Isham Shawir
Pada saat PM Israel Benjamen Netanyahu
memutuskan untuk menggelar pemilu dini, kekhawatiran Palestina pun
muncul dengan kuat. Sebab sudah menjadi kebiasaan partai penguasa di
Israel merayu pemilihnya dengan menumpahkan darah rakyat Palestina
seperti kejahatan perang “Cast Lade” dan agresi lainnya.
Kekhawatiran Palestina memiliki alasan.
Kejahatan-kejahatan Israel terhadap bangsa Palestina untuk kepentingan
pemilu sangat kentara. Namun kondisi dan situasi lah yang menentukan
tabiat apa yang terjadi saat ini. Operasi perang seperti Cast Lade atas
Gaza akan sulit terulang karena alas an-alasan berikut:
Pertama, kegagalan telak elit Israel
mewujudkan target-target resminya dalam operasi itu. Kedua, kegagalan
militer Israel di lapangan terutama dalam menghalangi gempuran roket
Palestina ke pemukiman Israel. Ketiga, Mesir, seperti yang ditegaskan
resmi oleh kementerian luar negeri Israel saat perang atas Gaza dan
Hamas, tidak lagi menjadi pangkalan militer bagi Israel yang bias
dikendalikan oleh Mubarak atau krooni-kroninya. Justru setelah revolusi,
Mesir berubah menjadi dimensi strategis bagi Palestina. Di sisi lain,
bangsa-bangsa Arab kini memiliki kebebasan dalam unjuk rasa dan
mengungkapkan kemarahannya kepada Israel jika menggelar agresi lagi.
Karena itu, rezim-rezim diktator Arab lainnya khawatir akan jatuh jika
Israel menggelar agresi baru. Jika rezim-rezim diktator itu jatuh maka
Israel juga khawatir akan hilang. Kekhawatiran Israel lebih besar dari
respon balik dari negara seperti Mesir baik dalam level resmi atau
kerakyatan.
Jika Gaza adalah panggung kejahatan bagi
kampanye Israel tahun 2009, maka Tepi Barat juga akan menjadi ajang
kampanye pemilu Israel dini. Dia memang tidak berdarah-darah sebab tidak
ada beda antara Palestina Gaza dan Tepi Barat bagi dunia Arab. Karena
itu, di Tepi Barat kini disaksikan semakin intensnya aksi kekerasan
terhadap tempat suci di sana. Namun gejolak media yang seharusnya tidak
akan mewujudkan public yahudi kecuali keputusan-keputusan politik dan
ekonomi menjadi gelombang nasional Palestina atau menyakitkan kepada
otoritas Palestina atau tindakan teroris terhadap berbagai elit faksi
Palestina.
Akhirnya, bangsa Palestina mampu tegar
menghadapi penjajah Israel. Namun kami berharap Palestina akan sembuh
dari perpecahan internal agar semakin tegar. Kita juga tegaskan bahwa
goyangnya Israel yang kehilangan keamanan dan stabilitas dan bahwa
kekhawatirannya Israel melebihi kekhawatiran Palestina. Israel sendiri
melihat dirinya telah mengalami keretakan dan kehancurannya semakin
dekat dan hampir tenggelam dalam lautan revolusi Arab. (bsyr)
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com