GemaDakwah : Fathullah Gulen mengumumkan bahwa dia berencana menuntut Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dengan 100.000 Turkish Lira.
Tuntutan yang bersifat simbolis itu diajukan pemimpin Gerakan Hizmet,
Fathullah Gulen, dan ini merupakan puncak ketegangan antara kedua
'sahabat', yang sekarang berpisah itu.
Pengacara Gulen, Nurullah Albayrak mengatakan bahwa mengajukan kasus ini ke pengadilan di Ankara. Gulen mengeluh bahwa kliennya menjadi target yang agresif, provokatif , kebencian dan fitnah dari pidato Perdana Menteri Turki, dan para pengikutnya juga menjadi target, ujar Nurullah Nurullah, Kamis, 5/1/2014.
Gulen, sebagai pemimpin yang paling berpengaruh dan memiliki lobi yang kuat di Turki, yaitu Gerakan Hizmet, dari tempat tinggalnya di Pennsylvania, AS, yang sebelumnya merupakan sekutu utama Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
Namun, serangkaian peristiwa selama beberapa tahun terakhir menghancurkan hubungan keduanya itu. Keretakan hubungan antara Erdogan-Gulen, pertama mulai muncul ketika Gulen dan Erdogan tidak setuju dengan pengiriman armada bantuan Mavi Marmara, yang bertujuan ingin mematahkan blokade laut Israel terhadap Gaza pada Mei 2010. Sembilan warga Turki tewas ketika pasukan komando Israel menyerbu kapal di perairan internasional.
Dampaknya, hubungan Turki-Israel memburuk, dan Turki memanggil pulang duta besarnya di Tel Aviv, dan membatalkan semua kerjasama dengan Israel, termasuk kerjsama dibidang pertahanan dan militer. Turki juga membatalkan semua kerjasama dibidang militer, seperti latihan bersama dengan Nato, dan menolak keiikutsertaan Israel.
Gerakan Hizmet yang didirikan ole Fatullah Gulen itu memiliki sejumlah anggota berpengaruh di peradilan dan polisi Turki, kemudian dicurigai terlibat dalam upaya mencoreng citra kepala intelijen Turki Hakan Fidan, ketika jaksa mengungkapkan operasi rahasia dalam pelacakan pemberontak separatis Kurdi baik di dalam wilayah Turki dan sekitar selatan-timur negara itu .
Perpecahan lebih dalam lagi, terjadi ketika pemerintah Turki berencana mengubah sekolah persiapan ke sekolah-sekolah swasta. Gerakan Hizmet yang sebagian besar pendapatannya dari sekolah persiapan di Turki itu, memprotes kebijakan Erdogan, mengatakan bahwa mereka tidak berhak melakukan perubahan kebijakan itu. Beberapa minggu kemudian, serangkaian operasi anti - korupsi yang dimulai pada tanggal 17 Desember mengakibatkan penangkapan sejumlah loyalis Partai AKP .
Serangan ini yang dijalankan oleh kelompok Gerakan Hizmet yang dipimpin oleh Fatullah Gulen ini, juga menargetkan sejumlah lembaga dan individu yang dituduh membantu Al - Qaeda pemberontak di Suriah. Tindakan penyelidikan itu, diperintahkan dan dilakukan oleh sejumlah jaksa dan polisi senior yang diyakini terkait Gerakan Hizmet.
Termasuk Organisasi Charity IHH, juga dituduh oleh polisi membantu senjata kepada kelompok al-Qaidah. Semua itu, tujuannya ingin menghancurkan Erdogan dan Partai AKP Turki. Operasi yang dijalankan oleh jaksa dan polisi Turki, dan mereka memiliki hubungan dengan Fatlullah Gulen, tak terlepas dari tangan-tangan Israel yang ingin mengakhiri pemerintah Erdogan.
Sekarang dengan cara-cara yang sangat keras, bagaimana Gerakan Hismet ini terus memojokkan Erdogan sebagai pemimpin Turki dan Partai AKP mendukung kelompok teroris, dan membahayakan masa depan Turki. Langkah yang dijalankan oleh Fathullah Gulen ini, secara sadar atau tidak sadar, merupakan bagian dari sebuah skenario yang ingin menjadikan Turki dan AKP mengalami kehancuran. Wallahu'alam.(voai)
Pengacara Gulen, Nurullah Albayrak mengatakan bahwa mengajukan kasus ini ke pengadilan di Ankara. Gulen mengeluh bahwa kliennya menjadi target yang agresif, provokatif , kebencian dan fitnah dari pidato Perdana Menteri Turki, dan para pengikutnya juga menjadi target, ujar Nurullah Nurullah, Kamis, 5/1/2014.
Gulen, sebagai pemimpin yang paling berpengaruh dan memiliki lobi yang kuat di Turki, yaitu Gerakan Hizmet, dari tempat tinggalnya di Pennsylvania, AS, yang sebelumnya merupakan sekutu utama Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
Namun, serangkaian peristiwa selama beberapa tahun terakhir menghancurkan hubungan keduanya itu. Keretakan hubungan antara Erdogan-Gulen, pertama mulai muncul ketika Gulen dan Erdogan tidak setuju dengan pengiriman armada bantuan Mavi Marmara, yang bertujuan ingin mematahkan blokade laut Israel terhadap Gaza pada Mei 2010. Sembilan warga Turki tewas ketika pasukan komando Israel menyerbu kapal di perairan internasional.
Dampaknya, hubungan Turki-Israel memburuk, dan Turki memanggil pulang duta besarnya di Tel Aviv, dan membatalkan semua kerjasama dengan Israel, termasuk kerjsama dibidang pertahanan dan militer. Turki juga membatalkan semua kerjasama dibidang militer, seperti latihan bersama dengan Nato, dan menolak keiikutsertaan Israel.
Gerakan Hizmet yang didirikan ole Fatullah Gulen itu memiliki sejumlah anggota berpengaruh di peradilan dan polisi Turki, kemudian dicurigai terlibat dalam upaya mencoreng citra kepala intelijen Turki Hakan Fidan, ketika jaksa mengungkapkan operasi rahasia dalam pelacakan pemberontak separatis Kurdi baik di dalam wilayah Turki dan sekitar selatan-timur negara itu .
Perpecahan lebih dalam lagi, terjadi ketika pemerintah Turki berencana mengubah sekolah persiapan ke sekolah-sekolah swasta. Gerakan Hizmet yang sebagian besar pendapatannya dari sekolah persiapan di Turki itu, memprotes kebijakan Erdogan, mengatakan bahwa mereka tidak berhak melakukan perubahan kebijakan itu. Beberapa minggu kemudian, serangkaian operasi anti - korupsi yang dimulai pada tanggal 17 Desember mengakibatkan penangkapan sejumlah loyalis Partai AKP .
Serangan ini yang dijalankan oleh kelompok Gerakan Hizmet yang dipimpin oleh Fatullah Gulen ini, juga menargetkan sejumlah lembaga dan individu yang dituduh membantu Al - Qaeda pemberontak di Suriah. Tindakan penyelidikan itu, diperintahkan dan dilakukan oleh sejumlah jaksa dan polisi senior yang diyakini terkait Gerakan Hizmet.
Termasuk Organisasi Charity IHH, juga dituduh oleh polisi membantu senjata kepada kelompok al-Qaidah. Semua itu, tujuannya ingin menghancurkan Erdogan dan Partai AKP Turki. Operasi yang dijalankan oleh jaksa dan polisi Turki, dan mereka memiliki hubungan dengan Fatlullah Gulen, tak terlepas dari tangan-tangan Israel yang ingin mengakhiri pemerintah Erdogan.
Sekarang dengan cara-cara yang sangat keras, bagaimana Gerakan Hismet ini terus memojokkan Erdogan sebagai pemimpin Turki dan Partai AKP mendukung kelompok teroris, dan membahayakan masa depan Turki. Langkah yang dijalankan oleh Fathullah Gulen ini, secara sadar atau tidak sadar, merupakan bagian dari sebuah skenario yang ingin menjadikan Turki dan AKP mengalami kehancuran. Wallahu'alam.(voai)
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com