Kenapa PKS Dibenci dan Dimusuhi

Tarqiyah : 16 Maret 2014 Gelora Bung Karno dipenuhi lebih dari 150 ribu masa kader dan simpatisan partai bernomer urut 3 dalam waktu kurang dari 1 jam. Mereka mengerumuni GBK dalam rangka memenuhi hajatan besar 5 tahunan yaitu kampanye terbuka. Masa melangkah ke GBK dengan tertib dan penuh bahagia, tidak ada terlihat dari wajah mereka kelelahan dan kepayahan walaupun harus menempuh perjalanan jauh dari berbagai penjuru Jakarta. Semangat mereka tetap menggelora untuk kemenangan pemilu 9 April 2014 terutama untuk merebut suara ibu kota.

Disela sela ratusan ribu masa tersebut juga terdengar jelas orasi presiden partai nomer urut 3, bahwa PKS sekarangpada fase menuju Istana setelah melalui masa sulit selama setahun yaitu terjeburnya pimpinan mereka kesumur kasus hukum yaitu korupsi karena kebencian rival rivalnya. Pihak yang tidak nyaman dengan kehadiran PKS untuk eksis di negeri agraris ini dalam panggung politik tentu melakukan berbagai cara agar PKS kerdil, jika perlu mereka mengupayakan untuk hadir dipanggung politik.

Mereka bersatu padu menghimpun kekuatan baik pemikiran dan modal bahkan opini untuk mendeskreditkan partai potensial berkembang dalam waktu sangat panjang ini di Indonesia. Bahkan menjelang pelaksanaan kampanye di GBK 16 Maret kemarin, berbagai partai menggelontorkan dana kemasyarakat agar tidak memenuhi GBK dengan dialihkan ke tempat lain. Ironisnya bus bus yang sudah di pesan untuk keberangkatan ke GBK yang statusnya sudah dibooking PKS senggaja dibatalkan oleh pihak agen bus karena sudah dibayar jauh lebih mahal dibandingkan harga sesungguhnya dari pasaranya. TERNYATA GELORA BUNG KARNO TUMPAH RUANG DENGAN KADER DAN SIMPATISAN.

Kebencian Politik dan Idiologi

Tidak hanya berhenti sampai disitu, setelah lebih dari 150 masa memadati GBK dalam upaya spirit kemenangan pemilu 2014 pasca acara pemberitaan yang muncul dimedia sangat minimalis dan tidak mengekplorasi subtansi dari pidato presiden partai yang sangat nasionalis dan penuh prihatinya melihat situasi Indonesia saat ini justru yang muncul berita negatif. Salah satu statemen menarik dan membuat kita merinding adalah, ” bahwa jika Indonesia ingin maju, diperhitungkan dan menjadi bangsa yang besar dimata dunia, maka harus dipimpin oleh orang orang yang di dalam pemikiran dan sikapnya berkarakter Indonesia dan harus mencintai Indonesia sepenuhnya”. Seolah olah media juga tidak sadar melakukan kebohongan publik atas pemberitaan terkait realita partai politik, mungkin pemeberitaanya akan jauh lebih obyektif, proporsional dan menarik jika media mendapatkan kompensasi uang dari partai dalam jumlah yang sangat besar.

Ada 3 alasan besar mengapa partai partai lain beserta media sangat ketakutan jika PKS eksis dalam panggung politik nasional:

Pertama, dalam falsafah dasar perjuangan PKS yang termaktup dalam rencana untuk Indonesia jangka panjang, PKS menggariskan dengan tegas bahwa masyarakat harus merasakan, memahami dan menyadari dengan  baik arti dan tujuan berpolitik. Atas dasar tersebut PKS melalui kader kadernya yang semakin masif jumlah dan pemikiran idiologinya mampu menempus ruang ruang pemikiran kosong masyarakat untuk melakukan pencerdasan politik. Jika sukses dalam target ini, maka PKS akan marauk keuntungan jangka panjang signifikan yaitu pemilih solid dan idiologis. Hal ini tidak sulit untuk dilakukan PKS karena memiliki modal dasar yang jauh lebih bagus dibandingkan partai lain yaitu soliditas, pekerja dan memiliki jaringan kuat.

Kedua, Kepentingan ekonomi, politik dan sosial asing terhadap Indonesia tidak bisa dielakkan. Intervensi politik, ekonomi dan sosial sudah ratusan tahun yang lalu dilakukan para penjajah walaupun berdahlih pengusaan geografis dan ekonomi, namun mereke para penjajah juga mengemban misi penyebaran idologis. Asing kemudian menghadiahi kemerdekaan untuk Indonesia melalui Soekarno, namun dengan syarat.Syarat tersebut melekat dalam kebijakan politik dan ekonomi Indonesia, siapapun presidenya. Ini fakta sejarah yang tidak pernah mengemuka dengan baik dimasyarakat Indonesia, oleh sebab itu Indonesia selalu dalam kendali asing dari berbagai hal yaitu melalui politisi politisi anak negeri namun pemikiran dan loyalitasnya cenderung terhadap asing dalam berbagai hal. Kehadiran PKS yang jelas garis perjuanganya untuk Indonesia yang tidak mampu diintervensi asing dari awal berdirinya, membuat kepentingan asing di Indonesia akan terusik dan para pecundang yang mengatasnamakan cinta Indonesia dan rakyatnya akan terusik juga.PKS ingin memimpin dengan otak dan karakter ke Indonesiaan bukan asing, sehingga kecintaan untuk membangun Indonesia didasarkan realita dan keinginan keinginan masarakat bukan asing.

Ketiga, para pengamat mengatakan, bahwa PKS merupakan partai yang akan tumbuh dan terus bergerak posistif dalam waktu jangka panjang karena memiliki kekuatan SDM dan organisasi yang handal dan masif. Dengan modal dasar ini PKS bisa melalukan pekerjaan pekerjaan politik dan agenda kerjanya dengan efektif dan lancar karena tidak menemui habatan pertumbuhan kader dan soliditasnya. Sementara partai lain harus menghandalkan uang dalam jumlah besar untuk menjaga stamina pemilih dan pengurusnya dari berbagai level, perntanyaanya adalah dari manakah uang sebasar itu untuk memenuhinya?. Inilah pertarungan politik yang sesungguhnya yang dihadapi PKS terhadap partai politik yang lain. Kemampuan untuk bertahan dan tetap kuat dalam berperang jauh lebih pendting dibandingkan kemampuan logistiknya.Tentu, dengan trend posistif ini kepentingan partai lain untuk melakukan niat jahatnya terhadap Indonesia akan semakin sulit ditempuh karena ada faktor control dari PKS. Itulah mereka tidak menginginkan PKS besar.

Kempat, PKS selain memilki jumlah kader yang solid dan kuat juga memiliki lapis generasi politik yang masih sangat muda berbagai lapis kepemimpinan. Potensi ini membuat energi perjalanan politik PKS jauh lebih besar dibandingkan partai lain yang diisi oleh kalangan sudah berusia/tua yang notabene didominasi generasi yang lahir pada masa Orla dan Orba sementara PKS generasinya lahir dan tumbuh pada masa Orba dan Reformasi. Hal ini tidak bisa terbendung oleh kekuatan politik manapun dalam situasi sesulit apapun yang menerpa PKS. Para pengamat mengatakan, “PKS ruh baru dalam tubuh Indonesia”.

Empat hal ini yang menjadi alasan kuat mengapa para rival rival PKS melakukan berbagai cara untuk mengahambat pergerakan dan opini positifnya di masyarakat. Namun, mereka (rival PKS) tidak pernah memperhitungkan dan berfikir bahwa kekuatan politik PKS bukan hanya didasari oleh keinginan keinginan material, namun juga didasari oleh keinginan kuat untuk mengembalikan Indonesia dari kepentingan kepentingan pihak lain yang tidak bertanggungjawab terhadap masa depan Indonesia. Jika, para penyandera dan rival politik PKS tersebut sadar tentang hal itu, maka mereka akan sangat menyelali atas sikapnya. Seharusnya seluruh partai menjadi satu kesatuan pemikiran dan sikap bahkan spiritnya untuk membangun Indonesia yang sesungguhnya bukan untuk menjual diri untuk kepentingan asing termasuk media dan politisinya.

Seharusnya, momentum pemilu 2014 ini menjadi sejarah utama seluruh partai politik untuk bersatu padu untuk mengembalikan Inonesia dari seluruh bentuk permasalahan yang mengambat kemajuanya bukan sebaliknya.

Itulah sebabnya opini negatif yang diarahkan ke PKS jauh lebih masif mendapat dukungan dari media dan para pengamat, pengusaha, politisi bahkan tokoh dari pada kenyataan negatif yang dilakukan partai partai lain terutama partai besar terhadap kasus kasus politik, hukum dan amoral yang dilakukanya. Bahkan berbagai cara ditempuh bagaimana agar realita politik posistif tidak tumbuh dengan baik.

Asing melalui kepala oran orang Indonesia dan kepentingan pihak lainya tidak menginginkan Indonesia kuat secara ekonomi, politik, sosial, idiologi dan hukum apalagi didalam demokrasi ada salah satu partai berupaya untuk membendung keinginan keinginanya.

Ketidakpastian masa depan Indonesia terlihat ketidakpastian tatanan perpolitikkan dan demokrasi yang diwarnai huru hara hukumdan politik yang mengarah bukan pada kepentingan rakyat, namun pribadi, golongan dan kelompok. Indonesia selalu menikmati masalah klasiknya yaitu kemiskinan dan hilangnya karakter sejatinya yaitu kesatuan cita cita dan perjuangan untuk rakyat karena pemikiran para politisisnya dinodai kepentingan asing.

 Wallahu A‘lam.

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

أحدث أقدم