatta unggul, artinya warga DKI bisa jadi jenuh dengan Jokowi. Masyarakat daerah lain, bisa terpengaruh dengan perkembangan di ibu kota," terangnya.
Kalau dimisalkan pertandingan sepakbola, Prabowo-Hatta boleh dibilang unggul sementara 3-0.[yeh/inilah]
Wallahu A‘lam.
Pakar psikologi politik UI Dewi Haroen menyarankan agar Tim Sukses Prabowo-Hatta lebih menjaga diri. Seluruh serangan yang dilancarkan kubu Jokowi-JK tidak perlu ditanggapi secara emosional. Lebih baik memilih jalur hukum saja.
"Kan dua pasangan baik Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, sepakat dengan deklarasi kampanye damai. Menjauhi kampanye hitam dan fitnah. Kalau Prabowo-Hatta diserang, sebaiknya disikapi dengan melaporkannya ke Bawaslu dan aparat hukum," kata Dewi kepada INILAHCOM, di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Beberapa waktu lalu, anggota Timses Jokowi-JK yakni AM Hendropriyono dan Nusron Wahid telah melontarkan pernyataan keras dan berbau fitnah.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (3/6/2014), Hendropriyono menuding Prabowo sebagai psikopat. Sedangkan Nusron Wahid yang menjabat ketua umum GP Ansor itu menyebut Mahfud MD tak lebih sebagai calo penumpang di terminal.
Dewi menuturkan sangat sulit memercayai pernyataan Hendropriyono itu. Hasil pemeriksaan seseorang yang diduga menderita psikopat, bersifat confidential alias tidak bisa diumbar ke publik. "Sangat confidential, rahasia. Dokter kejiwaan atau psikolog pastilah tidak berani mengungkapkan hasilnya. Termasuk kepada keluarganya," terang Dewi.
Andai saja benar, lanjut Dewi, Prabowo tentunya tidak lolos kesehatan sebagai syarat menjadi capres atau cawapres. Namun faktanya, Prabowo menjadi cawapres Megawati pada 2009. Dan ditetapkan menjadi capres di Pilpres 9 Juli nanti.
Setali tiga uang, pernyataan Timses Jokowi-JK, Nusron Wahid bisa diduga telah melanggar deklarasi kampanye damai. Tidak semestinya, Nusron menghina tokoh NU Mahfud MD. "Namun tidak perlu dibalas. Lebih baik tunjukkan ketegasan dengan melaporkannya ke Bawaslu. Ini berbahaya kalau didiamkan," tandasnya.
Menurut dia, perilaku Timses Jokowi JK belakangan ini bisa jadi merupakan bentuk kepanikan. Apalagi survei LSI (Lingkaran Survei Indonesia) mengungkapkan tren elektabilitas Prabowo-Hatta semakin mengintip Jokowi-JK. Untuk DKI Jakarta dan Banten, Prabowo-Hatta bisa mengungguli Jokowi-JK.
"Ingat, DKI ini barometer. Kalau Prabowo-Hatta unggul, artinya warga DKI bisa jadi jenuh dengan Jokowi. Masyarakat daerah lain, bisa terpengaruh dengan perkembangan di ibu kota," terangnya.
Kalau dimisalkan pertandingan sepakbola, Prabowo-Hatta boleh dibilang unggul sementara 3-0.[yeh/inilah]
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com