Tarqiyah : ERBIL -- Banyak pengungsi Suriah yang baru-baru ini mengalir ke Wilayah Otonomi Kurdi di Irak Utara merindukan perdamaian di negara mereka.
"Hidup di kamp pengungsi tidak seperti di rumah sendiri, meskipun saudara kami di Kurdistan sangat baik hati dan menyediakan banyak kebutuhan dasar yang kami perlukan," kata Kurdo Kurdstani, pengungsi Suriah yang berusia 55 tahun di Kamp Pengungsi Kawergost, sekitar 50 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Wilayah Kurdi, Erbil.
Kamp Pengungsi Kawergost, yang didirikan belum lama ini oleh Pemerintah Kurdistan Irak melalui kerja sama dengan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), sekarang menampun sebanyak 15.000 pengungsi Suriah.
Menurut UNHCR, sedikitnya 45 ribu pengungsi Suriah memasuki Wilayah Kurdi Irak dalam arus pengungsi baru-baru setelah pemerintah regional pada 15 Agustus memutuskan untuk membuka perbatasan buat mereka, sehingga meningkatkan jumlah pengungsi Suriah di Irak jadi sebanyak 200 ribu.
"Saya berharap saya bisa pulang ke rumah saya, jadi saya menyeru masyarakat internasional agar segera campur tangan guna menemukan penyelesaian bagi konflik di negeri saya," kata Kurdstani, seperti dilansir Xinhua, Selasa (27/8).
Sementara itu, Abu Shireen, seorang pengungsi lain, mengatakan ia takkan meninggalkan harta dan rumahnya kalau bukan karena dipaksa menyelamatkan diri oleh pertempuran antara gerilyawan dan prajurit pemerintah di Suriah. "Saya meninggalkan semua yang saya punya cuma untuk menyelama nyawa anak-anak saya dan istri saya," katanya. "Saya benar-benar merindukan kebun saya, yang dulu biasa menjadi tempat saya selama berjam-jam mengurusnya."
Wallahu A‘lam.
"Hidup di kamp pengungsi tidak seperti di rumah sendiri, meskipun saudara kami di Kurdistan sangat baik hati dan menyediakan banyak kebutuhan dasar yang kami perlukan," kata Kurdo Kurdstani, pengungsi Suriah yang berusia 55 tahun di Kamp Pengungsi Kawergost, sekitar 50 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Wilayah Kurdi, Erbil.
Kamp Pengungsi Kawergost, yang didirikan belum lama ini oleh Pemerintah Kurdistan Irak melalui kerja sama dengan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), sekarang menampun sebanyak 15.000 pengungsi Suriah.
Menurut UNHCR, sedikitnya 45 ribu pengungsi Suriah memasuki Wilayah Kurdi Irak dalam arus pengungsi baru-baru setelah pemerintah regional pada 15 Agustus memutuskan untuk membuka perbatasan buat mereka, sehingga meningkatkan jumlah pengungsi Suriah di Irak jadi sebanyak 200 ribu.
"Saya berharap saya bisa pulang ke rumah saya, jadi saya menyeru masyarakat internasional agar segera campur tangan guna menemukan penyelesaian bagi konflik di negeri saya," kata Kurdstani, seperti dilansir Xinhua, Selasa (27/8).
Sementara itu, Abu Shireen, seorang pengungsi lain, mengatakan ia takkan meninggalkan harta dan rumahnya kalau bukan karena dipaksa menyelamatkan diri oleh pertempuran antara gerilyawan dan prajurit pemerintah di Suriah. "Saya meninggalkan semua yang saya punya cuma untuk menyelama nyawa anak-anak saya dan istri saya," katanya. "Saya benar-benar merindukan kebun saya, yang dulu biasa menjadi tempat saya selama berjam-jam mengurusnya."
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com