Tiruan bau kaki adalah senjata terbaru dalam upaya melawan malaria, penyakit tropis paling menyakitkan. Semakin banyak senjata melawan malaria dipakai serentak, semakin besar kemungkinan sukses.
Berita baik adalah: bau tiruan berdampak. Berita buruk: nyamuk malaria senang bau keringat kaki. Untuk penelitian mereka, tim ilmuwan Universitas Wageningen memanfaatkan pengetahuan bahwa nyamuk terutama menyerang kaki dan tertarik pada bau kaki.
Para ilmuwan dari Wageningen ini mengurai komponen kimia yang menimbulkan bau menyengat pada kaki berkeringat. Maksudnya adalah membuat bau tiruan untuk memancing nyamuk ke tempat lain, menjauh dari tempat tidur orang.
Belum pernah ada penelitian mengusir nyamuk dengan kaos kaki yang bau. Tidak mungkin bukan menginginkan orang Afrika pakai kaos kaki. Terlalu panas. Selain itu, bau keringat orang beda-beda, bagi nyamuk bau orang-orang tertentu lebih enak daripada yang lain.
Penelitian dimaksud untuk membuat satu zat pemikat nyamuk dalam jumlah besar, yang murah. Peneliti menemukan berbagai jenis asam lemak, amoniak dan asam laktat pada bau kaki manusia. Ternyata nyamuk malaria suka bau-bauan itu. Kemudian Doktor Renate Smallegange, yang muda, punya gagasan:
"Saya mencampur zat-zat itu. Ternyata, nyamuk lebih suka campuran ini ketimbang zat itu secara terpisah. Pertanyaan berikutnya adalah: apakah campuran ini bisa dibandingkan bau tulen dari manusia."
Sistem peringatan
Sayangnya Smallegange menyimpulkan, bagi nyamuk malaria, bau asli dari manusia jauh lebih enak. Tapi ini tidak berarti penelitian gagal. Hasil studi lapangan di Afrika menunjukkan bau imitasi bisa saja memikat banyak nyamuk, jika perangkap dipasang di luar rumah.
Selanjutnya, zat yang jauh dari sempurna ini, bisa berfungsi sebagai semacam sistem peringatan: bila perangkap penuh nyamuk, orang tahu bahwa sudah waktunya memberantas nyamuk, dengan cara apa pun.
Jadi selalu harus diterapkan pelbagai cara serentak untuk memerangi malaria, tegas peneliti muda tadi. "Memang, kelambu adalah cara sangat bagus melindungi orang. Tapi kelambu saja tidak cukup. Jadi kami harus memakai lebih banyak metoda. Kami harus memakai zat-zat kimia dan biologis. Kami harus berusaha membasmi larva, dan juga menggunakan perangkap nyamuk."
Menyempurnakan 'Parfum' Bau Kaki
Dan di sinilah parfum nyamuk buatan Smallegange bisa berperan. Menuangkan sedikit zat pemikat atau pemancing ke dalam perangkap, memasangnya di luar rumah, digantung di pohon misalnya, bisa membantu.
Penelitian kini terfokus pada menyempurnakan 'parfum bau kaki'. Peneliti kini melanjutkan eksperimen membuat tiruan bau kaki dengan menggunakan beberapa komponen. Ia berharap bisa menemukan zat yang menarik bagi nyamuk.
SUMBER
Berita baik adalah: bau tiruan berdampak. Berita buruk: nyamuk malaria senang bau keringat kaki. Untuk penelitian mereka, tim ilmuwan Universitas Wageningen memanfaatkan pengetahuan bahwa nyamuk terutama menyerang kaki dan tertarik pada bau kaki.
Para ilmuwan dari Wageningen ini mengurai komponen kimia yang menimbulkan bau menyengat pada kaki berkeringat. Maksudnya adalah membuat bau tiruan untuk memancing nyamuk ke tempat lain, menjauh dari tempat tidur orang.
Belum pernah ada penelitian mengusir nyamuk dengan kaos kaki yang bau. Tidak mungkin bukan menginginkan orang Afrika pakai kaos kaki. Terlalu panas. Selain itu, bau keringat orang beda-beda, bagi nyamuk bau orang-orang tertentu lebih enak daripada yang lain.
Penelitian dimaksud untuk membuat satu zat pemikat nyamuk dalam jumlah besar, yang murah. Peneliti menemukan berbagai jenis asam lemak, amoniak dan asam laktat pada bau kaki manusia. Ternyata nyamuk malaria suka bau-bauan itu. Kemudian Doktor Renate Smallegange, yang muda, punya gagasan:
"Saya mencampur zat-zat itu. Ternyata, nyamuk lebih suka campuran ini ketimbang zat itu secara terpisah. Pertanyaan berikutnya adalah: apakah campuran ini bisa dibandingkan bau tulen dari manusia."
Sistem peringatan
Sayangnya Smallegange menyimpulkan, bagi nyamuk malaria, bau asli dari manusia jauh lebih enak. Tapi ini tidak berarti penelitian gagal. Hasil studi lapangan di Afrika menunjukkan bau imitasi bisa saja memikat banyak nyamuk, jika perangkap dipasang di luar rumah.
Selanjutnya, zat yang jauh dari sempurna ini, bisa berfungsi sebagai semacam sistem peringatan: bila perangkap penuh nyamuk, orang tahu bahwa sudah waktunya memberantas nyamuk, dengan cara apa pun.
Jadi selalu harus diterapkan pelbagai cara serentak untuk memerangi malaria, tegas peneliti muda tadi. "Memang, kelambu adalah cara sangat bagus melindungi orang. Tapi kelambu saja tidak cukup. Jadi kami harus memakai lebih banyak metoda. Kami harus memakai zat-zat kimia dan biologis. Kami harus berusaha membasmi larva, dan juga menggunakan perangkap nyamuk."
Menyempurnakan 'Parfum' Bau Kaki
Dan di sinilah parfum nyamuk buatan Smallegange bisa berperan. Menuangkan sedikit zat pemikat atau pemancing ke dalam perangkap, memasangnya di luar rumah, digantung di pohon misalnya, bisa membantu.
Penelitian kini terfokus pada menyempurnakan 'parfum bau kaki'. Peneliti kini melanjutkan eksperimen membuat tiruan bau kaki dengan menggunakan beberapa komponen. Ia berharap bisa menemukan zat yang menarik bagi nyamuk.
SUMBER
mantap...
ردحذفإرسال تعليق
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com