Tarqiyah :Demonstran oposisi Tamarrud (pembangkangan) menuntut presiden Mesir, Dr. Muhammad Mursi turun dari jabatan dan minta percepatan pemilu presiden. Ahad sore (30/6) massa oposisi telah memenuhi alun-alun istana presiden Al Ittihadiyah setelah sebelumnya berkumpul di bundaran Tahrir.
Dalam pernyataannya, Tamarrud menolak dialog apapun. Mereka mengancam bahwa aparat keamanan dan militer bersama rakyat. Mursi diberi waktu hingga pukul 5 sore hari Selasa (2/7). Jika seruan tidak diindahkan mereka berjanji akan melakukan aksi pemberontakan yang lebih serius.
Menanggapi seruan ini, presiden Mesir Muhammad Mursi dalam pernyataannya kepada Aljazeera menegaskan bahwa demonstrasi saat ini tidak akan berubah menjadi revolusi ke-2. Pada kesempatan lain Mursi menyatakan tidak akan membiarkan pelanggaran terhadap undang-undang dan menolak tuntutan mempercepat pelaksanaan pemilu presiden, karena dengan pengunduran dirinya saat ini akan melemahkan penggantinya hingga menimbulkan kekacauan tanpa akhir. Mursi juga menyatakan tsiqah 'kepercayaan'-nya kepada agkatan bersenjata guna mengakomodir ketahanan nasional.
Di tempat terpisah, ketua Majelis Shoura Dr. Ahmad Fahmy menyatakan belum menerima surat pengunduran resmi dari anggota legislatif utusan Aliansi Politik Rakyat yang menyatakan pengunduran dirinya kemarin. Fahmy menyatakan dewan akan membahas pengunduran diri anggota Selasa depan jika ada surat pernyataan resmi. Dewan tidak akan mengakui pengunduran secara lisan.
Grand Syaikh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayeb sebagaimana dilansir Aljazeera meminta segenap bangsa Mesir agar bisa menahan diri dari tindakan anarkis dan lebih mengutamakan kemaslahatan negara. Pernyataan senada juga disampaikan oleh Dr. Syawqi Ibrahim, Mufti Agung Mesir. Mufti menegaskan kesucian darah bangsa Mesir dan menolak kekerasan dan penumpahan darah orang yang tidak bersalah. [har/ajm]
Wallahu A‘lam.
Dalam pernyataannya, Tamarrud menolak dialog apapun. Mereka mengancam bahwa aparat keamanan dan militer bersama rakyat. Mursi diberi waktu hingga pukul 5 sore hari Selasa (2/7). Jika seruan tidak diindahkan mereka berjanji akan melakukan aksi pemberontakan yang lebih serius.
Menanggapi seruan ini, presiden Mesir Muhammad Mursi dalam pernyataannya kepada Aljazeera menegaskan bahwa demonstrasi saat ini tidak akan berubah menjadi revolusi ke-2. Pada kesempatan lain Mursi menyatakan tidak akan membiarkan pelanggaran terhadap undang-undang dan menolak tuntutan mempercepat pelaksanaan pemilu presiden, karena dengan pengunduran dirinya saat ini akan melemahkan penggantinya hingga menimbulkan kekacauan tanpa akhir. Mursi juga menyatakan tsiqah 'kepercayaan'-nya kepada agkatan bersenjata guna mengakomodir ketahanan nasional.
Di tempat terpisah, ketua Majelis Shoura Dr. Ahmad Fahmy menyatakan belum menerima surat pengunduran resmi dari anggota legislatif utusan Aliansi Politik Rakyat yang menyatakan pengunduran dirinya kemarin. Fahmy menyatakan dewan akan membahas pengunduran diri anggota Selasa depan jika ada surat pernyataan resmi. Dewan tidak akan mengakui pengunduran secara lisan.
Grand Syaikh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayeb sebagaimana dilansir Aljazeera meminta segenap bangsa Mesir agar bisa menahan diri dari tindakan anarkis dan lebih mengutamakan kemaslahatan negara. Pernyataan senada juga disampaikan oleh Dr. Syawqi Ibrahim, Mufti Agung Mesir. Mufti menegaskan kesucian darah bangsa Mesir dan menolak kekerasan dan penumpahan darah orang yang tidak bersalah. [har/ajm]
Wallahu A‘lam.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com