GemaDakwah : 6 korban nyawa jatuh dan 100 lebih luka akibat 4 ledakan terpisah yang
terjadi di Ibu Kota Kairo-Mesir pada hari Jumat (24/1), sehingga
kecaman berdatangan baik dari dalam maupun dari luar negeri dimana
ledakan-ledakan tersebut dianggap menarget korban dari rakyat sipil.
Ledakan pertama terjadi pada subuh kemarin di Kantor Polisi Pusat Kairo, pada hal pengamanan kantor Pemerintah tersebut dianggap paling ketat. Sedangkan ledakan kedua terjadi di mobil angkutan tentara dekat stasion keret api bawah tanah "Bohost" di daerah Dokki Privinsi Giza. Sementara ledakan ke tiga terjadi di dekat Bioskop di jalan Al-Harm-Giza. Sedangkan ledakan ke empat terjadi di dekat kantor polisi Thalbiyya daerah Al-Harm Giza namun tidak ada jatuh korban.
Kecaman Dunia Arab.
Dalam pernyataannya, Jamaah Islamiyah mengecam peledakan-peledakan yang disebut sebagai peledakan yang bertujuan untuk "menunpahkan darah yang tidak sejalan dengan syariat". Ledakan Cairo itu hanya akan menambah runyam krisis politik yang sedang terjadi di Mesir dan berefek negatif pada kemashlahatan negara dan rakyat, dan juga merusak tampilan Islam ketika tuduhan itu dituduh dilakukan oleh Islamis.
Ikhwanul Muslimin juga mengecam peledakan Kantor Polisi Pusat Cairo tersebut dan memperingatkan pemerintah kudeta: "jangan sempat menjadikan ledakan itu sebagai alasan untuk melakukan tindak kekerasan kepada Para Revolusioner pada saat Proses peringatan Revolusi 25 Januari hari ini".
Sementara itu, Pihak Kudeta yang diwakili oleh Amru Musa -Via Akun facebooknya-ketua panitia 50 yang menggodok Konstitusi Kudeta ini juga secara formal ikut-ikutan mengecam ledakan yang terjadi pagi kemarin dan menganggapnya sebagai tindakan kelompok-kelompok teror yang putus asa menantang "kehendak rakyat" yang sudah diabadikan di dalam Konstitusi.
Untuk tingkat regional, Front Pembebasa Palestina-yang juga Pro Kudeta-mengungkapkan kepercayaannya bahwa "rakyat" Mesir mampu menghadapi rencana-rencana teror dan berbagai konspirasi dan pasti mampu menggagalkan berbagai konspirasi tersebut dengan kerja sama yang kuat antara polisi dan militer yang menurutnya sangat tangguh itu.
Sementara pemerintahan Irak Syiah yang pro Kudeta itu juga mengungkapkan solidaritasnya kepada Mesir yang sedang berjibaku melawan ancaman Terororis (baca: Ikhwanul Muslimin, red) yang yang sedang menimpa Cairo pagi Jumat kemarin. Sebagaimana pemerintah Irak juga mengajak kerja sama seluruh negara di tingkat regional dan internasional untuk menyiapkan langkah-langkah yang bersifat global dalam menghadapi ekstrimis dan teroris.
Kecaman Internasional.
Sementara itu, Gedung Putih juga tidak ketinggalan untuk ukut mengecam ledakan-ledakan Cairo tersebut dan mengajak semua pihak yang bertikai di Mesir agar tidak melakukan tindakan kekerasan.
Dalam Jumpa Persnya, Pembicara Resmi Gedung Putih Jay Carney mengatakan: "setelah ledakan-ledakan itu, hendaknya segera dilakukan investigasi menyeluruh dan menyeret pelakunya ke pengadilan".
Sementara Perwakilan Uni Eropa di Kairo mengeluarkan pernyataan, dimana Catherine Ashton sebagai Wakil Uni Eropa Keamanan dan Bidang Luar Negeri amat mengecam peledakan itu, dan menjelaskan bahwa jalan menuju demokrasi biasanya sangatlah sulit, namun Ashton tetap menekankan bahwa Kekerasan hanya akan memperlambat capaian keinginan rakyat Mesir menuju negara yang demokratis dan menghormati hak asasi manusia. Ashton juga menjelaskan bahwa "ledakan pagi Jumat kemarin adalah cobaan yang paling sulit yang sedang dihadapi otoritas Mesir dalam menaklukkan gelombang ledakan-ledakan yang dilancarkan oleh Jamaah Islamiah", kata Ashton
Seperti biasa, setiap kali ada ledakan yang terjadi di Mesir maka Kelompok yang menamakan dirinya Anshar Baitul Maqdis-yang disinyalir sebagai peliharaan Kudeta dan sekutunya namun menggunakan topeng Islamis- mengumumkan tanggungjawabnya terhadap ledakan Kantor Polisi Pusat Cairo kemarin. Terbukti pada pernyataannya, Anshar Baitul Maqdis memperingatkan seluruh rakyat Mesir agar tidak turun ke jalan dan melakukan konsentrasi masa pada hari Sabtu (25/01) seperti yang direncanakan Aliansi Nasional Pro Legitimasi, Anshar juga meminta "kepada rakyat Mesir agar tetap berada dirumah demi keamanan". Agaknya inilah motiv dilakukan empat peledakan Jumat kemarin.
Ledakan Bom Cairo meninggalkan pertanyaan bagi rakyat Mesir, bahkan rakyat Mesir yang paling lugu sekalipun pasti bertanya: "apa mungkin Pemerintah Kudeta yang sukses mengamankan ratusan pos-pos pengambilan suara referendum Konstitusi beberapa hari lalu secara serentak, namun tidak dapat menjaga dan mengamankan kantor pusat polisi Cairo Yang selama ini diketahui dijaga super ketat?!".(aljazeera/Rs).
Wallahu A‘lam.
Ledakan pertama terjadi pada subuh kemarin di Kantor Polisi Pusat Kairo, pada hal pengamanan kantor Pemerintah tersebut dianggap paling ketat. Sedangkan ledakan kedua terjadi di mobil angkutan tentara dekat stasion keret api bawah tanah "Bohost" di daerah Dokki Privinsi Giza. Sementara ledakan ke tiga terjadi di dekat Bioskop di jalan Al-Harm-Giza. Sedangkan ledakan ke empat terjadi di dekat kantor polisi Thalbiyya daerah Al-Harm Giza namun tidak ada jatuh korban.
Kecaman Dunia Arab.
Dalam pernyataannya, Jamaah Islamiyah mengecam peledakan-peledakan yang disebut sebagai peledakan yang bertujuan untuk "menunpahkan darah yang tidak sejalan dengan syariat". Ledakan Cairo itu hanya akan menambah runyam krisis politik yang sedang terjadi di Mesir dan berefek negatif pada kemashlahatan negara dan rakyat, dan juga merusak tampilan Islam ketika tuduhan itu dituduh dilakukan oleh Islamis.
Ikhwanul Muslimin juga mengecam peledakan Kantor Polisi Pusat Cairo tersebut dan memperingatkan pemerintah kudeta: "jangan sempat menjadikan ledakan itu sebagai alasan untuk melakukan tindak kekerasan kepada Para Revolusioner pada saat Proses peringatan Revolusi 25 Januari hari ini".
Sementara itu, Pihak Kudeta yang diwakili oleh Amru Musa -Via Akun facebooknya-ketua panitia 50 yang menggodok Konstitusi Kudeta ini juga secara formal ikut-ikutan mengecam ledakan yang terjadi pagi kemarin dan menganggapnya sebagai tindakan kelompok-kelompok teror yang putus asa menantang "kehendak rakyat" yang sudah diabadikan di dalam Konstitusi.
Untuk tingkat regional, Front Pembebasa Palestina-yang juga Pro Kudeta-mengungkapkan kepercayaannya bahwa "rakyat" Mesir mampu menghadapi rencana-rencana teror dan berbagai konspirasi dan pasti mampu menggagalkan berbagai konspirasi tersebut dengan kerja sama yang kuat antara polisi dan militer yang menurutnya sangat tangguh itu.
Sementara pemerintahan Irak Syiah yang pro Kudeta itu juga mengungkapkan solidaritasnya kepada Mesir yang sedang berjibaku melawan ancaman Terororis (baca: Ikhwanul Muslimin, red) yang yang sedang menimpa Cairo pagi Jumat kemarin. Sebagaimana pemerintah Irak juga mengajak kerja sama seluruh negara di tingkat regional dan internasional untuk menyiapkan langkah-langkah yang bersifat global dalam menghadapi ekstrimis dan teroris.
Kecaman Internasional.
Sementara itu, Gedung Putih juga tidak ketinggalan untuk ukut mengecam ledakan-ledakan Cairo tersebut dan mengajak semua pihak yang bertikai di Mesir agar tidak melakukan tindakan kekerasan.
Dalam Jumpa Persnya, Pembicara Resmi Gedung Putih Jay Carney mengatakan: "setelah ledakan-ledakan itu, hendaknya segera dilakukan investigasi menyeluruh dan menyeret pelakunya ke pengadilan".
Sementara Perwakilan Uni Eropa di Kairo mengeluarkan pernyataan, dimana Catherine Ashton sebagai Wakil Uni Eropa Keamanan dan Bidang Luar Negeri amat mengecam peledakan itu, dan menjelaskan bahwa jalan menuju demokrasi biasanya sangatlah sulit, namun Ashton tetap menekankan bahwa Kekerasan hanya akan memperlambat capaian keinginan rakyat Mesir menuju negara yang demokratis dan menghormati hak asasi manusia. Ashton juga menjelaskan bahwa "ledakan pagi Jumat kemarin adalah cobaan yang paling sulit yang sedang dihadapi otoritas Mesir dalam menaklukkan gelombang ledakan-ledakan yang dilancarkan oleh Jamaah Islamiah", kata Ashton
Seperti biasa, setiap kali ada ledakan yang terjadi di Mesir maka Kelompok yang menamakan dirinya Anshar Baitul Maqdis-yang disinyalir sebagai peliharaan Kudeta dan sekutunya namun menggunakan topeng Islamis- mengumumkan tanggungjawabnya terhadap ledakan Kantor Polisi Pusat Cairo kemarin. Terbukti pada pernyataannya, Anshar Baitul Maqdis memperingatkan seluruh rakyat Mesir agar tidak turun ke jalan dan melakukan konsentrasi masa pada hari Sabtu (25/01) seperti yang direncanakan Aliansi Nasional Pro Legitimasi, Anshar juga meminta "kepada rakyat Mesir agar tetap berada dirumah demi keamanan". Agaknya inilah motiv dilakukan empat peledakan Jumat kemarin.
Ledakan Bom Cairo meninggalkan pertanyaan bagi rakyat Mesir, bahkan rakyat Mesir yang paling lugu sekalipun pasti bertanya: "apa mungkin Pemerintah Kudeta yang sukses mengamankan ratusan pos-pos pengambilan suara referendum Konstitusi beberapa hari lalu secara serentak, namun tidak dapat menjaga dan mengamankan kantor pusat polisi Cairo Yang selama ini diketahui dijaga super ketat?!".(aljazeera/Rs).
Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com