Kairo, Syaikhul Azhar Asy-Syarif, Dr. Ahmad
Ath-Thayyib menegaskan bahwa tidak perlu ada kekhawatiran terhadap
naiknya Ikhwanul Muslimin ke tampuk kekuasaan, karena partai mereka
–Hizbul Hurriyah wal Adalah- sangat demokratis, mereka telah
menandatangani Piagam yang dibuat Al-Azhar, dan mereka sekarang
memainkan peran katalisator yang hebat di parlemen.
Beliau menambahkan bahwa: “Ikhwan sekarang dalam ujian yang sulit
dan saya berharap mereka bisa melewatinya dengan berhasil dan mampu
mengembalikan kejayaan dan kemajuan Mesir. Saya yakin mereka akan
berhasil melewati ujian ini karena sikap moderat dan bijak mereka
–wasathiyah wa i’tidal-.”
Beliau menjelaskan itu pada hari Senin, 30 Januari 2012, saat bertemu
dengan Dr. Hazim Al-Bablawi, Menteri Keuangan sebelumnya dan enam
anggota perlemen dari Prancis, begitu juga Dubes Prancis untuk Mesir
menyertai mereka.
Beliau juga menjelaskan posisi dan peran Al-Azhar sebagai pusat bagi
jiwa, ruh dan agama umat. Al-Azhar berubah semenjak dua tahun ini,
sebelum dan setelah revolusi, karena adanya perubahan pemikiran dan
pembaharuan misi Al-Azhar terkait negara Mesir, Dunia Arab dan Umat
Islam, begitu juga dunia internasional. Perubahan itu terangkum dalam: “Meletakkan
pondasi pemikiran agama yang moderat dan adil, dan meletakkan pondasi
berbasiskan demokrasi dan kebebasan yang mengantarkan pada kedamaian
sosial untuk kepentingan umum tanpa ada pembedaan dan diskriminasi.”
Beliau melihat bahwa: “Allah swt. telah memberi taufik kepada kami,
terutama pasca revolusi penuh berkah untuk mewujudkan semua
tujuan-tujuan kejayaan, pada level negara, Dunia Arab, Dunia Islam dan
dunia internasional. Beliau memberi contoh, “Rumah Keluarga” di bawah
Al-Azhar, bekerja untuk mengembalikan semangat persaudaraan, cinta-kasih
di antara anak bangsa yang satu dengan cara natural, tidak dengan
paksaan. Sebagaimana juga Al-Azhar bekerja dengan sepenuh kesungguhan
untuk menghimpun semua kekuatan politik, intelektual, dan pemuda
revolusi, guna sampai pada masa depan yang menjanjikan bagi Mesir pasca
revolusi. Dan kami telah sampai pada hasil yang saya yakin kalian telah
melihat dan merasakannya.
Beliau mengatakan: “Dalam percaturan Dunia Arab dan Dunia Islam,
Al-Azhar menjalankan kewajibannya dalam bentuk perhatian yang besar
terhadap ragam permasalam dunia Arab dan dunia Islam, terutama
Negara-negara yang sekarang ini mengalami ‘Musim Semi’ Dunia Arab.
Dalam percaturan Dunia Internasional, Al-Azhar bekerja dengan sepenuh kekuatan untuk menyebarkan semangat menghormati antar ragam peradaban yang ada. Di sini Al-Azhar menghadapi banyak sekali rintangan, terutama standar ganda Barat terhadap permasalahan Palestina.
Dalam percaturan Dunia Internasional, Al-Azhar bekerja dengan sepenuh kekuatan untuk menyebarkan semangat menghormati antar ragam peradaban yang ada. Di sini Al-Azhar menghadapi banyak sekali rintangan, terutama standar ganda Barat terhadap permasalahan Palestina.
Menjawab pertanyaan salah satu anggota parlemen terkait peran
Al-Azhar sekarang ini. Beliau menjawab: “Revolusi 25 Januari
mengantarkan kepada kami kebebasan. Maka segera Al-Azhar merumuskan
dasar-dasar yang sangat vital –Piagam- guna mencerdaskan dan mengarahkan
umat dalam kematangan berpikir yang bersesuaian dengan bangsa Mesir
yang maju. Alhamdulillah, sebagian besar kekuatan politik, intelektual,
tokoh agama dan gerakan pemuda ‘Pemuda Revolusi’, mereka semua sepakat
dengan Piagam ini, mereka semua menandatanganinya, begitu juga umat
menerima secara positif.
Syaikhul Azhar menghormati pilihan rakyat dalam pemilu yang lalu, karena masyarakat Mesir terbuka dan melek politik, tidak mudah terprovokasi. Dan saudara kami, Hizbul Hurriyah wal Adalah dan Hizbun Nur, juga kekuatan politik yang ada memiliki tanggung jawab, dan rakyat akan mengontrol, tentu setelah muraqabutullah terhadap mereka.
Syaikhul Azhar menghormati pilihan rakyat dalam pemilu yang lalu, karena masyarakat Mesir terbuka dan melek politik, tidak mudah terprovokasi. Dan saudara kami, Hizbul Hurriyah wal Adalah dan Hizbun Nur, juga kekuatan politik yang ada memiliki tanggung jawab, dan rakyat akan mengontrol, tentu setelah muraqabutullah terhadap mereka.
Terkait dengan Materi Kedua Undang-Undang yang ada, beliau
mengatakan: “Materi ini perlu digaris merahi, ini sangat penting, karena
mencerminkan kehendak dan peradaban bangsa Mesir. Ini adalah ciri khas
yang hendaknya semua pihak menghormatinya, karena syariat Islam adalah
Rahmatan Lil ‘Aalamin; kasih-sayang bagi muslim dan non muslim.”
Beliau menambahkan bahwa negara Islam menjamin hak-hak non muslim, terutama permasalahan warisan. Saya selaku pribadi, ketika menjadi mufti di Daarul Ifta’, banyak sekali warga negara penganut Nashrani yang mengadukan ke saya meminta fatwa terkait dengan harta warisan.
Beliau menambahkan bahwa negara Islam menjamin hak-hak non muslim, terutama permasalahan warisan. Saya selaku pribadi, ketika menjadi mufti di Daarul Ifta’, banyak sekali warga negara penganut Nashrani yang mengadukan ke saya meminta fatwa terkait dengan harta warisan.
Terkait pertanyaan tentang agama-agama yang ada, beliau menjawab:
“Ketika kita berbicara agama-agama di Mesir, berarti kita berbicara
tentang Tiga Agama Samawi saja, dan ini yang termasyhur di Mesir.”
Menjawab pertanyaan atas kemenangan kelompok Islam dalam pemilu,
beliau menjawab: “Rakyat Mesir telah mencoba semua sistem dan
pemerintahan yang ada sebelumnya. Telah pudar dan habis kepercayaan
mereka terhadap rezim otoriter lagi korup yang diback-up penuh oleh
Barat, oleh karena itu rakyat Mesir menjatuhkan pilihannya pada
partai-partai Islam, karena mereka lebih banyak sesuai dengan kehendak
dan harapan mereka, sehingga partai-partai Islam meraih kepercayaan.”
Menjawab pertanyaan tentang Gerakan Hamas, beliau menjawab: “Bahwa
entitas Zionis itu dogmatis, mereka tidak menginginkan perdamaian
sejati, bahkan saya mengira bahwa mereka selalu berbohong dalam setiap
klaim mereka bahwa mereka mensepakati pendirian dua negara secara damai.
Sangat disayangkan, Barat selalu mendukung entitas Zionis dengan
segenap kekuatannya. Namun, sejarah telah mengajarkan kepada kita, bahwa
kezhaliman tidak akan lama bercokol di muka bumi, ia pasti akan hancur.
Saya katakan menjawab pertanyaan salah satu di antara kalian tentang
peran Hamas dalam perdamaian ini; bahwa Barat menghendaki dibukanya
kembali dialog dengan semua komponen yang ada, termasuk dengan Hamas.
Ya, dialog harus melibatkan semua komponen, tidak boleh ada yang tidak
diikutsertakan, karena politik belah-bambu tidak akan membawa manfaat
selamanya.”
Terkait hubungan Al-Azhar dan Vatikan, beliau menjawab: “Hubungan
kami dengan Vatikan sebelum ini, terutama pada masa Paus Yohanes Paus
Kedua baik, sampai umat Islam dikejutkan dengan pernyataan dari pihak
pimpinan Vatikan periode ini yang kasar yang tidak bisa ditolerir. Kami
menahan diri untuk tidak membalas pernyataan tersebut, namun kami
melihat para pimpinan Vatikan tetap pada pernyataannya, oleh karena itu
kami putus hubungan ini sampai Paus meminta maaf. [io]
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com