Debat Capres 2, Apa Itu TPID? TPID = Tanpa Prabowo Indonesia Dijual

Tarqiyah : Debat Capres antara Prabowo Subianto dengan Joko Widodo yang berlangsung di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu malam (15/6) nampak berjalan kaku dan agak diwarnai ketegangan, termasuk istri Jokowi, Iriana yang semalam (tiba-tiba) berhijab cukup anggun.
Hal itu dapat dilihat dari penampilan kedua kandidat Capres yang tampil tidak maksimal sepanjang acara debat Capres berlangsung. Prabowo kurang pandai beretorika karena mantan tentara, sedangkan Jokowi layaknya seorang sales furnitur yang tengah berjualan kartu. Hal ini juga membuat kubu Jokowi nampak tegang dan stres.

Nampak pada foto dibawah Anies Baswedan (konon tokoh syiah), Ferry Mursyidan Baldan (tokoh yang pro Israel, baca), Rini MS Soewandi (eks Menteri Perindustrian dan Perdagangan), Rieke Dyah Pitaloka, Luhut Panjaitan, Subagyo HS dan AM Hendropriono (yang diduga menjadi dalangnya Jokowi) nampak tegang dan terlihat menahan napas dalam-dalam.

"Lihatlah psikologis elit pendukung Jokowi pada saat debat tadi malam, beigtu dag dig dug. Padahal mereka itu lebih intelektual daripada Jokowi..." ungkap narasumber kami

"Yang menjadi pertanyaan, kenapa mereka terlihat begitu lunglai padahal mereka yang selama ini mampu mengendalikan Jokowi dari balik panggung 'derita' rakyat. Sedemikian tegangnya jiwa mereka sampai-sampai terlihat kaku, galau, takut, bingung, serba salah dan stres. Karena mereka ambisi pada kekuasaan yang figurnya terkesan dipaksakan untuk tampil." ujar narasumber kami.
Dalam debat Capres ke dua semalam (15/6) ada dua poin yang menjadi bahan bully simpatisan Jokowi pada saat debat, yang pertama adalah TPID yang menurut penuturan Jokowi itu adalah singkatan dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

Pada isu pertama, soal singkatan TPID setelah dicek pada situs Bank Indonesia, TPID adalah singkatan dari Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah. Rupanya yang bertanya pun salah dalam kepanjangan singkatan. Wah rupanya Jokowi pun tidak tahu persis soal kepanjangan lengkapnya.

Pada isu kedua mengenai dukungan pada Jokowi soal potensi ekonomi kreatif, soal ini Prabowo menyetujui usulan Jokowi karena kebetulan anak kandung Prabowo Subianto adalah desainer mode di luar negeri.

Nanik S Deyang seorang wartawati senior mantan timses Gubernur Jokowi menyatakan "Secara intelektual anda (Jokowi) bukan terlihat cerdas, tapi justru terlihat culas. Kemudian secara penilaian keseluruhan, Tuhan akhirnya tidak berpihak pada Anda, saat sekarang semua rakyat yang sehat jasmani dan rohani, menilai bahwa Prabowolah pemenang dalam debat tadi malam." demikian sesumbar Nanik pada lini masa facebooknya.
Melihat foto Luhut Panjaitan dan Subagyo HS, Nanik bertutur "Kenapa Pak? Pusing ya?....tenang Pak Prabowo Subianto kalau menang gak bakal ngadili atau membuka aib para bapak-bapak kok...Pak Prabowo Subianto itu manusia tanpa dendam. Sayangnya katanya anda-anda semua teman tapi tidak mengenal Pak Prabowo Subianto dengan baik...." imbuh Nanik.
Paparan Wartawati Senior, Nanik S Deyang.

Kesimpulan Debat Capres Kedua 15 Juni 2014 :
1. Jokowi menggunakan 60 persen materi debat Capres ini sama dengan materi debat Cagub, misalnya seperti Kartu Sehat, kartu Pintar, Sistem yang harus diperbaiki, dan memberikan contoh seolah dia sudah menjalankan dan sukses, kalau debat Gubernur dia menggunakan contoh Solo, kalau sekarang Solo plus Jakarta....

2. Saya amati secara baik-baik kata-kata per kata, saya tidak mendapatkan kesimpulan dari apa yang dia katakan, bahkan seringkali pernyataannya kontradiktif, di satu sisi bolak-bolak ia ngomong kita akan memanfaatkan sumber daya alam untuk rakyat, tapi di sisi lain, dia tidak tegas melakukan renegosiasi terhadap kontrak karya asing yg merugikan rakyat.

3. Suka ngelantur , Prabowo tanya apa, nanti dijawab apa oleh Jokowi dan jawabannya gak bisa ditangkap mau kemana arah jawaban yg diberikan ke Prabowo.

4. Dari awal muncul niat jahat Jokowi ke Prabowo dengan melempar pertanyaan singkatan, tanpa mau menjabarkan singkatan tersebut atau kenapa dia bertanya dengan singkatan, tidak dibaca lengkap saja. Sebaliknya, lihat kebesaran hati Prabowo, setiap tanya ke Jokowi, Prabowo seperti tau bahwa Jokowi tidak bisa menjawab, sehingga untuk tidak terlalu mempermalukan Jokowi, Prabowo sering memberi clue jawaban pada Jokowi.

5. Prabowo sangat hafal angka-angka tanpa nyontek. Jokowi hanya sekali nyebut angka, yaitu pertumbuhan ekonomi yang ia targetkan bisa 7 persen bila ia jadi Presiden, selebihnya dia tidak bisa sampaikan data di luar kepala.

6. Lihat jawaban Jokowi soal menghadapi pasar bebas ASEAN, kacau banget terlihat tidak menguasai kebijakan sektor keuangan di Indonesia. Saat Prabowo tanya kemungkinan bank asing akan minta diperbolehkan di kota-kota Kabupaten. Dia menjawab ..."saya rasa regulasi di BI sudah ada"....(padahal belum ada aturannya buktinya Danamon yg bank asing bisa buka di kota-kota kecamatan).

Nanik berseloroh, TPID? TPID = Tanpa Prabowo Indonesia Dijual. Memang dalam debat semalam Jokowi tidak tegas soal keberpihakannya pada asing dan aseng. [rodjali/adivammar/voa-islam.com]
 Wallahu A‘lam.

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

أحدث أقدم