Waktu itu Emas..Bagaimanakah memanfa’atkannya?!

By: Muherman Numrah Mawardi

Muqaddimah

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, Washshalatu 'Ala Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam...

Sudah tak asing lagi bagi kita pepatah ini, dan bahkan semua kita sanggup mengucapkan dan mengahafalnya; kalimat pendek, singkat, ringkas dan memiliki makna..tidak sedikit yang faham makna dari kalimat indah ini, kalimat tersebut adalah “Waktu itu ibarat emas”.
Kalau seandainya waktu itu adalah emas..apakah mungkin bagi kita membelinya?!
Menurut tim peneliti..bahwa sekitar 43% para pekerja di Negara-Negara berkembang mengeluh karna kurangnya waktu yang dimiliki untuk melaksanakan tugas hari-hari mereka.
Sedangkan pada sisi yang lain..kita dapati sebagian orang sukses, mereka sanggup mengatur dan memanfaatkan waktu mereka tanpa harus mengeluh “Kekurangan waktu” dan bahkan mereka juga sanggup memanfaatkan waktu yg tersisa dengan berolah-raga dan tamasya, dan tak lupa pula mereka-pun sanggup menunaikan tugas mereka dengan wajah yang lebih sempurna.[1]

Waktu itu tidak bisa di beli!

Memang..waktu itu tidak akan bisa di beli walau semahal apapun harganya, karna ia adalah milik paling berharga orang beriman..karna berharganya itu Allah Ta’ala bersumpah dengan memakai namanya, seperti pada surat: Al-Lail, Adh-Dhuha, Al-Ashr..dll.
Waktu itu tidak bisa dibeli karna ia sudah dibagi-bagikan oleh Allah kepada kita secara gratis, dan pada suatu waktu nanti kita pasti akan di Tanya kemana dan dalam hal apa kita mempergunakannya, sebagaimana sabda Nabi:
 “Tidak bergeser kaki seorang hamba di hari kiamat hingga dia ditanya empat perkara:  (Salah satunya adalah): “Tentang umurnya pada sesuatu apa ia habiskan,…”.[2]
Dengan pembagian inilah..tidak akan ada lagi kata-kata tidak ada persamaan pemberian waktu oleh Allah, sebab Allah Ta’ala telah memberikan setiap kita haknya sebagaimana yang lain.
Namun yang akan menjadi permasalahan nantinya bagi manusia adalah; tidak pandai mengatur waktu dan suka membuang waktu pada hal yang tidak berguna.

Waktu itu tidak bisa di simpan lalu diambil kembali ketika butuh

Kenapa demikian?..karna ia terus berlalu tanpa henti dan tidak bisa di simpan di bank waktu, sebab itulah Hasan Al-Basri berkata: “Wahai anak Adam!..Sebenarnya kalian hanyalah hari-hari, ketika pergi hari ini maka telah pergi pula sebagian diri anda”.

Waktu itu tidak bisa balikkan lagi

Ketika waktu berlalu terus tanpa terhenti maka iapun tidak akan bisa dibalikkan lagi walaupun sedetik, karna demikian..Maaf para pembacaku! Ia adalah undang-undang hidup, yang mesti kita lalui..sekalipun kita suka atau tidak.

Cara memanfaatkan waktu agar ia bermanfaat

Untuk kita yang ingin memanfaatkannya agar ia tidak terbuang percuma, maka cobalah langkah-langkah berikut!:
Satu: Waktu yang paling rutin dan dharuri (penting) untuk di pergunakan setiap harinya, maka hitunglah ia atur lagi supaya lebih teratur dan lebih disederhanakan lagi.
Dua: Tetapkan hadaf (tujuan)!..sebagaimana waktu itu berlalu bak air sungai, maka tetapkanlah jenis amal dan usaha yang mesti kita jalani pada hari ini, sehingga pada waktu yang ditentukan kita bisa meraih apa yang kita inginkan.
Tiga: Menentukan yang paling aula (yang paling penting)
Dalam undang-undang ilmu “Pengaturan Waktu” ada satu jenis ilmu yang harus kita amalkan, yaitu bagaimana menetapkan aulawiyat atau pekerjaan yang paling penting untuk di lakukan hari itu.. penting dari faedah dan manfaat! Supaya kita tidak terjatuh dalam jurang “Banyak tugas dan pekerjaan”, padahal dengan mendahulukan yang lebih penting..insya Allah kita akan bisa mengatur waktu kita.
Empat: Jangan menunda-nunda!..taswif atau menunda-nunda adalah perbuatan syaithan, maka jangan coba-coba anda mendekatinya karna kita bisa terjatuh dalam jurang kegagalan.
Apa saja yang bisa kita lakukan hari ini maka janganlah di tunda-tunda, sebab kita tidak tahu apakah kita akan bisa melakukannya besok hari, atuapun kita melakukannya dengan semampunya..tentang hal ini Nabi kita SHallallahu ‘Alaihi Wasalam mengajarkan kita lewat sabda beliau:
”Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].
Lima: yang terakhir adalah; Usahakan mentanzhim (mengatur) waktu tha’at, seperti: ibadah, menuntut ilmu, mengajar ilmu, meluangkan waktu selalu untuk berbakti kepada orangtua, dll
Sebab hanya kethaatanlah yang bisa kita raih hasilnya di akhirat kelak, ataupun maksiat yang menyengsarakan kita, sedangkan amalan yang lainnya hanyalah ghubar (debu) yang terbang bersama-sama nafas kita.

Nasehat

Poin kelima ini adalah poin yang paling penting untuk anda fahami dan amalkan, sebab manusia tidak diciptakan melainkan hanya untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat Adz-Dzariyat:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk menyembah kepada-Ku”.
Maknanya; kita harus memperbanyak mempergunakan waktu kita untuk beribadah kepada Allah, dan nabi kita mengingatkan kita dari membuang-buang waktu pada hal yang tidak berguna, sebab kita akan ditanya dan kita akan mempertanggung jawabkan umur yang kita lalui ini. Untuk itu manfaatkanlah waktu luang kita dengan memperbanyak ibadah dan dzikir, sebelum datang kata-kata “Yah..seandainya!?!!....”.

Ajaran Islam bagaimana memanfaatkan waktu?!

Secara langsung Al-Qur’an dan Sunnah sudah mengajarkan kita bagaimana memanfaakan waktu supaya tidak terbuang percuma, dengan lewat perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam Al_Qur’an dan Sunnah kita akan bisa menjadikan seluruh waktu kita berguna, seperti “Dzikir”..sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41).
Dan hadits Ibunda ‘Aisyah tentang hari-hari Nabi:
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selalu mengingat Allah (Dzikrullah) setiap waktunya”.
Maka; dengan memanfaatkan amalan yang sangat mulia ini, insya Allah kita akan bisa mempertanggung jawabkan sebagian besar dari umur dan waktu yang kita lalui ini, untuk menguatkan kata-kata saya ini..dengarlah sabda Nabi berikut ini tentang keutamaan dzikir:
“Tidakkah kalian mau jika aku memberitahukan kepada kalian tentang amal perbuatan yang paling baik dan paling suci di sisi Tuhan kalian serta derajat kalian yang paling tinggi, juga lebih baik bagi kalian dari pada menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian dari pada bertemu musuh lalu kalian memunuh mereka dan mereka membunuh kalian?". Maka para shahabat berkata: Kami mau wahai Rasulullah?. Rasulullah saw bersabda: Berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla".[3]
Dengar dzikir pula kita bisa merasakan berartinya waktu yang kita lalui, disamping ibadah-ibadah yang lain..dengan izin Allah kita akan sanggup memanfaatkannya, sehingga kita bisa menyiapkan jawaban untuk pertanyaan kelak.
Keberuntungan yang tidak disangka
Bagi orang beriman seluruh amalan yang dilakukannya asalkan didasari niat dan ikhlas adalah satu keberuntungan dan nikmat yang tak terbilang nilainya, sebab..walaupun seorang muslim mengerjakan amal duniawi, namun dia mengerjakannya dengan niat yang tulus dan ikhlas karena Allah..maka Allah Ta’ala menghitung baginya kebaikan, apalagi ia melaksanakan amalan yang anjurkan agama maka akan lebih besar pahala dan manfaatnya, baik di dunia ataupun di akhirat.
Detik-detik yang lalui orang beriman sangat ganjil bila di cerna oleh akal, sebab setiap amalan yang ia lakukan dihitung menjadi kebaikan dan kebaikan yang banyak, dan bahkan sakit dan derita yang di alaminya juga dihitung pahala dan kebaikan, sebagaimana sabda Nabi:
Dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma bahwa keduanya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah orang beriman di timpa kesakitan (sakit), kelelahan, kepedihan, tidak kesedihan dan tidak pula gundah gulana yang menimpanya; melainkan yang demikian menghapuskan dosa-dosa".

Dan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: "Tidaklah orang beriman di timpa kesulitan dan yang lebih tinggi dari itu, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya, atau menghapuskan dengannya kesalahan". (HR. Muslim).
Penutup
Akhirnya..setelah kita memaparkan dengan ringkas akan pentingnya waktu bagi manusia dan orang beriman, maka tidak ada lagi yang bisa kita lakukan melainkan mengokohkan tekat supaya kita bisa mengatur dan memanfaatkan waktu yang tersisa dalam menjalani taat kepada Allah, dan meninggalkan seluruh kemaksiatan dan dosa dengan cara menyibukkan diri dengan ketaatan. Sebab diri apabila tidak disibukkan dengan kebaikan, maka ia akan disibukkan oleh keburukan..semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari usaha yang buruk dan lalai dari taat..Allahumma Amin!
Allahu A’lam!




[1] . Waktu itu Emas, majalah Wa’I ISlami..edisi syawal 1432 H.
[2] . HR. Thbarani dan Al-Badzar
[3] HR. Turmudzi: 5/549 no: 3377

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama