Tarqiyah : Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hamza Zawbaa mengatakan bahwa kondisi penjara di Mesir saat ini mengingatkan kepada kondisi para tahanan ["Israel"] di Gaza dan tahanan [Amerika] di penjara Irak Abu Ghraib, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Sabtu (3/5/2014).
Tahanan Irak di penjara Abu Ghraib mendapat perlakuan biadab dari sipir Amerika selama pendudukan Amerika atas Irak.
Zawbaa menyalahkan pemerintah “de-facto” saat ini. Dia menyebut para demonstran yang meninggal dalam demonstrasi sebagai “syuhada” dan pembela negara mereka.
Berbicara kepada Mubashir Misr Al-Jazeera, Zawbaa mengatakan bahwa “para syuhada” yang terbunuh setiap hari di Mesir oleh pasukan kudeta “tidak ada artinya” bagi Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Dia menuduh ICC mendapat perintah dari pemerintah Amerika, yang menawarkan untuk penutup kasus kudeta militer “berdarah” di Mesir.
Pakar politik Dr Hamed Quwaisi mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa rezim pasca-kudeta menggunakan “terorisme” sebagai alasan untuk melakukan penindasan, dan sebagai alat untuk mendukung penguasa militer yang telah mengendalikan Mesir selama enam dekade.
“Menipu orang tidak akan bertahan lama, dan “Fir’aun” tidak akan bertahan. Takdir mereka telah diketahui, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang mencukupi untuk mengetahui fakta ini,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)
Wallahu A‘lam.
Tahanan Irak di penjara Abu Ghraib mendapat perlakuan biadab dari sipir Amerika selama pendudukan Amerika atas Irak.
Zawbaa menyalahkan pemerintah “de-facto” saat ini. Dia menyebut para demonstran yang meninggal dalam demonstrasi sebagai “syuhada” dan pembela negara mereka.
Berbicara kepada Mubashir Misr Al-Jazeera, Zawbaa mengatakan bahwa “para syuhada” yang terbunuh setiap hari di Mesir oleh pasukan kudeta “tidak ada artinya” bagi Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Dia menuduh ICC mendapat perintah dari pemerintah Amerika, yang menawarkan untuk penutup kasus kudeta militer “berdarah” di Mesir.
Pakar politik Dr Hamed Quwaisi mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa rezim pasca-kudeta menggunakan “terorisme” sebagai alasan untuk melakukan penindasan, dan sebagai alat untuk mendukung penguasa militer yang telah mengendalikan Mesir selama enam dekade.
“Menipu orang tidak akan bertahan lama, dan “Fir’aun” tidak akan bertahan. Takdir mereka telah diketahui, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang mencukupi untuk mengetahui fakta ini,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)
Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com