Ahmad Khalil
Pasca
pertemuan dengan Abbas di Kairo, kepala biro politik Hamas, Khalid
Misyal menegaskan, “Rakyat Palestina dan umat Islam tenang karena kami
telah membuka lembaran baru, monumental dan riil berupa kerjasama dan
partisipasi dalam semua yang terkait dengan Palestina.”
Sementara
kepala pemerintah Palestina, Mahmud Abbas menegaskan, “Tidak ada
perbedaan sama sekali antara kami dan kami sudah sepakat bekerja sebagi
partner dengan tanggungjawab satu.”
Lantas atas apa mereka menyepakati?
Keduanya
sepakat mengakhiri kasus tahanan politik segera dalam beberapa hari,
membahas strategi keluar dari dilema saat ini, terutama dilema
perundingan, menyepakati jadwal pertemuan 22 Desember depan bagi
elit-elit PLO disamping membahas program persatuan dan rekonsiliasi.
Keduanya juga sepakat menggelar pemilu legislatif dan presiden di bulan
Mei tahun depan.
Apa yang baru sejak ditandatangani piagama rekonsiliasi di Kairo 4 Mei 2011?
Dalam
perayaan kesepakatan yang disebut “draft Mesir” itu, Abbas dan Misyal
begitu optimis dan bahkan sangat optimis. Sehingga banyak pengamat
bilang perpecahan Palestina akan berakhir tanpa hambatan.
Dari
pengalaman, kita mesti hati-hati dan tidak berlebihan dalam optimisme.
Sebab ada banyak tantangan yang menuntut Abbas dan Misyal untuk
menghadangnya dengan tindakan nyata bukan kata-kata. Tantangan terbesar
adalah adanya kelompok yang memiliki kepentingan pribadi di Gaza dan
Ramallah. Kepentingan pribadi itu berkembang di tengah perpecahan.
Tantangan
kedua, (pengaruh dan tekanan) faktor luar. Amerika dan Israel sudah
mengeluarkan peringatan ancaman kepada kepala otoritas Abbas. Mereka
memperingatkan “bahaya” berdamai dengan Hamas dan mengajaknya masuk
dalam pemerintah Palestina. Sebab bagi Amerika dan Israel, Hamas masih
merupakan gerakan teroris. Jika Hamas masuk dalam pemerintah Palestina,
maka itu sama saja mengakhiri proses perundingan. AS dan Israel ingin
agar perpecahan Palestina tetap bertahan sehingga tetap lemah.
Tantangan
dari dalam dan luar negeri ini menjadi penghalang yang tidak mudah
ditaklukkan. Jika pertemuan Misyal – Abbas telah berhasil dalam “jihad
ashgar” maka mereka harus siap baik-baik memasuki kancah “jihad akbar”
untuk mengembalikan persatuan Palestina dalam lingkaran PLO dan
melanjutkan perjuangan bersama-sama di atas dasar program nasional
berama dimana sema pihak bekerja dan dinilai berdasarkan dasar tersebut.
(bsyr)
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com