GemaDakwah :
Pemerintah Mesir langsung bereaksi dengan pernyataan Afrika Selatan ini. Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan, pernyataan itu sama saja pengkhianatan, bahkan pengabaian keinginan rakyat Mesir.
Wallahu A‘lam.
Penggulingan Muhammad Mursi dari kursi Presiden Mesir masih terus menuai
kecaman dari dunia internasional. Departemen Hubungan dan Kerja Sama
Internasional Afrika Selatan menolak kekerasan yang terjadi di Mesir,
termasuk penggulingan Mursi yang tidak konstitusional.
Tindakan tersebut, kata kementerian, melanggar piagam dan norma-norma
Uni Afrika. "Afrika Selatan bergabung dengan masyarakat untuk pembebasan
Presiden Mursi tanpa syarat, begitu pula tahanan politik lainnya sejak
perubahan yang tidak sesuai konstitusi,” ujar kementerian dalam
pernyataan resminya seperti dilansir Star Africa, Rabu (31/7).
Afrika Selatan juga sangat prihatin terhadap tingginya jumlah kematian
di antara pengunjuk rasa. Khususnya mereka yang berunjuk rasa menentang
penggulingan presiden yang terpilih secara demokratis. Kementerian
menambahkan, kekerasan melawan demonstrasi yang sah atau damai bukan
bagian dari demokrasi.
Pemerintah Mesir langsung bereaksi dengan pernyataan Afrika Selatan ini. Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan, pernyataan itu sama saja pengkhianatan, bahkan pengabaian keinginan rakyat Mesir.
Menurut Kemlu Mesir, pernyataan itu menjadi paradoks karena Mesir adalah
negara yang mendukung Afrika Selatan melawan apartheid. Tapi, Afrika
Selatan justru mengeluarkan pernyataan negatif dari usaha rakyat Mesir
menciptakan demokrasi (LOL. demokrasi apa?? -ed). “Pengunjuk rasa
menggunakan senjata api dan bom molotov,” kata Kemlu Mesir yang dikutip
dari al-Marsy al-Ayoum, Rabu (31/7). (ngawur tenan. sudah membantai
demonstran dusta pula. -ed)
Panglima Angkatan Darat Osama Askar menyatakan, saat ini kubu Islam
berusaha memecah belah tentara Mesir. Tapi, dia menegaskan mereka takkan
terpecah belah. “Pasukan bersenjata memiliki ikatan sangat kuat,” kata
dia.
Konflik Mesir sudah berlangsung sejak Mursi digulingkan pada 3 Juli lalu
dan mengakibatkan puluhan orang meninggal. Presiden Barack Obama
meminta senator Partai Republik untuk mengunjungi Mesir.
Dia meminta dua anggota senior John McCain dan Lindsey Graham untuk
bertemu dengan pemimpin militer dan Ikhwanul Muslimin untuk membicarakan
krisis di negeri itu. Seperti dikutip Aljazirah, Graham mengatakan,
Obama meminta dia dan McCain berangkat ke Mesir pekan depan.
Graham menambahkan, baik dia maupun McCain memiliki tujuan untuk
menyampaikan pesan kuat bahwa Mesir harus berada pada kontrol sipil.
Militer, menurut dia, harus memberikan jalan bagi negeri itu guna
menyelenggarakan pemilihan umum dan bergerak ke arah yang lebih inklusif
dan demokratis (ngomong apa nih? pemilu kan sudah, dan Mursi yang
menang secara demokratis, partai Ikhwan/FJP juga yang memenangkan pemilu
ed).
Dia juga menyatakan, menangkap oposisi, yaitu Ikhwanul Muslimin, makin
memperlihatkan kalau pemerintah sementara dan militer melakukan kudeta.
McCain menambahkan, dia dan Graham akan mencoba untuk membantu proses
rekonsiliasi di Mesir. “Kami memiliki kredibilitas dengan semua orang di
sana, semua faksi yang berbeda di sana,” kata dia. (ROL)
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com