Tarqiyah :
By: Junaedi Putra
sebenarnya sejak lama saya ingin menulis tentang masalah ini, namun saya khawatir jika tidak semua orang siap mengetahuinya. namun kemenangan demi kemenangan dalam setiap pilkada dan pilwalkot terus Allah berikan kepada PKS, dan insya Allah kemenangan itu juga Allah akan berikan kepada PKS di pemilu legislatif nanti.
ketika banyak kader PKS bergembira akan kemenangan yang beruntun pasca musibah besar yang menimpa PKS, maka hampir semua pertempuran politik dimenangkan oleh PKS.
namun izinkan saya memberikan sebuah fakta yang mungkin akan mencengangkan banyak kader PKS yang sebenarnya fakta ini sudah merupakan sunnatullah yang juga diisyaratkan dalam banyak ayat, namun ketiga euforiya kemenangan itu sedemikian besar maka umumnya sensitifitas dalam memfirasati zaman menjadi semakin mengendur, dan sinyal-sinyal Robbani makin "hilang sinyal" tertutup oleh percaya diri yang terus menerus.
ada 3 fakta dibalik setiap kemenangan ini yang perlu direnungkan oleh setiap kader PKS.
1. Pada setiap futuhat dalam dakwah selalu menghadirkan beban yang semakin berat.
ikhwah fillah perlu kita sadari bahwa kemenangan yang terus menerus Allah berikan lebih layak membuat kita menangis dari pada tertawa. karena pada hakikatnya kepemimpinan adalah amanah. dan menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan bagi rakyatnya.
menangnya PKS dibanyak wilayah pada kenyataannya adalah mengurangi waktu tidur kita, memperbanyak kerut diwajah kita, karena sejarah mengajarkan kepada kita bahwa ummat islam sanggup bertahan menghadapi siksaan untuk membela keimanan mereka, namun kaum muslimin justru mendapatkan ujian yang paling besar dalam urusan kepemimpinan.
pada kenyataannya PKS tidak sekadar membawa nama besar partai, namun membawa nama besar aktivis dakwah, bahkan membawa nama besar Islam pada saat yang bersamaan. maka sedikit saja kita melakukan kesalahan, "mata elang" pun siap menjadikan kita hidangan untuk disantap bersama sama dalam sebuah piring.
karenanya kita perlu ingat bahwa semakin besar amanah yang Allah berikan kepada kita selayaknya membuat kita semakin dekat kepada Allah, semakin takut akan adzab Allah, dan semakin berharap bantuan hanya kepada Allah.
tidak layak orang yang menjadi pemimpin tilawahnya sama dengan rakyat biasa,
amalnya harus diatas orang awam. sesuatu yang bagi orang awam merupakan kewajiban, maka bagi kita harus sudah menjadi tabi'at yang melekat, sesuatu yang bagi orang awam merupakan sunnah, maka bagi kita seharusnya menjadi kebutuhan. karena dalam setiap ibadah itu merupakan bekal bagi setiap muslim terlebih lagi bagi setiap aktivis da'wah yang sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. jika sebaliknya, semakin banyak amanah justru makin jauh dari Allah maka wallahi itu adalah sinyal pertama menuju kehancuran
tidak layak orang yang dipercaya dengan banyak amanah air matanya begitu mahal untuk keluar menangisi dosanya. orang yang paling dekat kepada Allah adalah orang yang paling mudah menangisi dosanya. sensitifitasnya tinggi pada semua hal yang berkaitan dengan dosa yang dengannya ia berlari dari semua hal yang haram, dan ia sangat sensitif dengan kelalaian dari mendapat pahala. masih ingat kisah Umar saat terlambat sholat berjama'ah? ia hukum dirinya sendiri, tak perlu tunggu ditegur. itulah maqom pemimpin. urusannya bukan lagi dengan manusia, tapi langsung kepada Allah. gambaran tentang surga dan neraka begitu melekat di kepalanya, itulah maqom pemimpin.
dan tidak layak orang yang menjadi pelayan ummat jika tidak menjadikan Allah sebagai satu-satunya dzat tempat berharap, apapun yang ia hajatkan maka Allahlah tempat ia melarikan diri.
suatu ketika syaikh Hasan Al Hudaibi bertanya kepada salah satu kader, "sudah berapa juz tilawahmu hari ini?" ia menjawab "satu juz". Syaikh Hasan Al Hudaibi berubah mukanya dan bertanya dengan heran "apa yang menghalangimu untuk mengkhatamkan 10 juz per hari?"
masya Allah, tentunya tilawah beliau lebih banyak lagi dari itu. itulah potret kader dakwah yang sadar akan amanah yang dipikulnya.
2. Membesarnya jama'ah memungkinkan kaum munafiqin menyusup kedalam barisan dakwah.
hal yang paling kita khawatirkan bukan serangan musuh dari luar, namun keberadaan kaum munafiqin dalam jama'ah dakwah. mereka bisa masuk dengan berbagai motivasi, dengan berbagai cara, dan dari berbagai latar belakang. faktanya dihampir setiap episode sejarah yang membuat Rasulullah sedih disebabkan kelakuan kaum munafiqin. memfitnah Istri nabi, memecah belah pasukan, menghasut kaum muslimin, menebar desas desus, sampai membocorkan rahasia kaum muslimin terus dilakukan oleh kaum munafiq.
dan perlu diingat, justru keberadaan kaum munafiq itu pada saat dimana jama'ah dakwah mulai membesar.
modusnya selalu sama. melemahkan, menghasut, dan memecah belah.
kaum munafiqin disetiap zaman selalu sama cirinya dengan yang Allah gambarkan dalam Al qur'an dan juga ada dalam sejarah rasul.
menjadi PR kita semua adalah bagaimana cara kita menghadapi mereka.
3. Tribulasi semakin membesar bersamaan membesarnya jama'ah dakwah.
kita perlu ingat bahwa proses masuknya Nabi yusuf dalam pemerintahan merupakan proses naik turun dan pasang surut. jadi jangan bermimpi jika badai itu tidak akan kembali setelah sebelumnya menerpa kita. bisa jadi badai itu kembali dengan kekuatan yang lebih besar.
syaikh Muhammad assanadi berkata "jika kalian belum merasakan dinginnya lantai penjara, rumah kalian digeledah, nama baik kalian dihancurkan, dan berbagai jenis penyiksaan maka engkau belum memahami dakwah yang sebenarnya."
beliau mengatakan hal ini karena beliau telah merasakan semua itu, bukan merupakan parameter, namun paling tidak kita perlu memahami bahwa konsekuensi dari dakwah yang memasuki wilayah kekuasaan pasti bersinggungan dengan kepentingan kaum kufar. dan disitulah pasti muncul makar.
Rasulullah pun mengalami pemboikotan, penghinaan, penganiayaan, dan berbagai bentuk makar lainnya.
jadi silakan pikirkan kemungkinan terburuk dari konsekuensi atas amanah ini.
bisa jadi suatu saat PKS dibubarkan dengan isu terlibat jaringan teroris dengan bukti yang dibuat-buat. atau jika itu tak berhasil dan bahkan mengantarkan PKS ke tampuk presiden maka bisa jadi saat PKS berada pada jabatan tertinggi mereka akan mengkudeta dan menangkapi seluruh aktivisnya, lalu memenjarakannya di penjara dengan berbagai siksaan yang tak manusiawi.
jika memilih untuk bertahan diluar tanpa senjatapun mereka akan terus membuat makar seolah-olah PKS bersenjata dan dengan alasan itu PKS akan dibantai dan tempat pembantaiannya akan menjadi ladang pemakaman masal yang tercatat dalam sejarah.
saya tidak sedang mengada-ada, tapi saya ingin memberikan sebuah penyadaran bahwa jalan yang kita pilih ini bukan jalan yang bertabur bunga dan kesturi yang dikanan kirinya berhiaskan sanjung puji, dakwah ini adalah jalan yang dipenuhi onak dan duri, yang didalamnya banyak caci maki, agar para aktivisnya tidak bergantung kepada selain Allah.
terlalu sering kita bicara kemenangan dakwah, maka kini saatnya kita menyadari konsekuensi dari kemenangan itu.
siapkah kita?
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com