Tashawuf
Oleh karena itu, karamah yang paling besar yang diperoleh seseorang adalah ketika mendapatkan taufik dari Allah swt. untuk menjalankan dakwah Islam, merasa cemburu terhadap kehormatan Allah, dan menjalankan amar makruf-nahi munkar, (Al-Mudzakkirat;18).
Yang perlu diprioritaskan dan didahulukan adalah mengamalkan wirid Al-Qur’an, kemudian setelah itu boleh menggunakan lafal-lafal yang sesuai dengan hukum-hukum agama, (Hal Nahnu Qaumun Amaliyyun: Ar-Rasail;86).
صوفية الجماعة تعني أننا نعلم أن أساس الخير طهارة
النفس ونقاء القلب، والمواظبة على العمل، والإعراض عن الخلق، والحب في
الله، والارتباط على الخير (2).
Sufi dalam pandangan Jamaah adalah bahwa kami mengetahui bahwasanya
pondasi kebaikan adalah kesucian jiwa, kebersihan hati, bersegera dalam
amal, berakhlak baik, cinta karena Allah dan bersemangat dalam melakukan
kebajikan, (Risalah Muktamar: Ar-Rasail;1/155 atau Al-Ushul;43).
إلا أننا نرى أن تجاوز السنة في التربية إلى مبالغات
لم ترد، وتحليل الأذواق والمواجيد، ومزج ذلك كله بعلوم الفلسفة والمنطق،
ليس من الدين في شيء (3).
Kami melihat bahwa melampaui batas sunnah dan ajaran agama dalam
upaya mentarbiyah atau melatih diri itu tidak ada dasar hukumnya.
Menggunakan firasat dan lintasan-lintasan, secara umum semua itu datang
dari filsafat dan ilmu mantiq. Tidak bagian dari agama sama sekali,
(Risalah Ta’alim: Ar-Rasail;1/270).
ومع إيمان الجماعة بجواز حصول الكرامات بشرائطها
الشرعية (4)، فإن أعظم كرامة يكرم بها عبد هي التوفيق لنشر دعوة الإسلام،
والغيرة على محارم الله، والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر (1).
Namun, Jamaah berkayakinan bolehnya mendapatkan karamah –kejadian
luar biasa yang Allah swt. berikan kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh
selain Nabi- dengan adanya syarat-syarat yang dibolehkan oleh syariat,
(Ar-Rasail;2/358).Oleh karena itu, karamah yang paling besar yang diperoleh seseorang adalah ketika mendapatkan taufik dari Allah swt. untuk menjalankan dakwah Islam, merasa cemburu terhadap kehormatan Allah, dan menjalankan amar makruf-nahi munkar, (Al-Mudzakkirat;18).
وتعتقد الجماعة أن الإلهام والخواطر والكشف والرؤى ليست من أدلة الأحكام الشرعية (2)،
Jamaah berkeyakinan bahwa ilham, lintasan-lintasan, kasyfu dan mimpi
bukan menjadi dalil-dalil hukum syariah, (Risalah Taalim:
Ar-Rasail;1/268).
وأن رؤية الرسول – صلى الله عليه وسلم – في اليقظة أو
المنام لا يقطع بحقيقتها إلا للصحابة الكرام الذين رأوه في حياته ويعلمون
صورته (3).
Adapun bermimpi bertemu dengan Nabi saw. dalam kondisi sadar atau
sedang tidur, tidak dihukumi pasti kebenarannya kecuali bagi para
sahabat yang mulia, karena hanya mereka yang melihat beliau secara
langsung dalam hidupnya dan mengetahui rupanya, (Abdul Halim;207).
وعليه يكون اعتبار هذه الالهامات عندما لا تصادم أحكام الدين ونصوصه (4) من المباحات، أما اعتبارها عند التصادم فمعصية (5).
Boleh dikatakan mimpi itu ilham jika tidak bertentangan dengan
hukum-hukum agama dan dalil-dalilnya dan itu dalam bidang yang mubah
atau dibolehkan. Adapun jika bertentangan dengan agama dan disebut
dengan ilham, maka penyebutan atau keyakian tersebut menjerumuskan pada
maksiat, (Abdul Halim;138-140).
وترى الجماعة أن إهمال القرآن جملة، والاكتفاء
بالأوراد والأحزاب والوظائف والصلوات التي وضعها الشيوخ ترك لكتاب الله
وإهمال لحقوقه، ولو كانت الأوراد لا تخالف ظاهر الشريعة. بل ينبغي أولاً
الاهتمام بكتاب الله، وبعد ذلك يمكن للإنسان أن يذكر الله بما شاء من الصيغ
التي تنطبق على أحكام الدين (1).
Jamaah melihat bahwa mengesampingkan Al-Qur’an secara umum dan merasa
cukup dengan wirid-wirid, dzikir-dzikir dan amalan-amalan yang dibuat
oleh syuyukh atau tokoh-tokoh, merupakan salah satu bentuk meninggalkan
Kitabullah dan menyepelekan hak-haknya, meskipun wirid-wirid itu secara
zhahir tidak bertabrakan dengan syariat.Yang perlu diprioritaskan dan didahulukan adalah mengamalkan wirid Al-Qur’an, kemudian setelah itu boleh menggunakan lafal-lafal yang sesuai dengan hukum-hukum agama, (Hal Nahnu Qaumun Amaliyyun: Ar-Rasail;86).
ولهذا فإن الذكر الإخواني أكثره آيات وأحاديث، وهو جانب على الإخوان إلزام أنفسهم به (2).
Oleh karena itu, dzikir Ikhwan lebih banyak bersumber dari Al-Qur’an
dan Hadits. Inilah yang dilazimkan Ikhwan untuk diri mereka sendiri,
(Al-Ma’tsurat: Ar-Rasail;1/337-378). bersambung …
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com