GemaDakwah : Sebuah kecelakaan menimpa seorang Muslimah paruh baya saat menaiki tangga eskalator di Metro Montreal,
Kamis (30/1) pekan lalu. Rharouty (47 tahun), nama perempuan berjilbab
tersebut, tewas setelah jilbabnya tersingkap di antara tangga eskalator.
Beberapa jam setelah kematian tragis itu, terdapat beberapa pemberitaan
bahwa Muslimah itu dibunuh oleh jilbab yang dikenakannya. Pemberitaan
ini menyebar dengan cepat di internet. Pemberitaan tersebut kemudian
memicu lahirnya komentar-komentar sinis terhadap Islam dan hijab,
seperti ditulis Onislam.net dan dikutip ROL, Senin (3/2).
"Kabel TVA dan Journal de Montreal
yang menduga bahwa wanita itu mengenakan jilbab, sudah gagal pada
tingkat dasar disiplin jurnalistik dan itulah tingkat verifikasi," kata
Alan Conter, seorang Profesor Hukum dan Etika Jurnalisme.
Julien Day, seorang penulis dan kritikus, mengatakan, dia terkejut atas jawaban pada sebuah artikel yang ditulisnya saat mengkritik liputan media .
"Ada reaksi yang cukup keras, seperti dia pantas mendapatkannya dan
mungkin orang-orang akan belajar bahwa Anda (harus) memakai jilbab di
rumah dan tidak ada tempat lain,"kata Hari."Mungkin itu jilbab tapi
mengapa Anda bersikeras dalam memberitahu kami? Bagi saya itu tidak ada
berita,"tambahnya.
Pemberitaan tersebut mengundang komentar bernada sinis terhadap Muslim
dan jilbab. Dikutip dari Onislam.net, blogger Mathieu Charlebois
membuat sebuah halaman yang menyoroti lebih dari 50 komentar bernada
kebencian dalam waktu 45 menit.
"Salah satu teroris berkurang di Montreal," tulis salah satu komentar.
"Ini menunjukkan bila Anda tidak tahu cara berpakaian, Anda bisa mati.
Peraturan baru akan menyelamatkannya," kata yang lain.
Beberapa komentar tersebut merujuk pada 'Quebec Charter' , yang
mengusulkan untuk melarang simbol-simbol keagamaan bagi karyawan yang
bekerja di ranah publik. Piagam baru ini diresmikan oleh Bernard
Drainville, Menteri dari Pemerintahan Partai Quebecois (PQ) , 10
September 2013 lalu.
Menteri berpendapat bahwa mencegah pegawai negeri untuk mengenakan
simbol-simbol keagamaan di tempat kerja adalah bagian dari sekularisme
yang lebih luas atau menunjukkan netralitas negara. [ROL/bersamadakwah]
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com