Tarqiyah : JAKARTA - Untuk membebaskan Palestina, apakah harus membereskan Syiah terlebih dahulu?
Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina, demikian disampaikan sejarawan dan cendekiawan Islam asal Mesir DR Raghib As-Sirjani usai mengisi acara di panggung utama IBF, Sabtu (1/3) lalu.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah, red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani kepada para wartawan seperti dikutip hidayatullah.com, Selasa (4/3).
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan: ‘Mana lebih dahulu, membebaskan Palestina atau mengurus Syiah.’
Menurutnya, Shalahuddin saat itu meyakini, bahwa tidak bisa membebaskan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Sebelumnya Raghib meyakini bahwa umat Islam dengan Syiah mustahil bisa bersatu, mengingat perbedaan keduanya, terutama dalam akidah, sangat jelas.. (hidayatullah.com)
Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina, demikian disampaikan sejarawan dan cendekiawan Islam asal Mesir DR Raghib As-Sirjani usai mengisi acara di panggung utama IBF, Sabtu (1/3) lalu.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah, red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani kepada para wartawan seperti dikutip hidayatullah.com, Selasa (4/3).
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan: ‘Mana lebih dahulu, membebaskan Palestina atau mengurus Syiah.’
Menurutnya, Shalahuddin saat itu meyakini, bahwa tidak bisa membebaskan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Sebelumnya Raghib meyakini bahwa umat Islam dengan Syiah mustahil bisa bersatu, mengingat perbedaan keduanya, terutama dalam akidah, sangat jelas.. (hidayatullah.com)
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Untuk membebaskan Palestina, apakah harus membereskan Syiah terlebih dahulu?
Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina, demikian disampaikan sejarawan dan cendekiawan Islam asal Mesir DR Raghib As-Sirjani usai mengisi acara di panggung utama IBF, Sabtu (1/3) lalu.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah, red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani kepada para wartawan seperti dikutip hidayatullah.com, Selasa (4/3).
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan: ‘Mana lebih dahulu, membebaskan Palestina atau mengurus Syiah.’
Menurutnya, Shalahuddin saat itu meyakini, bahwa tidak bisa membebaskan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Sebelumnya Raghib meyakini bahwa umat Islam dengan Syiah mustahil bisa bersatu, mengingat perbedaan keduanya, terutama dalam akidah, sangat jelas.. (hidayatullah.com)
- See more at: http://salam-online.com/2014/03/sejarawan-mesir-shalahuddin-al-ayyubi-usir-syiah-dulu-baru-bebaskan-palestina.html#sthash.TILd1f58.M0w8KfYl.dpuf
Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina, demikian disampaikan sejarawan dan cendekiawan Islam asal Mesir DR Raghib As-Sirjani usai mengisi acara di panggung utama IBF, Sabtu (1/3) lalu.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah, red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani kepada para wartawan seperti dikutip hidayatullah.com, Selasa (4/3).
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan: ‘Mana lebih dahulu, membebaskan Palestina atau mengurus Syiah.’
Menurutnya, Shalahuddin saat itu meyakini, bahwa tidak bisa membebaskan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Sebelumnya Raghib meyakini bahwa umat Islam dengan Syiah mustahil bisa bersatu, mengingat perbedaan keduanya, terutama dalam akidah, sangat jelas.. (hidayatullah.com)
- See more at: http://salam-online.com/2014/03/sejarawan-mesir-shalahuddin-al-ayyubi-usir-syiah-dulu-baru-bebaskan-palestina.html#sthash.TILd1f58.M0w8KfYl.dpuf
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Untuk membebaskan Palestina, apakah harus membereskan Syiah terlebih dahulu?
Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina, demikian disampaikan sejarawan dan cendekiawan Islam asal Mesir DR Raghib As-Sirjani usai mengisi acara di panggung utama IBF, Sabtu (1/3) lalu.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah, red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani kepada para wartawan seperti dikutip hidayatullah.com, Selasa (4/3).
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan: ‘Mana lebih dahulu, membebaskan Palestina atau mengurus Syiah.’
Menurutnya, Shalahuddin saat itu meyakini, bahwa tidak bisa membebaskan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Sebelumnya Raghib meyakini bahwa umat Islam dengan Syiah mustahil bisa bersatu, mengingat perbedaan keduanya, terutama dalam akidah, sangat jelas.. (hidayatullah.com)
- See more at: http://salam-online.com/2014/03/sejarawan-mesir-shalahuddin-al-ayyubi-usir-syiah-dulu-baru-bebaskan-palestina.html#sthash.TILd1f58.M0w8KfYl.dpuf
Wallahu A‘lam.Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina, demikian disampaikan sejarawan dan cendekiawan Islam asal Mesir DR Raghib As-Sirjani usai mengisi acara di panggung utama IBF, Sabtu (1/3) lalu.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah, red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani kepada para wartawan seperti dikutip hidayatullah.com, Selasa (4/3).
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan: ‘Mana lebih dahulu, membebaskan Palestina atau mengurus Syiah.’
Menurutnya, Shalahuddin saat itu meyakini, bahwa tidak bisa membebaskan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Sebelumnya Raghib meyakini bahwa umat Islam dengan Syiah mustahil bisa bersatu, mengingat perbedaan keduanya, terutama dalam akidah, sangat jelas.. (hidayatullah.com)
- See more at: http://salam-online.com/2014/03/sejarawan-mesir-shalahuddin-al-ayyubi-usir-syiah-dulu-baru-bebaskan-palestina.html#sthash.TILd1f58.M0w8KfYl.dpuf
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com