Tidak ada istilah "Fundamentalis" dalam Islam, apalagi "Teroris"

Tarqiyah :Istilah Fundamentalis pada mulanya lahir dari rahim Gereja Kristen Katolik Perancis. Menurut mereka, fundamentalis adalah kelompok yang pemikirannya kaku dan fanatik pada agama. Mereka memusuhi akal dan tidak menyukai majas (perumpamaan), dan penakwilan maupun peng-qiyas-an dalam menafsirkan ayat. Maka mereka melihat nash secara tekstual belaka.

Berikut ulasan Hujjatul Islam, Abu Hamid Al-Ghazaliy (Faishal at-tafriqah baina al-Islam wa az-zindiqah) tentang penafian Ahlu Jumud dari Islam:

"Setiap mazhab di dalam Islam pernah melakukan takwil (penakwilan nash) dan yang paling jarang melakukan takwil adalah Ahmad Bin Hanbal (164-241 H). Saya telah mendengar berita dari Imam-imam yang terpercaya di Baghdad, mereka mengatakan : Imam Ahmad pernah mentakwilkan tiga hadits, diantaranya bahkan ada yang terlalu jauh takwilnya.

Sebab kenapa ia hanya menakwilkan tiga hadits tersebut adalah karena takwilannya tidak berlebihan dari logika.

Sementara Asy'ariyah dan Mu'tazilah, karena pembahasan mereka yang lebih banyak, mereka menakwilkan banyak hal. Asy'ariyah menakwilkan banyak permasalahan Akhirat, tidak ada kondisi nash yang tidak ditakwilkan kecuali hanya sedikit. Sementara Mu'tazilah sangat berlebihan dalam mentakwil jika dibandingkan dengan Asy'ariyah ...)"


Istilah Ushuliyah (Fundalmetalisme) atau ahlu al-jumud, sebenarnya tidak ditemukan dalam Islam. Karena di dalam perkembangan Manuskrip Islam terdapat 4 unsur, ahlu at-tajdid, ahlu al-ijtihad, wa al-isdidlal wa al- istinbath. Jadi, apapun mazhabnya, tidak ada istilah jumud selama mereka punya empat unsur di atas. (M.Imarah- Majalah Al-Azhar edisi Sya'ban.)


Istilah (ushuliyah)  "fundamentalis" erat hubungannya dengan istilah "Muslimin" dan "Islamiyyin".

Menurut Dr. Muhammad Imarah, yang dimaksud dengan Muslimin adalah muslim 'awwam, sementara yang dimaksud dengan "Islamiyyin" adalah mereka yang berusaha mempertemukan Islam dengan seluruh sendi kehidupan, ekonomi, sosial, maupun politik. Dan menjadikan Islam sebagai hulul (solusi) terhadap berbagai permasalahan hidup.

Pandangan dunia Barat terhadap Islam dan Fundamentalisme

Mantan Presiden Amerika Richard Nikson, pernah mengatakan bahwa Fundamentalis Islam adalah :
1. Mereka yang sangat membenci Barat dengan membuat pergerakan Islam
2. Mereka bermimpi untuk mengembalikan peradaban Islam di masa lampau dengan jalan membangkitkan spirit-nya lagi
3. Tujuan mereka hanya satu, menerapkan syariat Islam
4. Mereka mengatakan bahwa Islam adalah agama dan negara
5. mereka melihat pada masa lampau, sebagai "hidayah" dan jalan penerang menuju masa depan, maka mereka ini bukanlah orang yang menjaga perdamaian, namun mereka adalah "pemberontak" (revolusioner).

Bahkan Presiden demisioner Amerika G.W Bush secara terang-terangan telah menyatakan "perang salib" terhadap Islam, dan ia mengatakan bahwa Islam adalah "Fasyiyah" yang berarti wabah atau endemi yang mesti dibasmi.

Orang-orang yang dianggap "penjaga perdamaian" inilah yang pertama kali menyematkan istilah "fundamentalis" ataupun "teroris" terhadap Islam.

Thomas Friedman mengatakan, "Perang yang sesungguhnya di negara-negara Islam yang kita invansi adalah perang terhadap sekolah-sekolah Islam. Maka secepat mungkin setelah kita menaklukkan Bin Laden, setelah kita keluar dari Afganistan maka kita akan mulai perang terhadap kitab-kitab mereka (pemikiran)..., bukan lagi dengan tank-tank ..., hingga jika telah terbentuk generasi Islam yang baru yang mau menerima pemikiran politik kita, maka bersiaplah menyambut teman baru dari negeri-negeri Muslimin"

Fukuyama, ahli politik Amerika ternama mengungkapkan bahwa, pertentangan atau perang yang kita dapati sekarang bukanlah perang melawan terorisme semata, akan tetapi perang melawan aqidah Islam fundamentalis -"wabah atau endemik Islam"- yang berdiri menentang pembaharuan barat.

Seorang politikus Amerika Samuel. H berkata, "Yang kita inginkan saat ini adalah perang antar umat Islam sendiri, sampai nanti suatu saat Islam mau menerima pembaharuan yang kita buat berupa 'pemisahan agama dari negara'".

Sumber :
_New York Times, Amerika, dikutip dari al-Wathaniy- Kristen-Kairo 25-11-2001
-Majalah New York, Amerika, Desember 2001- Februari 2002


--------------
Jadi kalau ada umat Islam yang menyebut saudaranya sebagai "teroris" ataupun "fundamentalis" dan ia mengetahui kebenarannya, maka tidak salah kalau dikategorikan ke dalam kelompok Islam yang bernama "provokator".

Muhammad Zakaria D | Analis Dunia Islam di Pusat Kajian SINAI Mesir
 Wallahu A‘lam.


KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

أحدث أقدم