Tarqiyah : Jakarta - Aksi intel masjid PDIP untuk mengawasi khotbah ibadah Jum’at adalah bentuk pelanggaran HAM. Aksi ini disebut-sebut sebagai reinkarnasi LB Moerdani.
Di mata aktivis, langkah PDIP menginteli masjid, mengingatkan kembali ke era Orde Baru. Kala itu, aksi berangus ulama atau kiyai, menjadi hal yang kasat mata.
"Kok kayak era Orde Baru saja. Seperti era LB Moerdani, atau jangan-jangan ada reinkarnasinya," tegas Fakhruddin, mantan Ketum PB HMI kepada INILAHCOM di Jakarta, Selasa (03/06/2014).
Ya, Fakhruddin memaparkan operasi intelijen era Jenderal LB Moerdani berkuasa. Kala itu, aparat intelijen rajin ‘blusukan’ ke mesjid-mesjid.
Tak segan juga menculik atau menangkap ulama yang acapkali bersuara keras untuk melawan pemerintah.
"Langkah menginteli mesjid, sangat kita kecam dan sesalkan. Itu kejahatan HAM dan menyakiti ummat," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam melalui akun twitternya @dipoalam49 mengkiritik aksi intel mesjid yang dilakukan PDIP.
Cara-cara seperti itu, identik dengan era Orde Baru ketika LB Moerdani dipercaya menjadi Panglima TNI.
Selanjutnya, Dipo menceritakan pengalaman AM Fatwa yang pernah menjadi korban dari kejamnya sebuah operasi intelijen di era Orba.
Selesai berkotbah, AM Fatwa langsung digebuk sampai kedua matanya bersimbah darah.
"Mudah-mudahan era seperti dulu ketika Jenderal Benny Moerdani berkuasa dengan inteli khotbah masjid-masjid, main hantam dan tangkap, berakhir," kicau @dipoalam49.
Keresahan kalangan aktivis tentu cukup beralasan. Karena, tim sukses Jokowi-JK memang bertabur jenderal ahli intelijen.
Sebelumnya, PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.
Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.
Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.
Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah PDC PDIP Jakarta Timur.
"Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva kepada situs RMOL, Jumat (30/5/2014). [gus/inilah]
Wallahu A‘lam.
Di mata aktivis, langkah PDIP menginteli masjid, mengingatkan kembali ke era Orde Baru. Kala itu, aksi berangus ulama atau kiyai, menjadi hal yang kasat mata.
"Kok kayak era Orde Baru saja. Seperti era LB Moerdani, atau jangan-jangan ada reinkarnasinya," tegas Fakhruddin, mantan Ketum PB HMI kepada INILAHCOM di Jakarta, Selasa (03/06/2014).
Ya, Fakhruddin memaparkan operasi intelijen era Jenderal LB Moerdani berkuasa. Kala itu, aparat intelijen rajin ‘blusukan’ ke mesjid-mesjid.
Tak segan juga menculik atau menangkap ulama yang acapkali bersuara keras untuk melawan pemerintah.
"Langkah menginteli mesjid, sangat kita kecam dan sesalkan. Itu kejahatan HAM dan menyakiti ummat," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam melalui akun twitternya @dipoalam49 mengkiritik aksi intel mesjid yang dilakukan PDIP.
Cara-cara seperti itu, identik dengan era Orde Baru ketika LB Moerdani dipercaya menjadi Panglima TNI.
Selanjutnya, Dipo menceritakan pengalaman AM Fatwa yang pernah menjadi korban dari kejamnya sebuah operasi intelijen di era Orba.
Selesai berkotbah, AM Fatwa langsung digebuk sampai kedua matanya bersimbah darah.
"Mudah-mudahan era seperti dulu ketika Jenderal Benny Moerdani berkuasa dengan inteli khotbah masjid-masjid, main hantam dan tangkap, berakhir," kicau @dipoalam49.
Keresahan kalangan aktivis tentu cukup beralasan. Karena, tim sukses Jokowi-JK memang bertabur jenderal ahli intelijen.
Sebelumnya, PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.
Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.
Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.
Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah PDC PDIP Jakarta Timur.
"Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva kepada situs RMOL, Jumat (30/5/2014). [gus/inilah]
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com