MAKASSAR - Partai Keadilan Sosial
(PKS) berusaha membawa suasana keterbukaan dalam semangat kinerja
kadernya. Seluruh lapisan masyarakat hingga pelosok daerah dirangkulnya.
Pendekatan dengan semangat keterbukaan itu terlihat sepanjang rangkaian acara Rapat Koordinasi Nasional untuk Sulawesi dan Indonesia Timur. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bersilaturahim dengan ulama, masyarakat, hingga kader non Muslim. "Mesin partai itu ada pada kader di daerah," ujar Lutfi, Jumat (17/2).
Fakta tersebut membuatnya menjaga ikatan batin dengan ulama setempat. Seperti yang dilakukannya dengan menyalurkan bantuan bagi Yayasan Masjid al Markaz al Islamy, Makassar sebesar Rp 100 juta. Kedekatan di hati masyarakat pun dibinanya dengan memberikan sejumlah bingkisan bagi pasien jamkesmas, dokter, dan paramedik di RS Islam Faisal.
Direktur RSI Faisal, Prof dr Syarifuddin Wahid saat dikunjungi mengaku terkesan dengan kepedulian para kader partai berlambang bulan sabit dan padi ini. "Kita minta perhatian pihak di luar pemerintahan karena nasib rumah sakit Islam selalu terbatas karena tak ada subsidi,"jelas Syarifuddin. Padahal tugas RSI mengayomi para ulama selalu jadi prioritas utama. Sehingga uluran tangan dari pihak yang peduli keberlangsungan dakwah sangat diharapkannya.
Kembali Luthfi menelisik soal patron partainya yang tidak hanya pada patron islamisentris dan indonesiasentris sudah dalam bingkai platform PKS. Untuk itu, menurutnya, PKS adalah partai terbuka. "Alhamdulillah kita solid karena ikut memperjuangkan martabat bangsa dalam kebersamaan,"jelasnya.
Nilai keberagaman juga diterapkan PKS dengan meminang kader non Muslim. "Kita berharap ada harmonisasi antar umat beragama, kalau rukun artinya memaksa untuk mematuhi. Ini yang kita hindari,"jelas Luthfi. Untuk itu, pihaknya mengusulkan pada Dewan Pertimbangan Presiden terkait undang-undang yang mengatur kehidupan keberagamaan. Dia mengusulkan RUU Penataan Kehidupan Beragama sebagai aplikasi definisi harmonisasi tadi.
REPUBLIKA.CO.ID,
Pendekatan dengan semangat keterbukaan itu terlihat sepanjang rangkaian acara Rapat Koordinasi Nasional untuk Sulawesi dan Indonesia Timur. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bersilaturahim dengan ulama, masyarakat, hingga kader non Muslim. "Mesin partai itu ada pada kader di daerah," ujar Lutfi, Jumat (17/2).
Fakta tersebut membuatnya menjaga ikatan batin dengan ulama setempat. Seperti yang dilakukannya dengan menyalurkan bantuan bagi Yayasan Masjid al Markaz al Islamy, Makassar sebesar Rp 100 juta. Kedekatan di hati masyarakat pun dibinanya dengan memberikan sejumlah bingkisan bagi pasien jamkesmas, dokter, dan paramedik di RS Islam Faisal.
Direktur RSI Faisal, Prof dr Syarifuddin Wahid saat dikunjungi mengaku terkesan dengan kepedulian para kader partai berlambang bulan sabit dan padi ini. "Kita minta perhatian pihak di luar pemerintahan karena nasib rumah sakit Islam selalu terbatas karena tak ada subsidi,"jelas Syarifuddin. Padahal tugas RSI mengayomi para ulama selalu jadi prioritas utama. Sehingga uluran tangan dari pihak yang peduli keberlangsungan dakwah sangat diharapkannya.
Kembali Luthfi menelisik soal patron partainya yang tidak hanya pada patron islamisentris dan indonesiasentris sudah dalam bingkai platform PKS. Untuk itu, menurutnya, PKS adalah partai terbuka. "Alhamdulillah kita solid karena ikut memperjuangkan martabat bangsa dalam kebersamaan,"jelasnya.
Nilai keberagaman juga diterapkan PKS dengan meminang kader non Muslim. "Kita berharap ada harmonisasi antar umat beragama, kalau rukun artinya memaksa untuk mematuhi. Ini yang kita hindari,"jelas Luthfi. Untuk itu, pihaknya mengusulkan pada Dewan Pertimbangan Presiden terkait undang-undang yang mengatur kehidupan keberagamaan. Dia mengusulkan RUU Penataan Kehidupan Beragama sebagai aplikasi definisi harmonisasi tadi.
REPUBLIKA.CO.ID,
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com