Mengembalikan Bangunan Yang Hilang
Masyarakat terbentuk dari pribadi manusia dan lingkungan yang
melingkupinya serta nilai-nilai yang baku di dalamnya. Jika unsur-unsur
ini terjalin dengan seimbang berarti masyarakat itu akan kokoh dan
matang. Jika individu adalah dasar setiap masyarakat, maka mahasiswa
adalah salah satu individu pilihan yang paling banyak kontribusinya di
masyarakat, paling dinamis dan berpengetahuan.
Masyarakat dapat bangkit bersama harakahnya, sebagaimana masyarakat
akan diam jika ia melalaikan kewajiban dan peranannya. Oleh karena itu,
masyarakat sangat memperhatikan pelajar/mahasiswa. Mereka mengamanahkan
kepadanya lingkungan tempat ia belajar, mengamanahkan kepada guru atau
dosen untuk mendidiknya, mengamanahkan kepada setiap murobbi untuk
mentarbiyah dan membentuknya di atas landasan aqidah, dengan tarbiyah
individu yang memperhatikan aspek jasmani, akal, ruh, perasaan dan
emosi, maupun dengan tarbiyah kolektif yang memperhatikan masyarakat,
bangsa, umat, dan din dengan integralitas dan nilai-nilainya. Mereka
juga memberikan kepada para pelajar seluruh apa yang mereka miliki. Maka
menjadi kewajiban setiap pelajar/mahasiswa (di usia produktif dan
kontributif) untuk memberikan kepada masyarakat segenap pemikiran, ilmu,
dan amal hingga ia maju bersama masyarakat, dan masyarakat berbangga
dengan keberadaannya.
Mengapa pelajar/mahasiswa mengemban amanah ini? Sebab:
1. Kekuatan Pemuda (Quwwatu Asy-Syabaab)
Faktor pertama adalah karena amal thullabi berdiri di atas para
pemuda, sedangkan pemuda selalu berada di garis terdepan dalam
perjuangan umat dan mampu terlibat di semua sektor.
- Sektor Pembebasan dan Kemerdekaan
Pemuda adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi
tantangan. Dengannya umat menghalau musuh dan mengangkat bendera
kejayaannya.
- Sektor Pemikiran dan Pembentukannya
Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan
menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Ibarat ranting yang masih segar,
kelenturannya cukup untuk terbentuknya pemikiran sekaligus
mentransformasikan pemikiran tersebut kepada orang lain.
- Sektor Iman dan Amal
Iman yang diam dan kehilangan dinamika tidak ada harganya, sedangkan
keimanan pemuda selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam
bentuk gerakan membina umat.
- Sektor Perubahan
Pemuda adalah pelopor dan sarana perubahan. Allah SWT tidak akan
mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah kondisi jiwa mereka.
Sedangkan pemuda memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang
dilakukannya pun besar.
2. Memberi Tanpa Berpihak/Obyektif (‘Athoo bilaa tahazzub)
Pelajar/mahasiswa yang berwawasan luas dan mempunyai pengalaman masa
lalu, mengembangkan akdvitas masa kini secara dinamis, ditambah
kemampuan mengembangkan diri serta memandang jauh ke masa depan yang
cemerlang, mereka akan bersikap obyektif dan positif, jauh dari halhal
yang memecah belah barisan dan pemikiran mereka.
3. Kelompok yang Selalu Bekerja (Qowmun ‘Amaliyyuuri)
Setiap bangsa berlomba-lomba di bidang ilmu, pemikiran, nilai, dan
akhlak. Setiap pertarungan ada medannya dan setiap medan ada tokohnya.
Pemuda yang berwawasan dan peduli terhadap problematika umat serta
selalu mempelajari faktor-faktor penopang peradaban masa lalu dan kini
secara integral, mereka lebih mampu untuk mengatur medan pertempuran
aqidah dan ideologi daripada orang-orang yang tidak memiliki tsaqofah
yang dalam.
4. Wanita dan Pria (Al Mar-atu war Rojul)
Problematika wanita menjadi suatu yang menyibukkan masyarakat,
padahal ia adalah problematika sederhana yang sudah terpecahkan. Wanita
adalah saudara kandung laki-laki. Dalam bingkai aturan akhlak mulia,
wanita memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang sama dengan
laki-laki. Keduanya dapat bersama-sama menjalankan tugas.
5. Syuro Tanpa Sikap Diktator (Syumo bilaa Istibdaad)
Syuro dan kemerdekaan adalah hal yang paling berharga yang dibawa
oleh syari’at Islam. Tauhid dalam Islam sebenarnya merupakan deklarasi
pembebasan manusia dan pemuliaannya. Setiap gerakan apapun bentuk dan
namanya, dulu atau kini, jika mengabaikan syuro dan kemerdekaan akan
dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain. Sayangnya banyak yang tidak
memahami ini dan boleh jadi banyak yang merindukan “sang diktator adil.”
Pemuda yang memiliki pemikiran terang mereka akan memahami hal ini.
6. Bersifat Internasional (‘Alamiyyah)
Di masa ta’ashshub (fanatisme) terhadap daerah, negeri,
warna kulit, atau bahasa, kita menemukan para pelajar/mahasiswa jauh
dari polusi tersebut. Mereka berkumpul dari berbagai jurusan dan negara,
disatukan oleh aqidah dan mashlahat umat, mereka tetap mampu untuk
saling tafahum (memahami), bertemu, dan memberi. Dan, masih banyak
faktor-faktor lain yang menyimpulkan bahwa seorang pelajar/ mahasiswa
aktivis amal thullabi mampu mengemban tanggung jawab di hadapan Allah
SWT tanpa menyaingi atau menantang seorang pun dalam kepentingan
duniawi. Bahkan justru menyempurnakan ruang lingkup tarbiyah, bersama
semua aktivis da’wah di bidang lain.
Apakah Amal Thullabi Itu?
Pelajar/mahasiswa adalah pemuda atau pemudi yang meraih ilmu
pengetahuan di sekolah-sekolah, kampus-kampus, lembaga-lembaga
pendidikan dan keterampilan, yang hidup bersama rekan-rekannya hampir
sepanjang hari. Hal ini berlangsung beberapa tahun sesuai program yang
sedang ia jalani.
Pelajar/mahasiswa sedang berada dalam fase serba ingin tahu,
pembentukan kepribadian, penuh perhatian terhadap problematika
masyarakat, siap memberi dan berkorban. Ketika sekelompok
pelajar/mahasiswa bergerak dalam satu amal yang terpadu menuju
kebangkitan umat, maka aktivitas dan gerakan mereka disebut Amal
Thullabi.
Amal thullabi yang terefleksi pada buku, guru/dosen, sekolah, kampus,
tulisan ilmiah, lembaga kemahasiswaan, baik di tingkat fakultas atau
perguruan tinggi, adalah lingkaran awal masyarakat madani. Selanjutnya
diikuti oleh organisasi profesi yang mengembangkan amal thullabi di
berbagai spesialisasi profesi, diteruskan oleh partai yang menjaga iklim
kemerdekaan dan demokratisasi sebagai lingkaran akhir untuk membentuk
masyarakat dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Dengan semua itu, umat
akan mampu memperoleh tempatnya yang terhormat di tengah masyarakat
manusia.
SIYASAH AMAL THULLABI
Yang dimaksud dengan siyasah ‘ammah (kebijakan umum) ialah
garis-garis besar yang harus dijalankan oleh amal thullabi untuk
mencapai sasarannya. Amal thullabi yang ada di seluruh dunia memerlukan
pola ta’amul (interaksi) yang bijaksana dengan orang lain. Sejauhmana
penguasaan amal thullabi terhadap kondisi obyektif di daerahnya dan di
dunia internasional, juga kebijakannya dalam menangani permasalahan, dan
pemusatannya pada produktivitas amal, maka sejauh itu pula pencapaian
sasarannya dan keberhasilannya melewati tantangan.
Oleh karena itu keberadaan siyasah ‘ammah mutlak diperlukan untuk
membingkai kerja, dan melindungi amal thullabi dari penyimpangan
internal dan bahaya eksternal.
1. AL-’AQIDAH:
Aqidah islamiyyah dan nilai-nilainya adalah sumber petunjuk dan pengarahan.
2. AL-HURRIYYAH (Kemerdekaan):
Mahasiswa melaksanakan peranannya secara bebas, tanpa ada seorangpun yang boleh menghalanginya dari kebenaran.
3. AL-WAHDAH (Kesatuan)
Amal thullabi harus menyatukan barisanbarisan, bukan memecah-belah,
mendekatkan perbedaan sikap, mematangkan pemikiran, dan menyatukan upaya
menuju tujuan bersama.
4. AL-BINAA (Pembinaan)
Amal thullabi bertujuan membina pelajar/ mahasiswa putra/putri secara ruhi, fikri, ‘ilmi, ijtima’i (sosial), dan jasadi sebagai batu-bata yang baik dalam bangunan masyarakat Islam.
5. ASY-SYUURO (Musyawarah)
Syuro yang mengikat dan demokrasi adalah sarana yang benar dalam pengambilan keputusan.
6. AL-AKHLAAQ
Amal thullabi adalah amal yang berkomitmen dengan akhlak dan suluk (perilaku) yang lurus.
7. AL-HIWAAR LAA AL-’UNF
(Dialog, bukan Kekerasan): Bahasa dialog dan saling memahami
adalah pedoman yang harus dipegang, bukan kekerasan dan permusuhan.
Mengubah kemudharatan harus ditempuh dengan cara sebaik mungkin hingga
tidak menimbulkan mudharat yang lebih besar.
8. AL-’AJLANIYYAH (Terang-terangan)
Amal thullabi adalah aktivitas terang-terangan, jauh dari sembunyi-sembunyi.
9. AL-INFITAAH (Terbuka)
Amal thullabi harus terbuka dalam menjalin hubungan dengan semua pihak, menjauhi fanatisme sempit yang memecah-belah.
10. AR-RIYAADAH (Kepeloporan)
Amal thullabi adalah aktivitas kepeloporan, selalu membawa bendera di depan dan memimpin yang lain di setiap medan amal.
11. AL-MU-ASSASIYYAH (Kelembagaan)
Amal yang berhasil adalah aktivitas yang dilaksanakan melalui lembaga
yang didasari perencanaan yang matang dan manajemen yang benar.
12. AL-AWLAWIYYAH (Memiliki Prioritas)
Amal thullabi harus serius menempatkan aktivitasnya berdasarkan skala prioritas, mendahulukan yang terpenting, dst.
13. AL-WATHONIYYAH (Kebangsaan)
Amal thullabi adalah aktivitas kebangsaan yang mulia, di mana ia membela hak-hak dan nilai-nilai luhur bangsanya.
14. AL-’AALAMIYYAH(Internasional)
Amal thullabi adalah aktivitas yang benar-benar internasional,
memiliki hubungan dengan seluruh gerakan pelajar/mahasiswa di seluruh
dunia berdasarkan kaidah: “Li kullin Thorfuhuu, wa lil-jamii’i ahdaafun musytarokah” (Masing-masing memiliki situasi dan kondisi, dan semuanya memiliki tujuan yang sama).
15. AL-INSAANIYYAH (Kemanusiaan)
Amal thullabi bersifat manusiawi seluas-luasnya, membela hak asasi
manusia dari berbagai jenis, bangsa, warna kulit, agama, atau pemikiran
berlandaskan kemerdekaan, keadilan, dan pembela terhadap yang tertindas
di manapun mereka berada. []
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com