Tarqiyah : Izinkan saya menyampaikan fakta fakta yang tidak akan bisa disanggah oleh siapapun walaupun PDIP sendiri dan para pengagumnya. Sebelum menyampaikan fakta fakta PDIP, saya ingin bertanya kepada seluruh pembaca, APAKAH PRESTASI TERHEBAT DAN SPETAKULER PDIP pada kepemimpinan Megawati untuk Indonesia?Dapat dipastikan, semua akan mengatakan: NYARIS tidak terdengar atau tidak ada yang bisa dibanggakan rakyatnya sendiri. Kalau jualan kata kata memang hebat PDIP apalagi bermain opini. Kegagalan demi kegagalan sudah sering dirasakan PDIP yang dulu bernama PDI. Sejarah mencatat PDIP melalui Megawati saat menjadi Presiden gagal dalam mengelola aset negara yaitu dengan menjual ke pihak asing termasuk privot salah satunya. Berikutnya adalah kegagalan PDIP melalui Jokowi memenuhi janji janjinnya di DKI. Apakah publik menyatakan, bahwa macet sudah terurai?tidak!apakah publik sudah menyatakan penanganan banjir sudah memadai?tidak!yang dibanggakan pendukung Jokowi hanya pembangunan waduk pluit, itupun sebenarnya hal yang biasa.
Menurut Gus Najih (Ulama NU) dalam sejarah PDIP:
Memiliki Sikap: anti Islam PDIP seperti (1) UU Pendidikan mereka walk out, (2) UU Bank Syariah, (3) UU Ekonomi Syariah mereka tidak setuju, (4) UU Pornografi juga mereka tidak setuju. kemudian (5) sekarang UU Jaminan Produk Halal untuk makanan dan obat-obatan mereka juga tidak setuju.
Membangun Indonesia tidak membutuhkan hanya popularitas tapi profesionalisme, kejujuran dan kearifan. Bagaimana mungkin PDIP bersama Jokowi akan bisa merubah Indonesia, jika seluruh yang dihembuskan dan dinampakkan di publik hanya polesan dan warna warni media tapi kenyataanya tidak demikian.
Lihatlah fakta fakta berikut, bagaimana dalam sepanjang sejaran PDIP melalui fraksi dan orang orang didalamnya sangat anti dengan produk hukum yang sejatinya untuk kepentingan banyak pihak dan nasionalisme.
Pertanyaan saya adalah?apakah konsep nasionalisme PDIP?Jika PDIP benar benar membawa jargon Bung Karno seharusnya prilaku dan pemikiranya tidak seperti sekarang. Tidak ada kejelasan sudut pandang dan mentalitas yang pasti dalam memandang Indoensia sebagai negara satu kesatuan yang heterogen.
Bung Karno hanya dijual foto fotonya untuk mengelabui rakyat, pada saat yang sama seluruh spirit, sikap dan pemikiran Bung Karno di Buang Jauh Jauh.
Lalu apa yang mau di jual PDIP dan Jokowi dalam pilpres nanti?
Oleh :Saefuddin Sae
Wallahu A‘lam.
Menurut Gus Najih (Ulama NU) dalam sejarah PDIP:
Memiliki Sikap: anti Islam PDIP seperti (1) UU Pendidikan mereka walk out, (2) UU Bank Syariah, (3) UU Ekonomi Syariah mereka tidak setuju, (4) UU Pornografi juga mereka tidak setuju. kemudian (5) sekarang UU Jaminan Produk Halal untuk makanan dan obat-obatan mereka juga tidak setuju.
Membangun Indonesia tidak membutuhkan hanya popularitas tapi profesionalisme, kejujuran dan kearifan. Bagaimana mungkin PDIP bersama Jokowi akan bisa merubah Indonesia, jika seluruh yang dihembuskan dan dinampakkan di publik hanya polesan dan warna warni media tapi kenyataanya tidak demikian.
Lihatlah fakta fakta berikut, bagaimana dalam sepanjang sejaran PDIP melalui fraksi dan orang orang didalamnya sangat anti dengan produk hukum yang sejatinya untuk kepentingan banyak pihak dan nasionalisme.
Pertanyaan saya adalah?apakah konsep nasionalisme PDIP?Jika PDIP benar benar membawa jargon Bung Karno seharusnya prilaku dan pemikiranya tidak seperti sekarang. Tidak ada kejelasan sudut pandang dan mentalitas yang pasti dalam memandang Indoensia sebagai negara satu kesatuan yang heterogen.
Bung Karno hanya dijual foto fotonya untuk mengelabui rakyat, pada saat yang sama seluruh spirit, sikap dan pemikiran Bung Karno di Buang Jauh Jauh.
Lalu apa yang mau di jual PDIP dan Jokowi dalam pilpres nanti?
Oleh :Saefuddin Sae
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com