Tarqiyah : Mencari dukungan dari berbagai pihak mesti dilakukan menjelang Pilpres 2014 agar bisa menang. Namun, apabila sekadar mencantumkan nama orang agar 'menghiasi' daftar pendukung, hal itu bakal muncul protes dari yang bersangkutan.
Beberapa orang mengklarifikasi nama mereka masuk dalam pendukung pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).
Iwan Fals
Musisi legendaris Virgiawan Listanto atau yang biasa dipanggil Iwan Fals menegaskan tidak ada sikap dia untuk mendukung pencapresan Jokowi.
Memang, dalam rentang waktu belakangan ini, Iwan beberapa kali bertemu dengan Jokowi. Termasuk kedatangan Jokowi ke kediaman Iwan pada Kamis (3/4/2014).
Dalam akun Facebook pribadinya, Iwan menegaskan bahwa dirinya tidak berpihak pada salah satu kandidat. Soal pilihan, itu rahasia dirinya, bukan untuk konsumsi publik.
"Tiga Rambu: Kami, sebagai manajemen Iwan Fals, dengan ini menyatakan bahwa isu yang beredar tentang Iwan Fals mendukung Jokowi adalah tidak benar. Bahwa pilihan Iwan Fals terhadap capres adalah privasi beliau, dan tetap memilih untuk bersikap netral pada publik. Mohon agar info ini cukup menjelaskan dan tidak ada simpang siur selama masa pilpres ini," tulisnya.
Penjelasan resmi ini dipublish pada 23 Mei 2014. Banyak yang memberi tanggapan positif. 18.317 orang menyukai sikap Iwan ini. Ada 1.696 yang memberi tanggapan, dan kesemuanya mendukung sikap ini.
Istri Ketua Umum PBNU
Istri Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, Hajjah Nurhayati Said Agil Siraj, keberatan disebut masuk sebagai tim sukses (timses) duet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di pilpres.
Nurhayati membantah terlibat dalam rangka mensukseskan Jokowi-JK di Pilpres 9 Juli mendatang. "Tidak benar saya di Timses Jokowi-Kalla, katanya saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Dalam kesempatan itu, Nurhayati menegaskan tidak pernah menawarkan diri sebagai Timses Jokowi-JK sebagaimana yang disebut Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. Bahkan, ia mengaku tidak mengenal Tjahjo.
"Saya tidak pernah menawarkan diri (jadi timses). Saya juga tidak punya nomor telepon yang namanya Kumolo, juga tidak pernah bertemu," tegasnya.
Sebelumnya, dalam daftar tim pemenangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014, nama Nurhayati Said Aqil Siradj masuk dalam tim pengarah. Tjahjo mengatakan, nama Nurhayati ada dalam daftar tim pemenangan karena yang bersangkutan menawarkan diri.
"Atas keinginan sendiri. Dia (Nurhayati) yang menawarkan, masa enggak kita terima," kata Tjahjo, kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Jenderal Moeldoko
Wallahu A‘lam.
Beberapa orang mengklarifikasi nama mereka masuk dalam pendukung pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).
Iwan Fals
Musisi legendaris Virgiawan Listanto atau yang biasa dipanggil Iwan Fals menegaskan tidak ada sikap dia untuk mendukung pencapresan Jokowi.
Memang, dalam rentang waktu belakangan ini, Iwan beberapa kali bertemu dengan Jokowi. Termasuk kedatangan Jokowi ke kediaman Iwan pada Kamis (3/4/2014).
Dalam akun Facebook pribadinya, Iwan menegaskan bahwa dirinya tidak berpihak pada salah satu kandidat. Soal pilihan, itu rahasia dirinya, bukan untuk konsumsi publik.
"Tiga Rambu: Kami, sebagai manajemen Iwan Fals, dengan ini menyatakan bahwa isu yang beredar tentang Iwan Fals mendukung Jokowi adalah tidak benar. Bahwa pilihan Iwan Fals terhadap capres adalah privasi beliau, dan tetap memilih untuk bersikap netral pada publik. Mohon agar info ini cukup menjelaskan dan tidak ada simpang siur selama masa pilpres ini," tulisnya.
Penjelasan resmi ini dipublish pada 23 Mei 2014. Banyak yang memberi tanggapan positif. 18.317 orang menyukai sikap Iwan ini. Ada 1.696 yang memberi tanggapan, dan kesemuanya mendukung sikap ini.
Istri Ketua Umum PBNU
Istri Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, Hajjah Nurhayati Said Agil Siraj, keberatan disebut masuk sebagai tim sukses (timses) duet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di pilpres.
Nurhayati membantah terlibat dalam rangka mensukseskan Jokowi-JK di Pilpres 9 Juli mendatang. "Tidak benar saya di Timses Jokowi-Kalla, katanya saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Dalam kesempatan itu, Nurhayati menegaskan tidak pernah menawarkan diri sebagai Timses Jokowi-JK sebagaimana yang disebut Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. Bahkan, ia mengaku tidak mengenal Tjahjo.
"Saya tidak pernah menawarkan diri (jadi timses). Saya juga tidak punya nomor telepon yang namanya Kumolo, juga tidak pernah bertemu," tegasnya.
Sebelumnya, dalam daftar tim pemenangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014, nama Nurhayati Said Aqil Siradj masuk dalam tim pengarah. Tjahjo mengatakan, nama Nurhayati ada dalam daftar tim pemenangan karena yang bersangkutan menawarkan diri.
"Atas keinginan sendiri. Dia (Nurhayati) yang menawarkan, masa enggak kita terima," kata Tjahjo, kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Jenderal Moeldoko
Dari Fanpage milik Jusuf Kalla, disebarkan sejumlah tokoh dan bekas petinggi militer hingga militer aktif, yang mendukung Jokowi-JK.
Dalam kumpulan foto itu, diberi judul "Orang2 Pintar, Tokoh ternama, Ex Jenderal TNI dan Jutaan Rakyat Percaya dan Mendukung Jokowi Menjadi Presiden. Bagaimana Dengan Anda?".
Foto pertama tampak Ketum NasDem Surya Paloh. Lalu ada mantan Ketum PP Muhammadiyah Prof.Syafii Maarif, lalu ada mantan menteri Fahmi Idris. Ada juga mantan Ketum PBNU KH.Hasyim Muzadi dan Rektor Paramadina yang diangkat menjadi Jubir Jokowi-JK Anis Baswedan.
Ada juga Menteri BUMN Dahlan Iskan, mantan Panglima ABRI dan Ketum Hanura Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Kapolri Da'i Bachtiar, mantan Kepala Staf TNI AU Sutria Tubagus, mantan Wakil Panglima ABRI Fachrul Razi, dan mantan Kepala Staf TNI AL Tejo Edy P.
Ada juga nama mantan KSAD Ryamizard Ryacudu yang juga masuk di Tim Pemenangan Jokowi-JK. Lalu mantan Kepala BIN AM.Hendropriyono, mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga purnawirawan TNI Sutiyoso, serta purnawirawan jenderal lainnya yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbanga Partai Golkar Luhut Panjaitan. Namun, sosok terakhir yang juga diakui mendukung Jokowi-JK adalah Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Keberadaan Moeldoko ini sempat menampik komentar dari pemilik akun Ali Fahmi. "Jend Moeldoko dukung Jokowi?!! TNI mana boleh berpolitik. Ah, asal klaim ini," tulisnya.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah keras klaim sepihak Tim Jokowi-JK, yang menyebut dia salah satu yang mendukungnya. Dalam surat yang dikirim ke INILAHCOM, pihak TNI mengatakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak memihak. Berikut isi surat sanggahan TNI yang ditandatangani Kapuspen TNI Mayjen M.Fuad Basya:
1. Klaim sepihak dari Tim Sukses Jokowi-JK adalah tidak benar dan bertentangan dengan sikap Panglima TNI yang netral dalam pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
2. Sikap Panglima TNI tersebut telah ditunjukkan Panglima TNI dan seluruh prajurit TNI khususnya pada Pemilihan Legislatif 2014 yang lalu, dimana seluruh prajurit TNI termasuk Panglima TNI bersikap netral dan tidak mendukung salah satu partai peserta Pemilu 2014.
3. Panglima TNI dan seluruh prajurit TNI telah bekerja keras dan akan netral serta melakukan yang terbaik, untuk menjaga netralitas tersebut. Untuk itu, percayalah kepada TNI dan jangan curigai TNI.
4. TNI tidak akan pernah mendukung salah satu capres-cawapres termasuk Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta Rajasa.
5. Panglima TNI dalam berbagai kesempatan menyampaikan agar seluruh masyarakat dapat mensukseskan pelaksanaan Pilpres 2014 ini, dengan mengoptimalkan peran dan partisipasi politik secara cerdas, sehat dan bertanggungjawab. Rakyatlah yang berperan dalam penentuan siapa yang akan memimpin bangsa ini dan yang menentukan nasib Indonesia di tahun mendatang.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com