Dalam rangkaian acara memperingati Hari Ibu, Partai Keadilan Sejahtera(PKS)
meluncurkan program Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Peresmian RKI
dilakukan secara simbolik dengan pemukulan gong oleh Presiden PKS,
Luthfi Hasan Ishaaq. Peluncuran program RKI merupakan salah satu langkah nyata dilakukan PKS sebagai parpol Islam
berbasis sosial untuk selalu memperhatikan peranan keluarga dalam pembangunan bangsa.
Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin menambahkan, kerusakan bermula ketika setiap pihak keluar dari fitrahnya. "Memang suami mempunyai orientasi mencari nafkah keluar rumah. tapi jangan lupakan kewajiban terhadap istri, anak, cucu, orang tua dan tetangga yang ada di rumah. Begitupun dengan para wanita dan istri. Karena itu, kalau ingin baik, kembali kepada fitrahnya," cetus Hilmi.[suaramerdeka/Andika Primasiwi / CN31 / JBSM]
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan, Anis Byarwati mengatakan, berbagai
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat sebetulnya dapat dicarikan
pemecahannya dari keluarga. Karena keluarga adalah pondasi bangsa. "Yang
kami lakukan adalah salah satu bentuk kontribusi dalam pembangunan
bangsa ini," ujar Anis, Sabtu (24/12).
Lebih lanjut Anis menjelaskan, dasar pemikiran dibentuknya RKI adalah keluarga yang
merupakan pondasi peradaban. Menurutnya, jika ibu baik secara
kepribadian, maka keluarga juga akan menjadi baik, sehingga berdampak
pada terbentuknya masyarakat yang baik dan bangsa berkualitas.
"Karena itu ibu dan keluarganya menjadi sekolah awal dari perbaikan.
Ini bukti komitmen PKS terhadap pembentukan generasi yang berkualitas.
RKI bisa diakses masyarakat dengan mudah, untuk mendapatkan bekalan ilmu
keluarga. Bagaimana menjadi suami yang baik, ayah yang hebat, istri
yang baik, juga sebagai tempat konsultasi," ujarnya.
Hingga saat ini, sudah terbentuk 105 RKI di 33 provinsi seluruh
Indonesia. Selain RKI, bidang perempuan PKS juga membentuk Pos Wanita
Keadilan di seluruh provinsi di Indonesia untuk membantu mendorong
perekonomian keluarga. Ada 5.800 Pos WK yang sudah terbentuk di 33
provinsi.
"Persoalan keluarga tidak hanya masalah kasih sayang, tapi juga soal
ekonomi. Betapa banyak ibu berada di tempat-tempat yang bukan seharusnya
karena untuk mempertahankan hidup keluarga. Karena itulah ini
menginspirasi kami membentuk Pos WK agar para ibu bisa bekerja dari
rumah mereka tanpa melepas fitrah dan fungsinya," kata Anis.
Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin menambahkan, kerusakan bermula ketika setiap pihak keluar dari fitrahnya. "Memang suami mempunyai orientasi mencari nafkah keluar rumah. tapi jangan lupakan kewajiban terhadap istri, anak, cucu, orang tua dan tetangga yang ada di rumah. Begitupun dengan para wanita dan istri. Karena itu, kalau ingin baik, kembali kepada fitrahnya," cetus Hilmi.[suaramerdeka/Andika Primasiwi / CN31 / JBSM]
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com