Teguran Syaikh Bakr Abu Zaid terhadap Syaikh Robi’ Al-Madkhali
(Dikutip secara ringkas dari http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=94 dengan sedikit penyesuaian redaksi. Bagi yang tidak puas bisa langsung mengklik situs yang saya sebutkan)
Setelah menulis buku yang penuh tuduhan dan caci maki terhadap Asy-Syahid Sayyid Quthub yang berjudul, “Adhwa` Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidati Sayyid Quthb wa Fikrih,” Syaikh Robi’ bin Hadi bin Umair Al-Madkholi meminta Syaikh DR. Bakr bin Abdillah Abu Zaid (anggota Hay`ah Kibar Al-‘Ulama di Saudi dan anggota Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta`) untuk memberikan kata pengantar bagi buku beliau tersebut. Namun, di luar dugaan, sebagai seorang ulama besar yang bijak dan berpengetahuan luas, Syaikh Bakr Abu Zaid dengan halus menolak memberikan kata pengantarnya.
Lalu, Syaikh Bakr pun menulis surat atau risalah kecil yang beliau beri judul “Al-Khithab Adz-Dzahabi” (surat emas) yang beliau tujukan kepada Syaikh Robi’. Di bawah ini adalah sebagian di antara yang beliau katakan dalam surat emas tersebut :
- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Dan di antara daftar isi tertulis ‘Perkataan Sayyid Quthub tentang Khalqul Qur`an dan Bahwa Kalam Allah adalah Ibarat dari Suatu Kehendak’… Akan tetapi, ketika saya membaca halaman-halaman yang disebutkan, saya tidak mendapatkan satu huruf pun yang di dalamnya menunjukkan bahwa Sayyid Quthub rahimahullahu Ta’ala mengatakan Al-Qur`an itu makhluk. Kenapa begitu mudahnya Anda melemparkan tuduhan takfir ini?”
- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Sungguh bergidik bulu kuduk saya ketika saya membaca daftar isi buku Anda, dimana tertera “Sayyid Quthub Membolehkan Orang Lain Selain Allah Untuk Membuat Syari’at.” Maka, saya pun segera membaca semua perkataan Sayyid dalam bukunya “Al-‘Adalah Al-Ijtima’iyyah,” dimana engkau menukil perkataannya; namun ternyata apa yang dikatakannya tidak layak untuk diberi judul yang sensasional seperti yang engkau lakukan. Taruhlah apa yang dikatakannya terdapat ibarat yang masih samar maknanya, tapi bagaimana engkau bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang mengafirkan? Engkau telah melenyapkan semua kebaikan yang telah dibangun oleh Sayyid Rahimahullah sepanjang hidupnya dan juga segala yang ditulis oleh pena-nya dalam rangka dakwah kepada Allah Ta’ala dalam masalah hukum dan syariat, dimana beliau menolak undang-undang buatan manusia serta berdiri tegak menentang kemungkaran ini.”
- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Di antara judul dalam daftar isi buku Anda juga tertulis, “Perkataan Sayyid tentang Kemakhlukan Al-Qur`an dan Bahwasanya Kalam Allah Adalah Ibarat dari Kehendak.” Akan tetapi, setelah saya baca halaman demi halaman yang disebutkan, ternyata saya tidak menemukan satu huruf pun yang menegaskan bahwa Sayyid Quthub Rahimahullah Ta’ala telah mengucapkan perkataan ini. Bagaimana engkau bisa semudah ini melemparkan tuduhan kafir kepada orang lain?!”
- Syaikh Bakr Abu Zaid juga berkata, “Dari segi bahasa yang digunakan, jika dibandingkan antara gaya bahasa buku Anda dan gaya bahasa (uslub) yang dipakai Sayyid Quthub Rahimahullah, maka ada ketimpangan di sana. Jika dilihat dari sisi Anda, maka gaya bahasa Anda seperti gaya bahasa anak i’dadi (persiapan bahasa pra sekolah) yang tidak sebanding dengan gaya bahasa seorang mahasiswa (maksudnya’ Sayyid Quthub) yang telah mendapatkan penghargaan tinggi tingkat internasional. Jadi, dalam hal ini, seharusnya ada kesepadanan kemampuan dalam ilmu sastra, kemampuan dalam balaghah, ilmu bayan, dan keindahan pemaparan dalam tulisan. Kalau tidak (maksudnya kalau tidak seimbang antara kemampuan bahasa Robi’ Al-Madkhali dan Sayyid Quthb), maka hancurkan saja pena Anda.
Di akhir surat, Syaikh DR. Bakr Abdullah Abu Zaid bepesan kepada Robi’ Al-Madkholi, “Dan pada penutup surat ini, sesungguhnya saya menasehatkan kepada Saudaraku yang terhormat fillah, agar mencabut percetakan buku “Adhwa` Islamiyyah.” Sesungguhnya, buku ini tidak boleh diterbitkan dan diedarkan, karena di dalamnya terdapat pelecehan yang amat berat dan pengaruh yang sangat besar terhadap para pemuda umat ini untuk terjerumus ke dalam perbuatan mencela ulama, mendiskreditkan ulama, meremehkan kemampuan mereka, dan melalaikan segala keutamaan mereka. Dan, maafkanlah saya –semoga Allah memberi berkah kepada Anda– jika saya agak keras dalam menggunakan istilah. Hal ini tak lain karena saya melihat pelecehan Anda yang sangat berat, dan karena rasa sayang saya kepada Anda, juga dikarenakan keinginan Anda yang begitu menggebu untuk mengetahui apa pendapat saya tentang buku Anda tersebut… Maka, pena saya pun menuliskannya sebagaimana yang telah lalu. Semoga Allah memberikan kebaikan kepada apa yang telah saya tulis dan kepada semuanya.” (Amin).
(Dikutip secara ringkas dari http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=94 dengan sedikit penyesuaian redaksi. Bagi yang tidak puas bisa langsung mengklik situs yang saya sebutkan)
Setelah menulis buku yang penuh tuduhan dan caci maki terhadap Asy-Syahid Sayyid Quthub yang berjudul, “Adhwa` Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidati Sayyid Quthb wa Fikrih,” Syaikh Robi’ bin Hadi bin Umair Al-Madkholi meminta Syaikh DR. Bakr bin Abdillah Abu Zaid (anggota Hay`ah Kibar Al-‘Ulama di Saudi dan anggota Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta`) untuk memberikan kata pengantar bagi buku beliau tersebut. Namun, di luar dugaan, sebagai seorang ulama besar yang bijak dan berpengetahuan luas, Syaikh Bakr Abu Zaid dengan halus menolak memberikan kata pengantarnya.
Lalu, Syaikh Bakr pun menulis surat atau risalah kecil yang beliau beri judul “Al-Khithab Adz-Dzahabi” (surat emas) yang beliau tujukan kepada Syaikh Robi’. Di bawah ini adalah sebagian di antara yang beliau katakan dalam surat emas tersebut :
- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Dan di antara daftar isi tertulis ‘Perkataan Sayyid Quthub tentang Khalqul Qur`an dan Bahwa Kalam Allah adalah Ibarat dari Suatu Kehendak’… Akan tetapi, ketika saya membaca halaman-halaman yang disebutkan, saya tidak mendapatkan satu huruf pun yang di dalamnya menunjukkan bahwa Sayyid Quthub rahimahullahu Ta’ala mengatakan Al-Qur`an itu makhluk. Kenapa begitu mudahnya Anda melemparkan tuduhan takfir ini?”
- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Sungguh bergidik bulu kuduk saya ketika saya membaca daftar isi buku Anda, dimana tertera “Sayyid Quthub Membolehkan Orang Lain Selain Allah Untuk Membuat Syari’at.” Maka, saya pun segera membaca semua perkataan Sayyid dalam bukunya “Al-‘Adalah Al-Ijtima’iyyah,” dimana engkau menukil perkataannya; namun ternyata apa yang dikatakannya tidak layak untuk diberi judul yang sensasional seperti yang engkau lakukan. Taruhlah apa yang dikatakannya terdapat ibarat yang masih samar maknanya, tapi bagaimana engkau bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang mengafirkan? Engkau telah melenyapkan semua kebaikan yang telah dibangun oleh Sayyid Rahimahullah sepanjang hidupnya dan juga segala yang ditulis oleh pena-nya dalam rangka dakwah kepada Allah Ta’ala dalam masalah hukum dan syariat, dimana beliau menolak undang-undang buatan manusia serta berdiri tegak menentang kemungkaran ini.”
- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Di antara judul dalam daftar isi buku Anda juga tertulis, “Perkataan Sayyid tentang Kemakhlukan Al-Qur`an dan Bahwasanya Kalam Allah Adalah Ibarat dari Kehendak.” Akan tetapi, setelah saya baca halaman demi halaman yang disebutkan, ternyata saya tidak menemukan satu huruf pun yang menegaskan bahwa Sayyid Quthub Rahimahullah Ta’ala telah mengucapkan perkataan ini. Bagaimana engkau bisa semudah ini melemparkan tuduhan kafir kepada orang lain?!”
- Syaikh Bakr Abu Zaid juga berkata, “Dari segi bahasa yang digunakan, jika dibandingkan antara gaya bahasa buku Anda dan gaya bahasa (uslub) yang dipakai Sayyid Quthub Rahimahullah, maka ada ketimpangan di sana. Jika dilihat dari sisi Anda, maka gaya bahasa Anda seperti gaya bahasa anak i’dadi (persiapan bahasa pra sekolah) yang tidak sebanding dengan gaya bahasa seorang mahasiswa (maksudnya’ Sayyid Quthub) yang telah mendapatkan penghargaan tinggi tingkat internasional. Jadi, dalam hal ini, seharusnya ada kesepadanan kemampuan dalam ilmu sastra, kemampuan dalam balaghah, ilmu bayan, dan keindahan pemaparan dalam tulisan. Kalau tidak (maksudnya kalau tidak seimbang antara kemampuan bahasa Robi’ Al-Madkhali dan Sayyid Quthb), maka hancurkan saja pena Anda.
Di akhir surat, Syaikh DR. Bakr Abdullah Abu Zaid bepesan kepada Robi’ Al-Madkholi, “Dan pada penutup surat ini, sesungguhnya saya menasehatkan kepada Saudaraku yang terhormat fillah, agar mencabut percetakan buku “Adhwa` Islamiyyah.” Sesungguhnya, buku ini tidak boleh diterbitkan dan diedarkan, karena di dalamnya terdapat pelecehan yang amat berat dan pengaruh yang sangat besar terhadap para pemuda umat ini untuk terjerumus ke dalam perbuatan mencela ulama, mendiskreditkan ulama, meremehkan kemampuan mereka, dan melalaikan segala keutamaan mereka. Dan, maafkanlah saya –semoga Allah memberi berkah kepada Anda– jika saya agak keras dalam menggunakan istilah. Hal ini tak lain karena saya melihat pelecehan Anda yang sangat berat, dan karena rasa sayang saya kepada Anda, juga dikarenakan keinginan Anda yang begitu menggebu untuk mengetahui apa pendapat saya tentang buku Anda tersebut… Maka, pena saya pun menuliskannya sebagaimana yang telah lalu. Semoga Allah memberikan kebaikan kepada apa yang telah saya tulis dan kepada semuanya.” (Amin).
إرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com