Sebuah keputusan berani ketika Hamas mengatakan tidak untuk meneruskan gencatan senjata dengan Israel, karena selama enam bulan pada gencatan senjata sebelumnya, Is-rael melakukan lebih dari 120 kasus penyeran-gan ke Ghaza. Namun Konyolnya negara-negara Arab bersikeras agar Hamas memper-panjang gencatan senjata yang jelas-jelas men-guntungkan Israel.
Sejarah berulang kembali ketika para penguasa kaum Muslimin yang hidup di zaman Perang Salib, hanya bisa menonton penyeran-gan pasukan salib terhadap Palestina dengan membantai 70.000 Muslim di kawasan al-Aqsha. Jangankan bergerak untuk memberi bantuan, malah mereka membangun hubungan baik dengan kerajaan salib.. Mungkin, hanya aktor sejarah saja yang berbeda antara zaman penjajahan salib dengan penjajahan Israel. Hanya segelintir negara Islam yang mendukung perjuangan perlawanan bangsa Palestina yang dipimpin oleh Hamas di Ghaza. Mereka yang tidak mendukung perjuangan malah membuat konspirasi untuk menghancurkan bangsa Pales-tina. Mereka tidak menyadari bahwa hari-hari itu akan berganti (QS.Ali Imran : 140). Fajar itu sudah mulai kelihatan dengan kemenangan Hamas dalam perang israel terakhir di Ghaza. Israel terancam hilangnya dukungan interna-sional yang kini beralih kepada Hamas. Dan mereka menggantungkan harapannya kepada pemimpin negara Arab untuk andil dalam mem-bungkam kebangkitan umat islam melalui pene-kanan-penekanan kepada gerakan pro pemba-haruan, agar menghambat berbagai fenomena kebangkitan umat. Dalam hal ini isu sentral Pal-estina yang dipimpin oleh Hamas disudutkan sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam perang Israel terhadap bangsa Palestina
di gaza. Alih-alih menuding israel, malah mereka menuding Hamas bersalah karena tidak mau mene-rima perpanjangan gencatan senjata. Di berbagai media, Hamas mengharapkan dukungan semua umat islam meskipun para pemimpinya ada yang tidak mendukung. Sebagai rakyat, kita merasa ber-dosa membiarkan saudara seiman dizhalimi oleh konspirasi yang jahat. Harapan itu masih ada. Jika Muhammad al-Fatih sudah membuka Konstantinopel pada abad 9 H, maka semua muslim menunggu pembukaan kota Roma. Siapa lagi kalu bukan kita yang akan mengungkap kebenaran hadits Nabi ten-tang pembukaan kota Roma ini. Tentu setelah terbit-nya fajar yang dinanti dengan bersatunya kita ‘ala qolbi rojulin wahid. Ya Reid. Wallahu a‟lam.
Ibnu Radinas*
Sejarah berulang kembali ketika para penguasa kaum Muslimin yang hidup di zaman Perang Salib, hanya bisa menonton penyeran-gan pasukan salib terhadap Palestina dengan membantai 70.000 Muslim di kawasan al-Aqsha. Jangankan bergerak untuk memberi bantuan, malah mereka membangun hubungan baik dengan kerajaan salib.. Mungkin, hanya aktor sejarah saja yang berbeda antara zaman penjajahan salib dengan penjajahan Israel. Hanya segelintir negara Islam yang mendukung perjuangan perlawanan bangsa Palestina yang dipimpin oleh Hamas di Ghaza. Mereka yang tidak mendukung perjuangan malah membuat konspirasi untuk menghancurkan bangsa Pales-tina. Mereka tidak menyadari bahwa hari-hari itu akan berganti (QS.Ali Imran : 140). Fajar itu sudah mulai kelihatan dengan kemenangan Hamas dalam perang israel terakhir di Ghaza. Israel terancam hilangnya dukungan interna-sional yang kini beralih kepada Hamas. Dan mereka menggantungkan harapannya kepada pemimpin negara Arab untuk andil dalam mem-bungkam kebangkitan umat islam melalui pene-kanan-penekanan kepada gerakan pro pemba-haruan, agar menghambat berbagai fenomena kebangkitan umat. Dalam hal ini isu sentral Pal-estina yang dipimpin oleh Hamas disudutkan sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam perang Israel terhadap bangsa Palestina
di gaza. Alih-alih menuding israel, malah mereka menuding Hamas bersalah karena tidak mau mene-rima perpanjangan gencatan senjata. Di berbagai media, Hamas mengharapkan dukungan semua umat islam meskipun para pemimpinya ada yang tidak mendukung. Sebagai rakyat, kita merasa ber-dosa membiarkan saudara seiman dizhalimi oleh konspirasi yang jahat. Harapan itu masih ada. Jika Muhammad al-Fatih sudah membuka Konstantinopel pada abad 9 H, maka semua muslim menunggu pembukaan kota Roma. Siapa lagi kalu bukan kita yang akan mengungkap kebenaran hadits Nabi ten-tang pembukaan kota Roma ini. Tentu setelah terbit-nya fajar yang dinanti dengan bersatunya kita ‘ala qolbi rojulin wahid. Ya Reid. Wallahu a‟lam.
Ibnu Radinas*
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com