Tarqiyah : Media massa Mesir menegur warga karena tidak pergi keluar memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden yang diduga akan dimenangkan kandidat yang didukung militer Abdul-Fatah Al-Sisi.
Sejumlah penyiar berita terkenal dan presenter televisi menyerukan hukuman bagi siapa pun yang tidak mengambil bagian dalam pemilu. Sebagian lain menyerukan menuntut mereka ke pengadilan dan menggambarkan mereka sebagai pengkhianat, media pemantau Timteng Middle East Monitor sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Sejak pengumuman penggulingan presiden demokrasi pertama Mesir Muhamad Mursi pada Juli 2013, media-media yang menentang pemerintah kudeta ditutup karena dianggap mendukung kegiatan “terorisme”, termasuk Al-Jazeera berbahasa arab yang kemudian para wartawannya pun ditahan.
Pemerintah yang didukung militer memperpanjang pemilihan presiden untuk hari ketiga karena pemilih di dua hari pertama sangat rendah. Pengumuman datang bahkan setelah hari kedua pemungutan suara dinyatakan sebagai hari libur nasional dalam rangka memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan suara mereka.
Sebagai tanggapan, presenter televisi terkenal Tawfiq Okasheh bertanya kepada para pemirsa, “Apa yang harus saya lakukan untuk membuat Anda berubah? Haruskah aku mencium kaki Anda, Apa yang Anda ingin saya lakukan? Melepaskan pakaian saya dan pergi keluar dengan telanjang supaya Anda mengerti [bahwa pemungutan suara penting]? ”
“Saya akan meminta [pemerintah] untuk memotong listrik,” ia melanjutkan, “untuk menghentikan AC, memaksa Anda untuk pergi keluar dari rumah Anda dan turun ke jalan [untuk memilih],” tambahnya.
Presenter acara perempuan dan penyiar Lamis Al-Hadidi menyesalkan Mesir karena membutuhkan hak suara lebih tinggi untuk mengatakan kepada dunia terpilihnya Al-Sisi adalah atas kehendak rakyat.
Mustafa Al-Bakri, komentator televisi lain yang terkenal, menyerukan warga memberikan hak suara mereka dalam rangka memberikan kekuatan kepada Al-Sisi. “Siapa saja yang tidak memilih maka dia telah memberikan ciuman kehidupan kepada para teroris,” ancamnya melanjutkan, “Mereka yang tidak keluar (rumah) adalah pengkhianat, pengkhianat, pengkhianat yang menjual negeri ini.”
Menurut laporan Reuters, beberapa wartawan menyuarakan hal yang sama, menyerukan para warga agar melaksanakan tugas nasional mereka “untuk melindungi negara dari ancaman Ikhwanul Muslimin”.
Dua saluran televisi Mesir mengumumkan siapa pun yang tidak memilih akan didenda dan mereka akan diserahkan kepada jaksa penuntut umum, yang akan mengambil tindakan hukum terhadap mereka.
Surat kabar Palestina Al-Quds mencatat media massa Mesir diwajibkan menghasut warga untuk mengambil bagian dalam pemilihan karena tingkat partisipasi pemilih sangat lemah. Beberapa telah melaporkan sejumlah Tempat Pemungutan Suara benar-benar kosong selama dua hari terakhir.
Media massa yang mendukung penggulingan Mursi memuji upaya Al-Sisi yang mengumumkan penggulingannya, serta peta politik yang diumumkannya setelah penggulingan tersebut, di mana Ikhwanul Muslimin ditetapkan sebagai organisasi teroris saat itu.
menurut media itu, media massa melakukan kampanye propaganda massal untuk mencitrakan kepada rakyat Mesir bahwa Mursi dan kelompok Islamnya adalah teroris, dan bahwa Al-Sisi datang untuk menyelamatkan negara dari terorisme itu.(mina)
Wallahu A‘lam.
Sejumlah penyiar berita terkenal dan presenter televisi menyerukan hukuman bagi siapa pun yang tidak mengambil bagian dalam pemilu. Sebagian lain menyerukan menuntut mereka ke pengadilan dan menggambarkan mereka sebagai pengkhianat, media pemantau Timteng Middle East Monitor sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Sejak pengumuman penggulingan presiden demokrasi pertama Mesir Muhamad Mursi pada Juli 2013, media-media yang menentang pemerintah kudeta ditutup karena dianggap mendukung kegiatan “terorisme”, termasuk Al-Jazeera berbahasa arab yang kemudian para wartawannya pun ditahan.
Pemerintah yang didukung militer memperpanjang pemilihan presiden untuk hari ketiga karena pemilih di dua hari pertama sangat rendah. Pengumuman datang bahkan setelah hari kedua pemungutan suara dinyatakan sebagai hari libur nasional dalam rangka memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan suara mereka.
Sebagai tanggapan, presenter televisi terkenal Tawfiq Okasheh bertanya kepada para pemirsa, “Apa yang harus saya lakukan untuk membuat Anda berubah? Haruskah aku mencium kaki Anda, Apa yang Anda ingin saya lakukan? Melepaskan pakaian saya dan pergi keluar dengan telanjang supaya Anda mengerti [bahwa pemungutan suara penting]? ”
“Saya akan meminta [pemerintah] untuk memotong listrik,” ia melanjutkan, “untuk menghentikan AC, memaksa Anda untuk pergi keluar dari rumah Anda dan turun ke jalan [untuk memilih],” tambahnya.
Presenter acara perempuan dan penyiar Lamis Al-Hadidi menyesalkan Mesir karena membutuhkan hak suara lebih tinggi untuk mengatakan kepada dunia terpilihnya Al-Sisi adalah atas kehendak rakyat.
Mustafa Al-Bakri, komentator televisi lain yang terkenal, menyerukan warga memberikan hak suara mereka dalam rangka memberikan kekuatan kepada Al-Sisi. “Siapa saja yang tidak memilih maka dia telah memberikan ciuman kehidupan kepada para teroris,” ancamnya melanjutkan, “Mereka yang tidak keluar (rumah) adalah pengkhianat, pengkhianat, pengkhianat yang menjual negeri ini.”
Menurut laporan Reuters, beberapa wartawan menyuarakan hal yang sama, menyerukan para warga agar melaksanakan tugas nasional mereka “untuk melindungi negara dari ancaman Ikhwanul Muslimin”.
Dua saluran televisi Mesir mengumumkan siapa pun yang tidak memilih akan didenda dan mereka akan diserahkan kepada jaksa penuntut umum, yang akan mengambil tindakan hukum terhadap mereka.
Surat kabar Palestina Al-Quds mencatat media massa Mesir diwajibkan menghasut warga untuk mengambil bagian dalam pemilihan karena tingkat partisipasi pemilih sangat lemah. Beberapa telah melaporkan sejumlah Tempat Pemungutan Suara benar-benar kosong selama dua hari terakhir.
Media massa yang mendukung penggulingan Mursi memuji upaya Al-Sisi yang mengumumkan penggulingannya, serta peta politik yang diumumkannya setelah penggulingan tersebut, di mana Ikhwanul Muslimin ditetapkan sebagai organisasi teroris saat itu.
menurut media itu, media massa melakukan kampanye propaganda massal untuk mencitrakan kepada rakyat Mesir bahwa Mursi dan kelompok Islamnya adalah teroris, dan bahwa Al-Sisi datang untuk menyelamatkan negara dari terorisme itu.(mina)
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com