Oleh : Ustaz, Zulfi Akmal
Seorang pemuda mendapatkan dompet di jalan. Setelah ia periksa ternyata ada uang sebanyak 1000 dollar di dalamnya. Di samping itu terdapat kartu nama pemilik dompet.
Tanpa ragu ia langsung menghubungi nomor telpon yang tertera di sana. Pemilik dompet mengiyakan bahwa ia pemilik dompet itu. Tidak lama, mereka berdua sudah bertemu di suatu tempat yang sudah disepakati sebelumnya untuk menyerahkan dompet itu.
Setelah bertemu dan berbasa-basi sejenak, pemuda itu menyerahkan dompet yang ia temukan itu kepada pemiliknya. Sebelum menerima, pemilik dompet itu bertanya berapa jumlah uang yang ia dapatkan? Pemuda itu menjawab: “1000 dollar”.
Pemiliknya mengingkari: “Padahal dompet itu waktu terjatuh ada uang 1500 dollar di dalamnya”
Dengan wajah agak berubah pemuda itu berkata: “Memang hanya segini saya temukan uang di dalam dompet ini”.
Sambil tersenyum pemilik dompet itu berkata: “Anda benar, hanya segitu. Sebenarnya dompet itu sengaja saya buang dengan tujuan mencari orang yang jujur untuk memegang keuangan perusahaan saya. Saya memiliki perusahaan besar yang mempunyai kekayaan jutaan dollar. Tapi selama ini saya sulit menemukan orang yang betul-betul jujur. Makanya saya berusaha mencari orang yang jujur dengan membuang uang di jalan, dengan harapan ada yang mengembalikannya seperti anda ini.
Sudah 15 kali saya melakukan hal seperti ini, sudah 15.000 dollar uang saya korbankan demi mencari orang yang jujur. Baru kali ini saya temukan orang yang saya harapkan.
Sekarang uang itu memang untuk anda, silahkan diambil. Dan saya berharap anda bersedia membantu saya mengelola keuangan perusahaan saya. Mengenai keterampilan dan ilmu untuk itu anda tidak perlu khawatir, anda bisa mempelajarinya atas biaya dari perusahaan”.
Kejujuran itu menyelamatkan sekalipun dalam pandangan kita membahayakan. Dan dusta itu mencelakakan walaupun dalam perkiraan kita menguntungkan.
Seorang pemuda mendapatkan dompet di jalan. Setelah ia periksa ternyata ada uang sebanyak 1000 dollar di dalamnya. Di samping itu terdapat kartu nama pemilik dompet.
Tanpa ragu ia langsung menghubungi nomor telpon yang tertera di sana. Pemilik dompet mengiyakan bahwa ia pemilik dompet itu. Tidak lama, mereka berdua sudah bertemu di suatu tempat yang sudah disepakati sebelumnya untuk menyerahkan dompet itu.
Setelah bertemu dan berbasa-basi sejenak, pemuda itu menyerahkan dompet yang ia temukan itu kepada pemiliknya. Sebelum menerima, pemilik dompet itu bertanya berapa jumlah uang yang ia dapatkan? Pemuda itu menjawab: “1000 dollar”.
Pemiliknya mengingkari: “Padahal dompet itu waktu terjatuh ada uang 1500 dollar di dalamnya”
Dengan wajah agak berubah pemuda itu berkata: “Memang hanya segini saya temukan uang di dalam dompet ini”.
Sambil tersenyum pemilik dompet itu berkata: “Anda benar, hanya segitu. Sebenarnya dompet itu sengaja saya buang dengan tujuan mencari orang yang jujur untuk memegang keuangan perusahaan saya. Saya memiliki perusahaan besar yang mempunyai kekayaan jutaan dollar. Tapi selama ini saya sulit menemukan orang yang betul-betul jujur. Makanya saya berusaha mencari orang yang jujur dengan membuang uang di jalan, dengan harapan ada yang mengembalikannya seperti anda ini.
Sudah 15 kali saya melakukan hal seperti ini, sudah 15.000 dollar uang saya korbankan demi mencari orang yang jujur. Baru kali ini saya temukan orang yang saya harapkan.
Sekarang uang itu memang untuk anda, silahkan diambil. Dan saya berharap anda bersedia membantu saya mengelola keuangan perusahaan saya. Mengenai keterampilan dan ilmu untuk itu anda tidak perlu khawatir, anda bisa mempelajarinya atas biaya dari perusahaan”.
Kejujuran itu menyelamatkan sekalipun dalam pandangan kita membahayakan. Dan dusta itu mencelakakan walaupun dalam perkiraan kita menguntungkan.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com