Kebebasan; Pilar Kebangkitan

Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

Segala puji hanya milik Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabat dan orang-orang yang mengikutinya dengan ihsan hingga hari pembalasan.. selanjutnya:
Telah kami sampaikan dalam risalah sebelumnya tentang pilar-pilar kebangkitan dan kendala-kendalanya, yang menegaskan kepada kita bahwa SDM (sumber daya manusia) adalah pilar utama untuk kebangkitan seluruh negara berkembang, karena itu pembangunan SDM  merupakan poros utama dalam pembangunan umat, dan sebagai bahan asasi (mendasar) pembangunan manusia adalah akhlak dan ilmu, yang diantara sarananya adalah menghormati kehendak rakyat, menentukan target, memperbaiki media, semua itu berimplikasi pada dinaungina kebebasan masyarakat; walaupun sebelumnya telah kami isyaratkan namun dalam risalah ini sengaja kami sebutkan secara tersendiri.
Kebebasan adalah Anugerah dari Allah
Bahwa kebebasan merupakan inti permasalahan bangsa, dan merupakan agenda yang menjadi bahan permainan para politikus, bahkan menjadi bahan pembicaraan para penyair sehingga salah seorang dari mereka bersenandung:
أتمنى على الزمان محالاً  **  أن ترى مقلتاي طلعة حر
 Kelak, Aku bercita-cita pada satu hal yang mustahil # melihat tulisan-tulisanku memunculkan kebebasan
Dari bait puisi ini imam Al-Junaid berkata: “Kalau saja shalat bisa sah tanpa Al-Qur’an maka ungkapan puisi diatas juga akan  sah”. Karena setiap orang pasti menginginkan kebebasan dan kemerdekaan bagi negerinya, rakyatnya mendapatkan kebebasan dalam mengambil keputusan untuk kemaslahatan negerinya, masyarakatnya, atau jamaah yang memiliki komitmen kepadanya, memperhatikan disekelilingnya  sehingga tampak kebebasan dimana-mana dan dirasakan oleh semua kalangan, lalu mengembalikan pandangan yang ada disekitarnya sekali lagi dan melihat kebebasan ditemukan dimana saja mereka berada, kebaikan tersebar luas, mengedepankan yang ma’ruf  kepada seluruh umat manusia, sehingga kebaikan dan keberkahan dapat dirasakan oleh mereka yang sedang tertimpa musibah, atau mengalami krisis, saling mengenal dan saling tolong menolong dalam memakmurkan bumi. sebagaimana Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hujurat:13)
Begitu pula dalam menyebarkan kebaikan yang telah Allah titipkan kepada mereka di dalam bumi ini. Allah berfirman:
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”. (Fushilat:9-10)
Bumi sebagai tempat berpijak bagi semua makhluk Allah SWT dan dijadikan bagian dari  amanah atas manusia dengan menjadikannya sebagai khalifah, memeritahkannya untuk melakukan kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar yang dapat merusak di dalamnya. Seperti firman Allah:
وَلا تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا
 ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya”. (Al-A’raf:56)
Dan kebebasan dalam Islam merupakan salah satu hak alami bagi semua manusia, karena itu tidaklah akan berharga dan memiliki integritas kehidupan manusia tanpa kebebasan. Sebagaimana kebebasan juga merupakan cahaya yang dapat menyinari seluruh jiwa jika diiringi dengan  keterikatan yang kuat kepada Allah, dan perampasan kebebasan dari tubuh masyarakat berarti merampas inti pilar-pilarnya… dan Allah tidak mengutus para rasul kecuali dengan satu risalah yaitu mewujudkan ubudiyah dan ketaatan kepada Allah dan terbebas dari selainnya. Allah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”. (Al-Anbiya:25)
Karena itu kebebasan yang sempurna adalah ubudiyah yang integral kepada Allah semata, bukan kepada yang lainnya seperti manusia, alam semesta, kekuatan lain atau syahwat hewani.
Dan tidaklah akan terhinakan diri seseorang, dan tidak mendapatkan kerugian, kesengsaraan dan tipu daya kecuali jika dirinya menghambakan diri kepada selain Allah dari syahwat duniawi dan kenikmatan-kenikmatannya yang nisbi. Abu Hurairah ra dari nabi saw bersabda:
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ، وَعَبْدُ الخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ، تَعِسَ وَانْتَكَسَ
“Merugilah hamba dinar, merugilah hamba dirham, dan merugilah hamba khamishah (jika diberi dia senang, dan jika tidak diberi dia marah, merugilah dan merugilah”. 
Kebebasan dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Manusia
Bangsa yang terbebas dari kezhaliman dan kediktatoran, terlepas dari kekangan dan ikatan tirani, akan senantiasa menyinari cahaya kebebasan, keadilan, kesetaraan dan kasih sayang… masyarakat ini yang kelak akan berhasil mewujudkan seluruh sarana kekuatan dan kemuliaan, senantiasa memunculkan potensinya dan berbagai kreasi secara menyeluruh, dan tampak pula pengaruhnya pada setiap individu dan masyarakatnya dalam beberapa hal berikut:
- Bahwa kebebasan bagian dari realisasi sisi kemanusiaannya, menjadikannya memiliki perasaan martabat dan kemuliaan, dan menikmati karunia yang telah dianugerahkan kepada seluruh makhluknya. Allah SWT berfirman:
 وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Al-Isra:70)
Bahwa kebebasan memberikan seseorang energi kekuatan yang membuatnya mampu melawan segala tindak kezhaliman dan kediktatoran.. tanpa rasa takut terhambat atau hilangnya rezki atau terancam nyawanya; karena dirinya sadar bahwa yang demikian ada ditangan Allah bukan atas kehendak manusia, dan karena manusia tidak akan mampu memberikan manfaat dan mudharat, memberi atau menghalangi, menambah atau mengurangi, hidup atau mati kecuali dengan izin Allah.
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Ali Imran:26).
Allah SWT juga berfirman:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ  فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan”. (Adz-Dzariyat:22-23)
Dan Rasulullah saw juga bersabda:
إن روح القدس نفث في روعي أنه لن تموت نفس حتى تستكمل رزقها وأجلها، فاتقوا الله وأجملوا في الطلب
“Sesungguhnya Ruh Al-Quds berhembus di tubuhku dengan mengatakan bahwa sesungguhnya jiwa tidak akan mati sehingga telah sempurna rezki dan ajalnya, maka bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah permintaan (doa) kalian”.
Rasulullah saw juga bersabda:
لا يمنعن أحدكم مهابة الناس أن يقول بحق إذا رآه أو علمه، فإنه لا يقدم من أجل ولا يؤخر من رزق أن يقول الحق أو يذكر به
“Tidak ada seorangpun mampu menghancurkan kewibawaan seseorang yang mengatakan kebenaran saat anda melihatnya atau mengajrakannya, karena tidak ada yang mampu mendahulukan atau menunda rezki seseorang yang mengatakan kebenaran atau mengingatkannya.
Imam Ali ra berkata:
أي يوم من الموت أفر؟          يوم لا يُقدَّر أو يوم قُدر؟
يوم لا يُقدَّر لا أرهبه             ومن المقدور لا ينجو الحذر
 Hari apakah yang dianggap sebagai kematian yang ditakuti? # hari yang ditentukan atau hari yang sudah ditetapkan
Hari yang tidak ada ketetapannya aku tidak pernah merasa takut # sementara hari yang telah ditetapakn maka siapapun tidak ada yang bisa selamat darinya
Imam Syafi’i berkata:
أنا إن عشتُ لستُ أعدمُ قوتًا *** وإذا متُ لستُ أعدمُ قبرًا
همتي همَّة الملوك ونفسي  *** نفس حر ترى المذلة كفرًا
 Jika aku hidup, aku tidak tahu apakah memiliki makanan # dan jika aku mati maka akupun tidak mengetahui kuburnya
Namun, keinginan saya adalah seperti keinginan para raja, sementara jiwaku # jiwa yang bebas, yang melihat kehinaan adalah kekufuran
- Dalam kondisi bebas, akan muncul kejujuran, keberanian, pengorbanan, mengajak pada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran, ide menjadi jernih, berbagai bidang keilmuan, sastra, kreativitas, hobi juga dapat menyebar dan berkembang.
- Dalam kondisi bebas akan tampak kebahagiaan dan keamanan; karena setiap insan memiliki kesadaran terhadap apa yang didapatinya dari berbagai kewajiban dan yang menjadi hak untuknya dan membuatnya nyaman dalam menunaikan apa yang menjadi kewajiban atasnya.
Prinsip-prinsip Kebebasan
Kebebasan tidak akan berarti dalam jiwa manusia kecuali jika mau menjaga kebebasan orang lain, dan tidak boleh menjadi sebab terjadinya kemudharatan bagi jiwa orang lain, karena Islam tidak pernah mengekang kebebasan kecuali jika ada dibalik itu celaan dan kerusakan di muka bumi, atau mengebiri kebabasan orang lian, atau melakukan pelanggaran terhadap kehormatan mereka. Adapun diantara prinsip-prinsip kebebasan adalah sebagai berikut:
- Para pemilik kebebasan hendaknya menghiasi diri dengan akhlak dan nilai-nilai mulia, karena ia merupakan landasan utama dalam memelihara kebebasan orang lain.
- Tidak mengabaikan kondisi yang diidamkan oleh masyarakat; perasaan aman, damai, stabil.
- Tidak mengabaikan hak-hak utama mereka.
Bahwa berkomitmen dengan prinsip-prinsip dasar ini, niscaya akan memberikan keseimbangan antara hak-hak setiap individu; sehingga tidak terjadi pelanggaran satu sama lainnya, sebagaimana akan memberikan keseimbangan antara hak individu dengan hak masyarakat, atau kepentingan pribadi dan kepentingan umum, tidak membuat salah satu dari keduanya saling menzhalimi.. hal tersebut merupakan keadilan yang sewajarnya para penguasa suatu negeri memberikan kebebasan bagi setiap warganya… sebagaiamana pemimpin suatu negara harus menghentikan seseorang yang berusaha melakukan pelanggaran terhadap hak negara dan kehormatan orang lain.
Izinkan saya wahai ikhwah dan akhwat yang mulia.. untuk memaparkan beberapa contoh yang dilakukan oleh Nabi saw, karena kita berkewajiban untuk menelaah  pelajaran-pelajaran dan contoh-contoh yang ada dalam Al-Qur’an Al-Karim dan sunnah nabawiyah yang sesuai dengan kondisi kita di sepanjang waktu dan tempat, lalu mengambil ibrah darinya. Contohnya adalah perumapamaan perahu yang dijelaskan oleh Rasulullah saw bahwa para penumpang perahu akan menempati tempat yang berbeda, itu adalah pilihan dari Allah dengan hikmah yang diketahui olehnya dan kita tidak mengetahuinya, sebagian dari mereka yang berada diposisi paling bawah memberikan saran ingin memberikan kenyamanan sesaat namun tidak memiliki pemahaman akibat yang akan terjadi setelahnya; karena mereka, jika membutuhkan air mengambilnya keatas, dan mereka mengira, tindakan yang mereka lakukan akan menggganggu orang yang ada dibagian atas, maka mereka memberikan saran untuk melubangi bagian bahwa kapal sehingga dapat mudah mengambil air dan tidak mengganggu orang yang ada diatas. Disini, semua orang harus segera menghalangi niat yang salah dan keliru ini, karena akan membahayakan semua orang. Oleh karena itu pula, kemaksiatan setiap warga dalam kondisi ini akan merusak seluruh kepentingan umum dan membahayakan semua orang, dan inilah tujuan orang-orang yang memberikan nasihat sehingga dapat memberikan keselamatan orang yang berada di bawah dan diatas, mereka selamat dari murka Allah dan krisis dunia.
Tanggungjawag Seorang Muslim di Hadapan Allah
Pada saat Islam memberikan kebebasan mutlak kepada seseorang untuk dapat melakukan apa yang diinginkan, maka pada hakikatnya memberikan norma-norma yang mengatur geraknya, mengarahkan akitivitasnya kepada yang bermanfaat dan membentengi dirinya dari hal-hal yang membahayakan dirinya, yaitu dengan menjelaskan beberapa hal berikut:
- Bahwa dirinya memiliki tanggungjawab atas perbuatannya dan tergadaikan olehnya. Allah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. (Al-Mudatsir:38)
- Bahwa setiap perbuatan pasti ada ganjarannya, dan Allah tidak akan luput dari balasan tersebut, jika baik maka akan baik ganjarannya dan jika buruk maka akan buruk pula balasannya. Allah SWT berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرةٍ خَيْرًا يَرَهُ  وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Al-Zalzalah:7-8)
وعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: جَاءَ جِبْرِيلُ إِلَى النَّبِيِّ فَقَالَ: “يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ.. وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ، وَعِزِّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
Dari Sahal bin Sa’ad berkata: Jibril datang kepada Nabi saw lalu berkata: “Wahai Muhammad hiduplah sesukamu, karena engkau pasti akan mati, berbuatlah sekehendakmu karena engkau pasti akan diberikan balasan.. cintailah orang yang engkau sukai karena engkau pasti akan berpisah dengannya, dan ketahuilah bahwa kemuliaan orang beriman adalah qiyamullail, kekuatannya adalah tidak merasa butuh kepada orang lain”.
- Bahwa balasan tersebut bukanlah di akhirat saja namun juga di dunia, Rasulullah saw bersabda:
الْبِرُّ لَا يَبْلَى وَالْإِثْمُ لَا يُنْسَى وَالدَّيَّانُ لَا يَمُوتُ, فَكُنْ كَمَا شِئْتَ كَمَا تَدِينُ تُدَانُ
“Kebaikan itu tidak akan sia-sia, dosa tidak akan terlupa, sementara yang memberikan balasan tidak akan mati, maka jadilah seperti yang engkau kehendaki, karena apa yang kamu lakukan maka akan diberi balasan”.
Dan dalam atsar disebutkan bahwa dalam Taurat tertulis:
كَمَا تَدِينُ تُدَانُ، وَبِالْكَأْسِ الَّذِي تَسْقِي بِهِ تَشْرَبُ وَزِيَادَةً؛ لِأَنَّ الْبَادِيَ لَا بُدَّ أَنْ يُزَادَ
“Seperti yang engkau lakukan pasti akan dibalas, pada gelas yang dengannya engkau minum dan menambahnya, karena sesuatu yang tampak semestinya akan ditambah”.
Rasulullah saw juga bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
“Muslim adalah seseorang yang mampu memberikan kedamaian dari lisan dan tangannya (perbuatannya)”.
Bahkan lebih dari itu, orang yang menyakiti tetangganya -siapapun tetangganya- melalui lisannya, maka akan dimasukkan ke dala neraka, meskipun dia rajin qiyamullail dan berpuasa sunnah’.
Imam Al-Banna Mengkatagorikan Kebebasan sebagai Kewajiban
Umat Islam dimanapun mereka berada dan seluruh umat manusia diseluruh dunia, hendaknya memahami bahwa jamaah Ikhwanul Muslimin, melalului pemahaman Islam yang lurus telah memproklamirkan bahwa kebebasan adalah rukun dan kewajiban dalam Islam. Bahkan Imam Al-Banna -yang mana saat ini kita sedang memperingati syahidnya beliau- mengungkapkan:
إذا قيل لكم إلام تدعون؟ فقولوا: ندعو إلى الإسلام الذي جاء به محمد  والحكومة جزء منه، والحرية فريضة من فرائضه، فإن قيل لكم: هذه سياسة! فقولوا: هذا هو الإسلام، ونحن لا نعرف هذه الأقسام
“Jika kalian ditanya, kepada apa  kalian menyeru? maka katakanlah: kami menyeru kepada Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, dan pemerintahan adalah bagian darinya, kebebasan adalah salah satu kewajibannya. Dan jika ditanya: ini adalah politik! maka katakanlah: inilah Islam, dan kami tidak mengenal pengklasifikasian ini”.
Dan tentang undang-undang dan kebebasan individu, imam Al-Banna berkata: :
إن الباحث حين ينظر إلى مبادئ الحكم الدستوري التي تتلخص في المحافظة على الحرية الشخصية بكل أنواعها، وعلى الشورى واستمداد السلطة من الأمة، وعلى مسئولية الحكام أمام الشعب، ومحاسبتهم على ما يعملون من أعمال، وبيان حدود كل سلطة من السلطات.. هذه الأصول كلها يتجلى للباحث أنها تنطبق كل الانطباق على تعاليم الإسلام ونظمه وقواعده في شكل الحكم
“Bahwa seorang peneliti, ketika melihat prinsip-prinsip hukum dan perundang-undangan yang intinya adalah memelihara dan menjaga kebebasan individu dengan berbagai segmentasinya, atas syura dan perluasan kekuasaan umat, tanggungjawab pada pejabat dan pemimpin dihadapan rakyatnya, melakukan muhasabah atas apa yang telah mereka lakukan, dan penjelasan tentang batasan-batasan setiap kekuasaan.. ini merupakan prinsip dan landasan utama yang harus diwujudkan oleh seorang peneliti, bahwa yang demikian sangat sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, kaidah-kaidahnya dalam bentuk hukum”.
Adapun tentang kebebasan politik, imam Al-Banna berkata:
وأما إننا سياسيون بمعنى أننا نهتم بشئون أمتنا، ونعتقد أن القوة التنفيذية جزء من تعاليم الإسلام، تدخل في نطاقه وتندرج تحت أحكامه، وأن الحرية السياسية والعزة القومية ركن من أركانه وفريضة من فرائضه، وأننا نعمل جاهدين لاستكمال الحرية ولإصلاح الأداة التنفيذية فنحن كذلك، ونعتقد أننا لم نأت فيه بشيء جديد، فهذا المعروف عن كل مسلم درس الإسلام دراسةً صحيحةً، ونحن لا نعلم دعوتنا ولا نتصور معنى لوجودنا إلا بتحقيق هذه الأهداف
“Adapun kami adalah politikus dengan artian bahwa kami harus memahami seluruh urusan umat kami, meyakini bahwa kekuatan ekskusi adalah bagian dari ajaran Islam, yang masuk pada ruang lingkupnya, mengejawantah dibawah hukum-hukumnya. Dan bahwasanya kebebasan politik dan kekuatan regional adalah salah satu rukun dan kewajibannya, dan kami berusaha sekuat tenaga untuk menyempurnakan kebebasan dan memperbaiki sarana ekskusi, dan kami yakin bahwa kami tidak pernah membawa sesuatu yang baru, karena hal tersebut sudah dikenal oleh setiap muslim yang telah mengkaji Islam secara benar, dan kami tidak mengenalkan dakwah kami dan mengorientasikan arti keberadaan kami kecuali untuk mewujudkan tujuan-tujuan ini”.
Diantara sunnatullah; Kebebasan Selalu Mengalahkan Kezhaliman
Wahai umat Islam… wahai jiwa yang merdeka dimana saja kalian berada
Ketahuilah bahwa kebebasan merupakan anugerah Allah bukan pemberian manusia, bahkan ia lahir bersama setiap insan.. dan inilah yang sering  kita dengar ungkapan Umar pada suatu hari kepada Amru bin Al-Ash, seorang gubernur Mesir saat itu; sebagai bantahan atas kezhaliman yang dilakukan terhadap seorang anak dari warga Optik Mesir:
متى استعبدتم الناس، وقد ولدتهم أمهاتهم أحرارًا
“Sejak kapan kalian memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan dalam keadaan bebas?!”.
Dan ketahuilah wahai umat Islam, bahwa setiap umat tidak akan bisa meraih nikmatnya kebebasan dengan cara mimpi (angan-angan), dan tidak akan diberikan oleh para penguasa zhalim dan diktator secara cuma-cuma, namun harus diambil secara paksa dari mereka melalui usaha dan kerja keras dalam bentuk pengorbanan dan syahadah:
وَما نَــــيلُ المَـــــطالـــِبِ بِالتــَمَنــّي ** وَلَكِـن تُؤخَـذُ الـدُنيـا غِـلابـًا
وَما استَعصى عَلى قَومٍ مَنالٌ ** إِذا الإِقدامُ كانَ لَهُم رِكابًا
 Dan bukanlah kemuliaan itu diraih dengan angan-angan # namun dengan cara mengalahkan penghinaan
Dan tidaklah jauh kemuliaan atas suatu kaum # jika kaki-kaki mereka terus berjalan
Bahwa apa yang kita saksikan saat ini, di negara-negara Arab dan Islam menegaskan akan hal tersebut, bahwa umat atau bangsa tidak akan dapat meraih kebebasannya dari tangan-tangan penguasa zhalim dan diktator kecuali dengan pengorbanan dan syahadah, bukan hanya pada satu dekade,namun beberapa dekade yang terus mengalirkan darah dan berserakan korban-korban serta berbagai siksaan di penjara-penjara, hanya untuk mewujudkan kebenaran dan meraih kebebasannya, dan hal tersebut masih akan terus berlanjut pada waktu dan tempat lainnya.
Wahai jiwa yang merdeka…
Janganlah kalian berputus asa dari kejamnya para diktator, dan apa yang terus mereka lakukan dari berbagai kekerasn dan tekanan, dan ketahuilah seyakin-yakinnya bahwa pertentangan antara hak dan bathil merupakan sunnah kehidupan, namun kesudahannya adalah bagi orang-orang yang bertaqwa, sementara usia orang-orang zhalim -meskipun panjang- tetap akan mengalami pergeseran dan kehancuran, dan kita harus yakin bahwa kebatilan selamanya tidak akan menang dalam memerangi kebangkitan yang di dalamnya adalah kebenaran, dan jika bertemu antara dua seteru “kebenaran dan kebatilan” pasti melintasi waktu, dekade, jaulah dan periode yang lama, kadang pada awalnya kebatilan mampu unggul, namun tetap pada akhirnya perseteruan tersebut dimenangkan oleh kebenaran, dan itulah rahasia Allah:
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
” dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa “. (Al-Qashash:128)
Dan firman Allah:
قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الأرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الأرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
“Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada Kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu”. (Al-A’raf:128-129)
Allah berfirman:
إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
“Sesungguhnya kebatilan itu pasti akan lenyap”. (Al-Isra:81)
Realita yang terjadi adalah saksi dan didalamnya tentu ada ibrah bagi orang yang berakal.
Kebebasan adalah Anugerah Terbesar dari Revolusi yang Penuh Berkah
Bahwa baju kebebasan yang telah dipakai oleh bangsa yang berhasil diraih dari tangan-tangan kotor para penguasa diktator dan zhalim, merupakan buah yang sangat besar, dengan itu semua, niscaya mengembalikan ketertiban lembaga-lembaga negera dengan penuh kebebasan dan kelembutan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Karena itu, marilah kita terus berhati-hati dari orang-orang yang berusaha mengaburkan hasil revolusi ini, berusaha melemparkan isu keputus asaan di dalam jiwa sehingga melambat-lambatkan respon dari berbagai tuntutan atau ingin melanggengkan sebagian para pelaku kerusakan di posisi mereka masing-masing, atau melemparkan perasaan takut dan instabilitas di berbagai penjuru negeri.
Kita harus membentengi diri dengan tsiqah kepada Allah, jiwa dan potensi kita, dan tsiqah kepada orang beriman selain kita dan tidak mengkhianati orang lain, berinisiatif untuk bekerja yang merupakan kewajiban atas umat, berorientasi pada ide konstruktif bukan destruktif, memakmurkan bukan membumi hanguskan, terus bekerja bukan mogok masal dan kontra produktif, dan hendaknya kita terus bertahap dengan senantiasa bersabar, karena kita telah mewariskan negeri yang diperlakukan dengan cangkul penghancur dalam beberapa dekade lamanya, kita telah mewariskan negeri  dari rezim dan sistem yang senantiasa menebar kezhaliman dan kerusakan di penjuru negeri dan seluruh anak bangsa, puing-puing kehancuran nan berserakan setelah kehancuran membutuhkan usaha dan waktu yang panjang untuk membersihkannya, sebagaimana yang disebutkan bahwa kerusakan telah mencapai puncaknya, dan untuk mengobatinya tidak akan sempurna kecuali dengan melakukan diagnosa terhadap penyakit, mengklasifikasi obatnya, lalu menentukan obat yang cocok dan sesuai penyakit dan tabiatnya, serta mampu menjangkau penyebaran penyakit yang masuk ke dalam sel-sel tubuh.
Namun kita tetap tsiqah bahwa dengan sehatnya umat dan kebangkitan yang telah diraihnya, potensinya yang besar, kondisinya yang stabil, posisinya yang moderat yang memiliki hubungan dengan berbagai negara di penjuru dunia; semua anugerah ini memberikan isyarat bahwa umat tidak akan mampu melewati kondisi seperti ini kecuali dengan izin Allah. Karena itu marilah kita bekerja dan menyeru kepada semuanya untuk bekerja.
لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلْ الْعَامِلُونَ
 “Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja” (Ash-shaffat:61)
Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.
Dan salawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama