Tarqiyah :
Wallahu A‘lam.
Kami tahu kalian tidak pernah menyetujui cara dan model perjuangan kami. Tetapi melihat apa yang kalian alami, kami tak bisa menahan air mata bercampur amarah yang tak tertahankan lagi.
Kami ingin meminta ijinmu untuk memasuki Mesir dan membawa pasukan berperang dengan junta militer dan orang-orang sekuler yang dibiayai Amerika itu. Tetapi kami yakin kalian takkan mengijinkan kami. Kini kami berharap-harap cemas sembari menyimak Aljazeera, apa yang akan terjadi beberapa jam lagi.
Kami tak yakin, 5 juta kadermu mampu membatalkan kudeta dengan aksi damai. Kami justru mengkhawatirkan junta akan membantai saudara-saudara muslim kami dengan peluru-peluru tajam yang telah mereka persiapkan. Lalu generasi pejuang syariat yang telah kalian bina selama puluhan tahun akan lenyap.
Kami tak mampu membayangkan, jika jutaan muslim yang semalam bersujud bersama, shalat tarawih dan qiyamullail serta mengkhatamkan Al Qur'an berubah menjadi lautan darah siang nanti. Jum'at Az-Zahf, kalian menyebutnya. Tetapi kami telah mengetahui tabiat tentara yang telah didukung Amerika. Mereka suka berkhianat. Bagaimana jika itu terjadi siang nanti? Bukankah mereka yang telah membunuh puluhan kadermu saat Shalat Shubuh, takkan segan menembaki kalian saat demonstrasi?
Kami tak dapat membayangkan, jutaan muslim yang terkapar bersimbah darah. Kami takkan terima, jutaan muslimah menjadi janda. Kami takkan terima jutaan anak muslim menjadi yatim.
Maka jika itu terjadi, dan perjuangan kalian telah mati. Jika gerakan Ikhwanul Muslimin telah berakhir, ijinkan kami memasuki Mesir. Mereka yang telah menyarangkan peluru kepada orang yang shalat, kami akan membuat perhitungan yang setara. Mereka yang telah merampas kehormatan wanita, kami akan mencampakkan kehidupannya. Mereka yang menghilangkan jiwa muslim tanpa haq, kami akan datang menjadi bayang ketakutan yang paling dibencinya.
Senjata dilawan dengan senjata
Peluru dibalas peluru
Darah dibalas darah!
Kami ingin meminta ijinmu untuk memasuki Mesir dan membawa pasukan berperang dengan junta militer dan orang-orang sekuler yang dibiayai Amerika itu. Tetapi kami yakin kalian takkan mengijinkan kami. Kini kami berharap-harap cemas sembari menyimak Aljazeera, apa yang akan terjadi beberapa jam lagi.
Kami tak yakin, 5 juta kadermu mampu membatalkan kudeta dengan aksi damai. Kami justru mengkhawatirkan junta akan membantai saudara-saudara muslim kami dengan peluru-peluru tajam yang telah mereka persiapkan. Lalu generasi pejuang syariat yang telah kalian bina selama puluhan tahun akan lenyap.
Kami tak mampu membayangkan, jika jutaan muslim yang semalam bersujud bersama, shalat tarawih dan qiyamullail serta mengkhatamkan Al Qur'an berubah menjadi lautan darah siang nanti. Jum'at Az-Zahf, kalian menyebutnya. Tetapi kami telah mengetahui tabiat tentara yang telah didukung Amerika. Mereka suka berkhianat. Bagaimana jika itu terjadi siang nanti? Bukankah mereka yang telah membunuh puluhan kadermu saat Shalat Shubuh, takkan segan menembaki kalian saat demonstrasi?
Kami tak dapat membayangkan, jutaan muslim yang terkapar bersimbah darah. Kami takkan terima, jutaan muslimah menjadi janda. Kami takkan terima jutaan anak muslim menjadi yatim.
Maka jika itu terjadi, dan perjuangan kalian telah mati. Jika gerakan Ikhwanul Muslimin telah berakhir, ijinkan kami memasuki Mesir. Mereka yang telah menyarangkan peluru kepada orang yang shalat, kami akan membuat perhitungan yang setara. Mereka yang telah merampas kehormatan wanita, kami akan mencampakkan kehidupannya. Mereka yang menghilangkan jiwa muslim tanpa haq, kami akan datang menjadi bayang ketakutan yang paling dibencinya.
Senjata dilawan dengan senjata
Peluru dibalas peluru
Darah dibalas darah!
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com