GemaDakwah : Semenjak beberapa medsos Indonesia memuat foto perwira yang dikabarkan menembak junta kudeta As-Sisi beredar,kawan-kawan tanah air ramai mengirim inbox, menanyakan keabsahan berita.
Sebenarnya berita penembakan telah beredar di beberapa koran antikudeta seperti Jaridah Al-Hurriyah wal Adalah (milik IM), harian El-Sya'ab, dan beberapa medsos.
Ada perintah tak langsung untuk menahan diri dari menyebarluaskan berita. Alasannya,beberapa kali pihak antikudeta dan proMursi "dipermainkan" oleh Intelejen Militer Mesir, yang kurang lebih dua kali memberitakan tentang Dhubbaatul Ahrar (Perwira Independent) yang antikudeta yang dibackup beberapa kesatuan gugus tempur militer. Namun setelah ditunggu-tunggu,berita itu lenyap dan pembantaian malah
terjadi.
Bulan lalu, di beberapa TV dan media,para pakar semisal Dr. Jawwadi -Dosen Politik Univ. Kairo- masih mengistilahkan kabar penembakan As-Sisi dengan istilah "Syibh Mutaakkid"
(Mendekati benar). Namun kemarin, DR.Jawwadi berani menyebutkan nama As-Sisi langsung tanpa didahului gelar Al-Fariq Al-Awwal Wazir Al-Difaa' wal Intaj Al- Harabi. Menurut DR. Ala Shadiq, semakin mempertegas peristiwa penembakan itu benar adanya.
Namun bagi para demonstran, ada atau tidak adanya Jenderal As-Sisi, sama sekali tak berpengaruh. Sebab demonstran berhadapan dengan institusi militer dan kepolisian yang sudah porak-poranda dan dibuat "'abiidul bayaadah" oleh Mubarak selama 30 tahun. Militer Mesir yang sedemikian rupa dijauhkan dari spirit jihad dan produktivitas riset alutsista, hingga menjadi militer yang berposisi tangan di bawah, menunggu belas kasihan.
Kini hampir semua medsos bersepakat, penguasa real di Mesir adalah Panglima AB Jenderal Shidqi Shubhi, yang tiada lain otak dari operasi pembantaian Rab'ah (Silahkan dibaca buku: DR. Mursi President From Hero to Superhero). Panglima AB yang memiliki catatan moral "kurang bagus", namun sangat powerfull karena ia merupakan kader binaan Jenderal Annan dan anak emas dari pengusaha Koptik Sawaers. Bagi kita jangan geer dulu,yang terjadi semua tidak terlepas dari maslahat dan muslihat. As-Sisi bisa jadi "dilenyapkan", demi memuluskan calon-calon penguasa berikutnya: Gamal Mubarak, Ala Mubarak, Jenderal Annan, atau malah Jenderal Shidqi Shubhi sendiri. Namun pejabat militer AS sendiri mensinyalir, kini kekuatan militer Mesir terpecah kepada dua front; Front pendukung Marsekal Thontowi/Jenderal Annan. Front ini adalah barisan sakit hati karena mengalami "pembersihan" saat As-Sisi menjadi Menhan. Front ini pula yang diduga melakukan peledakan. Satu lagi front; As-Sisi yang nampak kehilangan kendali mengarahkan militer. Perseteruan dua front ini, diharapkan melahirkan front baru, yaitu Dhubbat Syurofaa (periwra-periwra terhormat). Karena yang menjadi korban persaingan, tetaplah Ikhwanul Muslimin.
Namun bagi saya, aroma kemenangan proMursi itu sangat kental tercium. Tadi malam beberapa polsek melepaskan tawanan wanita hasil tangkapan demo kemarin. Semua dilepaskan akibat tekanan demonstran yang mengurung dan mengepung semua polsek tanpa takut mati. Bekal tak takut mati inilah, modal besar kemenangan! Allahu Akbar!
Sebenarnya berita penembakan telah beredar di beberapa koran antikudeta seperti Jaridah Al-Hurriyah wal Adalah (milik IM), harian El-Sya'ab, dan beberapa medsos.
Ada perintah tak langsung untuk menahan diri dari menyebarluaskan berita. Alasannya,beberapa kali pihak antikudeta dan proMursi "dipermainkan" oleh Intelejen Militer Mesir, yang kurang lebih dua kali memberitakan tentang Dhubbaatul Ahrar (Perwira Independent) yang antikudeta yang dibackup beberapa kesatuan gugus tempur militer. Namun setelah ditunggu-tunggu,berita itu lenyap dan pembantaian malah
terjadi.
Bulan lalu, di beberapa TV dan media,para pakar semisal Dr. Jawwadi -Dosen Politik Univ. Kairo- masih mengistilahkan kabar penembakan As-Sisi dengan istilah "Syibh Mutaakkid"
(Mendekati benar). Namun kemarin, DR.Jawwadi berani menyebutkan nama As-Sisi langsung tanpa didahului gelar Al-Fariq Al-Awwal Wazir Al-Difaa' wal Intaj Al- Harabi. Menurut DR. Ala Shadiq, semakin mempertegas peristiwa penembakan itu benar adanya.
Namun bagi para demonstran, ada atau tidak adanya Jenderal As-Sisi, sama sekali tak berpengaruh. Sebab demonstran berhadapan dengan institusi militer dan kepolisian yang sudah porak-poranda dan dibuat "'abiidul bayaadah" oleh Mubarak selama 30 tahun. Militer Mesir yang sedemikian rupa dijauhkan dari spirit jihad dan produktivitas riset alutsista, hingga menjadi militer yang berposisi tangan di bawah, menunggu belas kasihan.
Kini hampir semua medsos bersepakat, penguasa real di Mesir adalah Panglima AB Jenderal Shidqi Shubhi, yang tiada lain otak dari operasi pembantaian Rab'ah (Silahkan dibaca buku: DR. Mursi President From Hero to Superhero). Panglima AB yang memiliki catatan moral "kurang bagus", namun sangat powerfull karena ia merupakan kader binaan Jenderal Annan dan anak emas dari pengusaha Koptik Sawaers. Bagi kita jangan geer dulu,yang terjadi semua tidak terlepas dari maslahat dan muslihat. As-Sisi bisa jadi "dilenyapkan", demi memuluskan calon-calon penguasa berikutnya: Gamal Mubarak, Ala Mubarak, Jenderal Annan, atau malah Jenderal Shidqi Shubhi sendiri. Namun pejabat militer AS sendiri mensinyalir, kini kekuatan militer Mesir terpecah kepada dua front; Front pendukung Marsekal Thontowi/Jenderal Annan. Front ini adalah barisan sakit hati karena mengalami "pembersihan" saat As-Sisi menjadi Menhan. Front ini pula yang diduga melakukan peledakan. Satu lagi front; As-Sisi yang nampak kehilangan kendali mengarahkan militer. Perseteruan dua front ini, diharapkan melahirkan front baru, yaitu Dhubbat Syurofaa (periwra-periwra terhormat). Karena yang menjadi korban persaingan, tetaplah Ikhwanul Muslimin.
Namun bagi saya, aroma kemenangan proMursi itu sangat kental tercium. Tadi malam beberapa polsek melepaskan tawanan wanita hasil tangkapan demo kemarin. Semua dilepaskan akibat tekanan demonstran yang mengurung dan mengepung semua polsek tanpa takut mati. Bekal tak takut mati inilah, modal besar kemenangan! Allahu Akbar!
By: SELIDIK (Studi dan Laboratorium Dunia Islam Kontemporer)
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com