GemaDakwah : BENI MAZAR -- Api terbakar sepanjang malam. Kebakaran masih terjadi
di tengah upaya warga kota meminjam kunci dari truk pemadam kebakaran.
Mereka masih berharap dapat memadamkam api. Sayang, gereja itu telanjur
hancur.
Washingtonpost menulis, gereja tersebut adalah satu dari 60 gereja yang diserang, dirusak, dan dibakar di sepanjang Mesir. Penyerangan terjadi usai pembantaian pendukung Muhammad Mursi pada 14 Agustus 2013 oleh pasukan keamanan Mesir saat polisi dan tentara membubarkan dua kamp demonstran di Kairo.
Penyerangan terhadap gereja umumnya terjadi di Lembah Sungai Nil di Mesir. Penyerangan yang melegitimasi pemerintah bentukan militer kalau pembantaian terhadap pendukung Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi adalah demi perang melawan teror, kata Washingtonpost.
Seminggu usai penyerangan, Pemerintah Mesir belum menginvestigasi pembakaran dan perusakan terhadap gereja tersebut. Militer pun tak menempatkan pasukan tambahan di gereja sebagai bentuk pengamanan, ungkap aktivis kristen dan pejabat gereja yang diwawancara Washingtonpost.
Washingtonpost pun melansir, usai mengunjungi gereja-gereja yang terbakar dan mewawancarai aktivis dan pejabat dari perwakilan negara barat, terdapat tanda tanya apakah memang Ikhwanul Muslimin--yang disalahkan oleh pemerintah--benar terlibat.
"Kami tidak melihat indikasi apa pun adanya keterlibatan Ikhwanul Muslimin sebagai suatu organisasi dalam mengorganisasi serangan ini," ujar seorang pejabat elite perwakilan negara barat dikutip oleh Washingtonpost yang enggan disebutkan namanya.
Pejabat tersebut menjelaskan, pelaku kebakaran kemungkinan dilakukan oleh Islamis ketimbang dilakukan oleh anggota Ikhwanul Muslimin yang diperintahkan secara organisasi.
Di tempat seperti Beni Mazar, kota yang terletak di lembah Sungai Nil, sekitar 160 Mil dari Kairo, warga Kristen mengungkapkan ketakutan dan kemarahannya.
Mereka percaya bahwa Islamis yang menyerang gereja sebagai balas dendam terhadap pembubaran dua kamp demonstran di Kairo. Mereka pun menuduh para Islamis karena warga minoritas Kristen mendukung kudeta Presiden Mursi pada 3 Juli lalu.
Hanya, setelah wawancara Washingtonpost pada Senin dan Selasa kemarin, banyak warga yang mulai menuduh polisi terlibat atas perusakan gereja tersebut. Setidaknya, warga melihat dari tak adanya respons lebih lanjut dari polisi untuk memburu siapa pelaku pengerusakan sebenarnya.
"Hingga kini, kami belum mendengar upaya investigasi yang serius," ujar Mina Thabet, seorang aktivis dari Ikatan Muda Maspero, sebuah kelompok aktivis Kristen.
Terdapat lima atau enam pria berjenggot yang mirip Islamis datang dengan senapan dan merusak gerbang Gereja Evengelis di Bani Mazar pada 14 Agustus 2013 pada siang hari.
Pemilik toko buku kristen yang bertetangga dengan gereja menyaksikan mereka masuk. Meski demikian, dia menjelaskan, kawanan pria berjenggot itu berkoordinasi dengan puluhan orang lain yang tiba dengan truk dan tidak terlihat seperti Islamis.
Menurut pemilik toko tersebut, Ayman, kepada Washingtonpost, kawanan itu membawa komputer senilai ribuan dolar AS, video, dan peralatan audio juga satu unit penyejuk udara sebelum membakar gereja.(ROL)
Wallahu A‘lam.
Washingtonpost menulis, gereja tersebut adalah satu dari 60 gereja yang diserang, dirusak, dan dibakar di sepanjang Mesir. Penyerangan terjadi usai pembantaian pendukung Muhammad Mursi pada 14 Agustus 2013 oleh pasukan keamanan Mesir saat polisi dan tentara membubarkan dua kamp demonstran di Kairo.
Penyerangan terhadap gereja umumnya terjadi di Lembah Sungai Nil di Mesir. Penyerangan yang melegitimasi pemerintah bentukan militer kalau pembantaian terhadap pendukung Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi adalah demi perang melawan teror, kata Washingtonpost.
Seminggu usai penyerangan, Pemerintah Mesir belum menginvestigasi pembakaran dan perusakan terhadap gereja tersebut. Militer pun tak menempatkan pasukan tambahan di gereja sebagai bentuk pengamanan, ungkap aktivis kristen dan pejabat gereja yang diwawancara Washingtonpost.
Washingtonpost pun melansir, usai mengunjungi gereja-gereja yang terbakar dan mewawancarai aktivis dan pejabat dari perwakilan negara barat, terdapat tanda tanya apakah memang Ikhwanul Muslimin--yang disalahkan oleh pemerintah--benar terlibat.
"Kami tidak melihat indikasi apa pun adanya keterlibatan Ikhwanul Muslimin sebagai suatu organisasi dalam mengorganisasi serangan ini," ujar seorang pejabat elite perwakilan negara barat dikutip oleh Washingtonpost yang enggan disebutkan namanya.
Pejabat tersebut menjelaskan, pelaku kebakaran kemungkinan dilakukan oleh Islamis ketimbang dilakukan oleh anggota Ikhwanul Muslimin yang diperintahkan secara organisasi.
Di tempat seperti Beni Mazar, kota yang terletak di lembah Sungai Nil, sekitar 160 Mil dari Kairo, warga Kristen mengungkapkan ketakutan dan kemarahannya.
Mereka percaya bahwa Islamis yang menyerang gereja sebagai balas dendam terhadap pembubaran dua kamp demonstran di Kairo. Mereka pun menuduh para Islamis karena warga minoritas Kristen mendukung kudeta Presiden Mursi pada 3 Juli lalu.
Hanya, setelah wawancara Washingtonpost pada Senin dan Selasa kemarin, banyak warga yang mulai menuduh polisi terlibat atas perusakan gereja tersebut. Setidaknya, warga melihat dari tak adanya respons lebih lanjut dari polisi untuk memburu siapa pelaku pengerusakan sebenarnya.
"Hingga kini, kami belum mendengar upaya investigasi yang serius," ujar Mina Thabet, seorang aktivis dari Ikatan Muda Maspero, sebuah kelompok aktivis Kristen.
Terdapat lima atau enam pria berjenggot yang mirip Islamis datang dengan senapan dan merusak gerbang Gereja Evengelis di Bani Mazar pada 14 Agustus 2013 pada siang hari.
Pemilik toko buku kristen yang bertetangga dengan gereja menyaksikan mereka masuk. Meski demikian, dia menjelaskan, kawanan pria berjenggot itu berkoordinasi dengan puluhan orang lain yang tiba dengan truk dan tidak terlihat seperti Islamis.
Menurut pemilik toko tersebut, Ayman, kepada Washingtonpost, kawanan itu membawa komputer senilai ribuan dolar AS, video, dan peralatan audio juga satu unit penyejuk udara sebelum membakar gereja.(ROL)
Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com