Muqaddimah
• Beliau berpengaruh dalam linkungan Jama’ah islamiyah anak benua India dan juga pergerakan islam modern di seluruh dunia.
• Buku ini mengupas aspek-aspek kebesaran dan keunikan keperibadiannya yang membuat dirinya menempati kedudukan yang tinggi.
• Keistimewaan beliau:
– cerdas sejak dari kecil
– mempunyai kepribadian dengan pelbagai bakat
– pemahamannya yang mendalam tentang islam dan mempunyai interaksi dengan pergerakan secara sempurna
– berani dan kuat dalam menghadapi kesulitan
– teliti dalam memberi pandangan dlm hal-hal yang baru dari perspektif konsep islam yang shahih
Genius sejak kecil
• Al Maududi semasa remaja mampu melakukan pekerjaan2 yg tidak
mampu dilakukan oleh orang-orang seusianya. Dengan perjalanan waktu dan
pertambahan usia semakin besar pekerjaan pemuda ini dan semakin nyata
kelebihannya.
• Perubahan itu menonjol dalam 2 keadaan; sebelum dan sesudah berubah…..sepertti sabda nabi:
خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُوا
“Orang terbaik di antara kalian pada masa Jahiliyyah menjadi org terbaik dalam islam bilamana mereka bertafaqquh”
• Di sekolah, Al maududi begitu menonjol, ia duduk di grade 8
padahal usianya baru sebelas tahun. Pada usia ini beliau telah menulis
artikel dan menyampaikan ceramah, sehingga guru-guru dan temannya berasa
kagum.
• Pada usia 15 tahun, ia bekerja sebagai editor pada akhbar harian
yang terbit di kota kecil, Pajnoor. Selepas itu berpindah utk bekerja di
lembaga bantuan dan penyelamatan umat islam setelah akhbar harian ini
dilarang penerbitan. www.dakwah.info
• Pada usia 16 tahun ia bergabung dalam pergerakan untuk menghidupkan sistem khilafah, kemudian bekerja dengan keluarga redaktur majalah mingguan At-Taj yang terbit di Jabalpoor.
• Pada usia 19 tahun, ia menjadi pemimpin redaksi dalam harian At-Taj
yang sebelumnya merupakan majalah mingguan itu. Artikel-artikel yang ia
tulis pada waktu tersebut mempunyai corak warna politik yang kental, di
mana ia begitu gigih membela gagasan menghidupkan kembali sistem kkilafah.
• Kali ini artikel-artikel yang ia tulis juga menjadi penyebab akhbar
harian ini ditutup dan pimpinan redaksinya diajukan ke meja hijau.
Tidak lama kemudian ia berpindah ke Delhi untuk bergabung bersama ketua Himpunan Ulama’ India dalam penerbitan akhbar harian Al Muslim, dan ia pun dipilih menjadi ketua redaksinya.
• Setelah akhbar harian Al-Muslim dilarang penerbitannya, lalu ia
bekerja bersama Syeikh Ahmad Sa’id di Delhi dalam penerbitan akhbar
harian dengan nama jam ‘iyyah Ulama’ Al-Hind.
• Al-Maududi tetap memikul tugas penerbitan harian ini seorang diri sejak awal penerbitannya pada tahun 1343 hingga 1347 Hijrah.
• Demikian Al-Maududi keluar untuk hidup sejak usia remaja sebab
ayahnya menderita sakit sejak ia masih kecil dan keadaan ini memaksanya
bekerja mencari penghidupan.
• Al-Maududi melukiskan masa ini dengan mengatakan: “Hari-hari
berlalu dengan perlahan, dengan membawa secerah cahaya lilin harapan,
melangkah setapak demi setapak. Mulailah realiti kehidupan yang pahit
membuka selubung kepahitannya.
• Pengalaman satu tahun setengah memberikan pelajaran berharga
bahwa tidak ada jalan bagi manusia selain bekerja keras, berjuang demi
sesuap nasi. Allah telah mengkaruniakan kepandaian menulis kepadaku yang
didapati melalui bacaan dan tela’ah.
• Dan sini aku memutuskan untuk menjadikan pena sebagai alat mencari rezeki.
• Bekerja mencari rezeki bukanlah tujuan utama. Sebab ia berjuang,
menulis, menyampaikan ceramah, dan membela hak-hak umatnya serta
mengarang buku yang semua itu ia lakukan pada saat usianya belum
mencapai 20 tahun.
• Manusia secara alamiyyah menerima hal-hal yang berlaku di
dalam lingkungan masyarakatnya berupa adat-istiadat, pemikiran dan
tokoh-tokoh yang ada. jika secara kebetulan terdapat seorang remaja yang
mempunyai nada suara yang memukau, mempunyai fikiran yang cerdas,
pendapat yang genius, dan lebih maju daripada usianya, maka orang tidak
mudah menerimanya dan akan mengatakan kepadanya: “ini bukan tempatmu melainkan tempat orang yang lebih tua daripada kamu.”
• Ungkapan ini pernah juga diucapkan oleh Umar bin ‘Abdul Aziz,
khalifah yang terkenal dengan keadilannya, kepada salah seorang yang
muncul mewakili kaumnya untuk berbicara, lalu Amirul Mukminin Umar bin
‘Abdul Aziz berkata kepadanya: “Biarlah orang yang lebih tua daripada kamu berbicara, hai anak muda!” Lalu pemuda itupun menjawab: “]ika masalahnya adalah usia, tentu ada orang yang lebih berhak daripada engkau, wahai Amirul Mukminin!”
• Demikian pula pandangan orang terhadap remaja Al-Maududi yang
telah memimpin atau ikut menangani penerbitan lima jenis kewartawanan
politik Islam pada waktu yang paling muda dalam sejarah India padahal
usianya baru 20 tahun.
• Jika pemimpin yang memegang urusan kepimpinan setelah berusia 40
tahun, maka kepemimpinannya itu akan mengangkat pengalaman-pengalaman
yang telah ia lalui dalam hidupnya. Jika kehidupannya kosong dari
pengalaman-pengalaman yang bermakna, maka dari manakah ia mendapatkan
modal kepemimpinannya itu?
• Bagaimana pula ia akan dapat memimpin orang lain? Jika dikaji,
perjalanan hidup para tokoh Muslim pada periode-periode awal dan juga
periode mutakhir, maka akan ditemui bahawa para tokoh yang mengubah
perjalanan sejarah dan memimpin umat, mereka itu mempunyai keistimewaan,
wawasan, dan perilaku serta kecerdasan yang menjadi penunjang
kepemimpinan mereka atas orang lain tanpa harus disertai dengan harapan
untuk menduduki posisi ini.
Keperibadian Dengan Pelbagai Bakat
• Sering ditemui seseorang yang dalam kehidupannya memiliki bidang
keahlian tertentu; di dalam bidang matematik atau kimia atau fisik, atau
ia seorang pengacara yang ahli dalam bidang hukum, atau seorang tentara
yang berani, yang tidak gentar menghadapi kematian di dalam medan
pertempuran, atau seorang penceramah yang dapat memukau para
pendengarnya, atau seorang penulis yang dapat mengungkapkan pemikiran
dengan bahasa yang menawan secara jelas.
• Maka ketika mereka hendak diberi gelaran, bidang yang ia kuasai
itulah yang melekat pada dirinya. Ini suatu keadaan, sedangkan
kepemimpinan yang diangkat oleh umatnya adalah seorang manusia yang
mempunyai pelbagai bakat, yang mampu memahami realitas hidup dalam
berbagai aspeknya dan kepemimpinan memerlukan itu semua.
• Banyak kegagalan datang dari para tokoh yang muncul dan maju ke
hadapan untuk melaksanakan tugas kepemimpinan akan tetapi berwawasan
terbatas; jika ditanya tentang fiqh ia dapat menjawab tetapi jika
ditanya tentang politik dan ekonomi, ia menjawab tidak tahu sedikitpun
berkenaan masalah ini!
• Barangkali muncul pertanyaan: Akan tetapi zaman ini adalah
era pengkhususan dan era serba kepakaran. Tentu, akan tetapi bagaimana
seorang pemimpin itu dapat memahami sarana para penasihatnya bila
ia tidak mempunyai wawasan sama sekali tentang bidang ini dan itu.
• Jika kita duduk bersama Necmettin Erbakan, pengasas parti berhaluan
Islam, Salamat Milli di Turki, kemudian diajak berbicara tentang
teknologi, maka dialah pakarnya. Jika ditanya tentang politik, ia
menguasai sedemikian rupa, atau tentang ekonomi, ia memahami dengan
begitu meyakinkan, dan atau tentang masalah sosial, ia adalah seorang
pengamat sosial yang begitu prihatin dan tajam.
• Pengetahuan dan wawasan adalah satu hal, sedangkan pengalaman
adalah satu hal yang lain. Maka tidak tepat jika pemimpin melakukan
semua bidang profesional, melainkan cukup dengan mengenali
aspek-aspeknya.
• Begitu pula halnya dengan Al-Maududi, ia adalah
seorang penulis yang sangat produktif dan tajam pengungkapan
kata-katanya serta padat isinya, hingga banyak ungkapan kata-katanya
menjadi kata mutiara yang senantiasa berpindah dari seorang kepada
seorang lain yang menyertai perjalanan masa.
• Perhatikan ungkapan berikut ketika ia memberi komentar tentang pengumuman pemerintah menerapkan syariah Islam: “Ini adalah hujan ajaib yang diturunkan dari langit dan sebelum turun tidak tampak ada mendung dan setelah turun bumi tidak menumbuhkan apapun.”
• Kekuatan pengungkapan bahasa yang ia gunakan mempunyai nilai
yang besar pada karya-karyanya itu melalui terjemahan buku-buku yang ia
tulis sebab terjemahan adalah gaya penerjemahnya. Akan tetapi pengamat
yang tajam menegaskan bahwa Al-Maududi adalah seorang sastrawan yang mantap dan mampu mengolah bahasa dengan cara yang sangat mengagumkan.
• Al-Maududi telah memberi pengaruh yang besar
terhadap berbagai kalangan umat dan karya-karyanya tersebar luas di
Pakistan dan negeri-negeri Muslim. Diyakini karya para penulis Muslim
lainnya tidak tersebar luas seperti karya-karya Al-Maududi
• Dalam karya-karyanya itu, pemilihan kata-katanya adalah begitu baik
dengan maknanya yang mendalam. Pandangannya dalam sastra lebih
tertumpu pada makna dan gagasan daripada ungkapan dan penggunaan
kata-kata
• AI-Maududi adalah salah seorang pemikir Muslim moden jika
diungkapkan dengan kata-kata pendek, kiranya tidak berlebihan bahwa ia
adalah pemikir pergerakan Islam modern. Para tokoh pemikiran yang ada di
dunia Islam banyak mengambil pemikiran-pemikirannya dan mereka mengakui
hal itu. Yang mengetahui orang besar hanyalah orang besar.
• Al-Maududi dilahirkan pada 3 Rajab 1321 Hijrah (1903 Masehi).
Ketika telah terbuka wawasannya, ia mulai terlibat dalam kegiatan
penyedaran akan hak-hak umat Islam, sebab keadaan umat ketika itu berada
pada puncak keterbelakangan dan kesengsaraan.
• Negara Turki Usmani yang mewakili kepimpinan kaum Muslimin di
seluruh dunia telah berubah setelah kejatuhan Sultan ‘Abdul Hamid pada
tahun 1909, di mana Sultan hanya sekedar pada gelar tanpa makna.
• Bahkan gelar tanpa arti ini dihapuskan sama sekali oleh Musthafa Kamal Artartuk pada tahun 1924.
• Sedangkan India telah jatuh ke tangan Inggris;
menghabisksn kekayaan negeri itu dan memerangi kaum Muslimin serta
orang-orang Hindu dengan politik memecah-belah, menciptakan “boneka mainan” dari
kalangan Muslimin dengan memberi pakaian dan hiasan Islam untuk
memasarkan pemikiran-pemikirannya yang merusak Islam dan kaum Muslimin,
aliran Sir Ahmad Khan, Qadainiyyah, Partai Kongres dan terakhir Partai
Liga Islam (Muslim League).
• Pada masa itu ramai di kalangan ulama’ Muslimin berada dalam
tingkat kebodohan, rendah diri, dan keterasingan yang parah, karena
mereka tidak memahami ilmu-ilmu yang berkembang di Barat dan
penemuan-penemuan baru, maka mereka tidak mampu memberi pemecahan
terhadap permasalahan dalam banyak hal yang mulai dihadapi oleh umat
Islam, menutup mata, dan tidak mau tahu kemudian menolak mentah-mentah.
• Di sini penjajah menemui peluang keemasan, lalu memasarkan
ucapan sinisnya bahawa agama bertentangan dengan ilmu pengetahuan,
kemajuan dan peradaban. Jika bangsa-bangsa Muslimin ingin meraih
kemajuan maka tidak ada jalan lain selain menempuh jalan yang dilalui
oleh Barat, yaitu mencampakkan agama dan mengangkat sekularisme: “Agama
untuk Tuhan dan negara untuk semua”
• Banyak kaum terpelajar yang tergiur dengan ajakan penjajah ini,
lalu memandang Islam dengan pandangan sempit, jumud dan tidak
relevan dengan realita kehidupan, bahkan sebahagian mereka menganggap
bahwa agama? adalah penyebab utama kepada kemunduran.
• Pada waktu yang mengelirukan dalam kehidupan umat ini, wawasan Al-Maududi terbuka.
la menuntut ilmu dengan modal dasar pendidikan yang diperoleh dari
orang tuanya di rumah. terutama ilmu-ilmu Islam dan sejarah Islam agar
anaknya kelak menjadi seorang ulama yang mampu menyambungkan masa lalu
dengan masa kini,
• Sebab Al-Maududi lahir dari keluarga terpelajar
dan terhormat. Ia menemukan kebesaran risalah Islam, dan hanya Islam
yang memiliki ajaran sempurna yang dapat membahagiakan manusia dalam
menghadapi kehidupan.
• Sedangkan ilmu dan teknologi yang telah diraih secara gemilang oleh
Barat hanyalah ilmu-ilmu alat yang tidak dapat memahami tujuan hidup
manusia dan realitas yang hakiki; sehingga ia justru memberi peluang
bagi manusia untuk terperangkap pada peperangan setiap kali dihadapkan
pada permasalahan manusia atau peradabannya. AI-Maududi ingin mcnjelaskan ini pada umatnya dan mengajak orang-orang yang tergiur di antara kaum muslimin untuk kembali kepada Islam.
• Al-Maududi memerangi faham nasionalisme di India,
sebab faham ini telah tersebar di kalangan kaum Muslimin yang menyerukan
untuk bergabung dengan warga Hindu sebangsa dan setanah air dalam satu
perjuangan untuk mengusir penjajah dari bumi India.
• Al-Maududi menjelaskan bahaya faham ini sebab
orang-orang Hindu dan Inggris menurutnya sama saja. Kedua-duanya
memerangi Islam dan bekerja untuk menghancurkan kaum Muslimin. la juga menjelaskan bahwa slogan mereka yang mengatakan baawa bangsa berdiri di
atas asas kesamaan tanah air, hanyalah salah satu cara untuk
menundukkan umat Islam agar dapat jatuh di bawah kaki penganut Hindu
• Dalam mengemukakan paradigma ini Al-Maududi menunjukkan prinsip-prinsip Islam yang menolak fahaman nasionalisme atau kebangsaan ini. Sedangkan konsep “ummah lslamiyyah” berdiri hanya di atas asas aqidah Islam.
• Al-Maududi membuka selubung kepalsuan peradaban
Barat dan kelemahan ideologinya serta membicarakan teori Darwin yang
memperlecehkan manusia iaitu bahawa manusia berasal dari kera dan penerusan
hidup hanyalah bagi yang lebih kuat. Darwin berpendapat bahawa secara
alamiyyah yang berhak hidup adalah yang dapat menunjukkan kekuatan
penerusan hidupnya.
• Dalam sistem kejam ini yang lemah akan binasa kerana ia lemah
bahkan ia harus musnah, bahawa yang bertahan hidup, akan hidup kerana ia
kuat, oleh karena itu ia harus tetap hidup.
• Di sini timbul pertanyaan: Apa yang akan terjadi bilamana konsep
tentang manusia atau alam seperti ini melekat pada akal fikiran manusia
dan manusia memandang pada peraturan tabiat dengan kacamata Darwin.
Bagaimana sikap manusia terhadap manusia? Adakah cinta kasih dalam
kehidupan yang dibawa oleh falsafah aneh ini? Bagaimanakah dengan
keadilan, amanah, rasa beragama, kejujuran dan keikhlasan dalam hidup
seperti ini?
• AI-Maududi berbicara tentang pentafsiran materialistik berkenaan
sejarah dengan mengatakan bahawa Hegel mengetengahkan dunia sebagai
medan pertikaian sedangkan Darwin mengetengahkan alam ini dan naluri
dasarnya mengharuskan untuk memerangi sesamanya untuk mencapai tujuan.
• Maka manusia terbahagi menjadi berbagai kelas sesuai dengan
keegoannya dan hasrat peribadinya. Kemudian muncul pertikaian dan
persaingan di antara kelas-kelas masyarakat ini karena alasan
kepentingan pribadi dan keegoannya.
• Kemajuan sejarah umat manusia mencapai kesempurnaan melalui
pertikaian kelas ini yang bersumber dari keegoan dan untuk mencapai
kepentingan pribadi serta konflik antara bangsa-bangsa adalah merupakan
konflik antara individu- individu dalam bangsa itu sendiri.
• Sesuai dengan konsep dasar ini dapat dilihat bahwa hubungan antara
manusia – jika di sana ada hubungan – hanyalah berdasarkan pada asas
manfaat belaka (pragmatisme).
• Manfaat inilah satu-satunya ikatan yang menghubungkan mereka untuk
melawan kelompok atau individu yang menentang kepentingan masing-masing,
baik mereka itu sebagian dari bangsanya sendiri dan penganut agama yang
sama maupun bukan. Jadi pertikaian seperti ini dipandang sebagai
fenomena yang dibenarkan, bahkan tidak melakukan prinsip ini dipandang
sebagai menyalahi tabiat dasar.
• Para penganut Marxisme memandang bahwa segala bentuk agama, atau
moralitas, atau undang-undang yang ada pada periode sejarah tertentu
hanyalah untuk menyelaraskan langkah dengan sistem ekonomi masa itu.
• Mereka juga memandang bahwa prinsip-prinsip dan undang-undang,
serta moralitas ini dibuat untuk melindungi sistem ekonomi masa itu.
• Oleh sebab itu, slogannya adalah keharusan untuk mengubah agama,
hukum, tata cara kehidupan dan keperluan kehidupan serta pemungutan
hasilnya demi keperluan hidup manusia. Siapakah yang dapat membuktikan
bahwa orang yang mempercayai teori Marxisme ini percaya dengan suatu
ajaran agamanya, atau peraturan moral yang telah sampai
kepada kehancuran sejak berabad-abad.
• AI-Maududi memerangi kelompok pengagum peradaban Barat. Ia
mencurahkan perhatian besar pada pembahasan mengenai nilai-nilai
peradaban Barat dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, lalu
menjelaskan bagaimana keunggulan Islam dari berbagai sudutnya agar dapat
mengembalikan kepercayaan diri kaum Muslimin pada agama mereka secara
mempunyai rasa bangga pada identitas yang mereka miliki serta dapat
mengambil manfaat dari segi positif peradaban Barat dan membuang yang
negatif.
• Al-Maududi memerangi kejumudan yang ada pada sebahagian ulama dan sikap ekstrim Serta berlebihan pada sebahagian lainnya.
• AI-Maududi seorang pendakwaj yang menekuni dakwah secara awal
kehidupannya melalui tulisan dan lisan untuk membuka kebatilan,
menjelaskan aspek-aspek Islam sebagai satu sistem hidup yang utuh kepada
khalayak agar terbuka wawasan mereka
• Sehingga diharapkan akan menjauhi fahaman nasionalisme sempit yang
semakin dipropagandakan, kemudian mendekati ajaran dan identiti islam
• Dan pada akhirnya, AI-Maududi telah mendirikan Jama’ah islamiyah sebagai
satu organisasi Islam di mana ia menjadi ketuanya. Dia mengalami apa
yang juga dialami ara da’i lainnya dalam melaksanakan misinya; penjara,
pengusiran, tekanan penguasa, fitnah dan persekongkoIan dari
musuh-musuh Islam, serta tuduhan keji dari kalangan kaum Muslimin yang
tidak memahami misinya.
Oleh: Al-Ikhwan.net
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com