Tarqiyah :Kairo. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo membuka “hotline” kontak bagi warga negara Indonesia (WNI) terkait dengan rencana demo besar oposisi anti-Presiden Mohamed Moursi pada Ahad, 30 Juni 2013.
“KBRI telah membuka hotline layanan masyarakat selama 24 jam untuk perlindungan WNI,” kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi, dalam perbincangan di Kairo, Kamis.
KBRI juga mengimbau seluruh WNI di negeri Piramida itu untuk tetap waspada dan menghindari tempat-tempat rawan unjuk rasa, terutama pada 30 Juni, katanya.
Jumlah WNI di Mesir saat ini berkisar 5.000 orang, sebagian besar adalah mahasiswa yang tersebar di Kairo dan beberapa provinsi lain, seperti Tanta, Mansourah, Souhad, Iskandariyah, dan Zakazik.
Menurut Dahlia, meskipun ada rencana demo besar di Kairo dan seluruh penjuru Mesir pada hari Ahad, 30 Juni, namun kantor KBRI akan tetap buka seperti biasa.
Hari Ahad di Mesir merupakan awal pekan hari kerja setelah libur akhir pekan pada Jumat dan Sabtu.
Sementara itu, masyarakat Mesir tampak harap-harap cemas menanti aksi demo besar tersebut pada 30 Juni, tepat satu tahun kekuasaan Presiden Moursi.
“Semua masyarakat merasa was-was, tidak ada jaminan demo 30 Juni akan berlangsung aman,” kata Ahmed Metwally, pemilik kedai kopi di dekat Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo.
Kecemasan Metwally ini tergambar pula dalam laporan surat kabar semi-pemerintah, Al Ahram, pada Rabu (26/6) yang melansir beberapa skenario kemungkinan terjadi pada 30 Juni dan sesudahnya.
Menurut koran itu, skenario itu antara lain, massa kemungkinan akan mengepung Istana Al Ettihadiyah, kantor dan kediaman resmi Presiden Moursi–berhari-hari untuk memaksa pengunduran diri presiden.
Di sisi lain, menjelang demo besar tersebut masyarakat dibuat panik dengan menghilangnya bahan bakar minyak (BBM) belakangan ini dan seringnya pemutusan hubungan listrik di sejumlah tempat.
Banyak stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Kairo tutup dalam beberapa hari ini dan hanya dibuka secara sporadis menyebabkan antrian panjang kendaraan bermotor.
Antrian panjang, antara lain terlihat di SPBU di Heliopolis yang dekat dengan Istana Presiden, juga SPBU di Jalan Yusuf Abbas, Sayyedah Zainab dan SPBU Mokaatm yang dijaga ketat oleh aparat keamanan.
Pengamat ekonomi dari Pusat Studi Strategis, Fouad Helmy, menduga kuat bahwa menghilangnya BBM menjelang demo besar tersebut dipermainkan oleh pengusaha besar perminyakan yang umumnya dekat dengan rezim di masa Presiden Hosni Mubarak. (msm/ant)
Wallahu A‘lam.
“KBRI telah membuka hotline layanan masyarakat selama 24 jam untuk perlindungan WNI,” kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi, dalam perbincangan di Kairo, Kamis.
KBRI juga mengimbau seluruh WNI di negeri Piramida itu untuk tetap waspada dan menghindari tempat-tempat rawan unjuk rasa, terutama pada 30 Juni, katanya.
Jumlah WNI di Mesir saat ini berkisar 5.000 orang, sebagian besar adalah mahasiswa yang tersebar di Kairo dan beberapa provinsi lain, seperti Tanta, Mansourah, Souhad, Iskandariyah, dan Zakazik.
Menurut Dahlia, meskipun ada rencana demo besar di Kairo dan seluruh penjuru Mesir pada hari Ahad, 30 Juni, namun kantor KBRI akan tetap buka seperti biasa.
Hari Ahad di Mesir merupakan awal pekan hari kerja setelah libur akhir pekan pada Jumat dan Sabtu.
Sementara itu, masyarakat Mesir tampak harap-harap cemas menanti aksi demo besar tersebut pada 30 Juni, tepat satu tahun kekuasaan Presiden Moursi.
“Semua masyarakat merasa was-was, tidak ada jaminan demo 30 Juni akan berlangsung aman,” kata Ahmed Metwally, pemilik kedai kopi di dekat Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo.
Kecemasan Metwally ini tergambar pula dalam laporan surat kabar semi-pemerintah, Al Ahram, pada Rabu (26/6) yang melansir beberapa skenario kemungkinan terjadi pada 30 Juni dan sesudahnya.
Menurut koran itu, skenario itu antara lain, massa kemungkinan akan mengepung Istana Al Ettihadiyah, kantor dan kediaman resmi Presiden Moursi–berhari-hari untuk memaksa pengunduran diri presiden.
Di sisi lain, menjelang demo besar tersebut masyarakat dibuat panik dengan menghilangnya bahan bakar minyak (BBM) belakangan ini dan seringnya pemutusan hubungan listrik di sejumlah tempat.
Banyak stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Kairo tutup dalam beberapa hari ini dan hanya dibuka secara sporadis menyebabkan antrian panjang kendaraan bermotor.
Antrian panjang, antara lain terlihat di SPBU di Heliopolis yang dekat dengan Istana Presiden, juga SPBU di Jalan Yusuf Abbas, Sayyedah Zainab dan SPBU Mokaatm yang dijaga ketat oleh aparat keamanan.
Pengamat ekonomi dari Pusat Studi Strategis, Fouad Helmy, menduga kuat bahwa menghilangnya BBM menjelang demo besar tersebut dipermainkan oleh pengusaha besar perminyakan yang umumnya dekat dengan rezim di masa Presiden Hosni Mubarak. (msm/ant)
Wallahu A‘lam.
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com