GemaDakwah - Negara – negara Timur Tengah dalam satu
tahun belakangan ini menjadi perhatian dunia, adanya revolusi besar – besaran
untuk meruntuhkan pemerintahan otoriter selalu menjadi topik pembicaraan
masyarakat dunia. Dimulai dengan revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, Yaman,
Suriah dan negara – negara lainnya. Revolusi ini menjadi puncak kegundahan
masyarakat Timur Tengah akan kebiadaban dan kezaliman pemerintah terhadap rakyatnya.
Kediktatoran dan kesewangan – wenangan pemerintah berkuasa menjadi satu tema
alasan mengapa adanya revolusi ini. Kematian mengenaskan sang diktator Mantan
Presiden Libya Moammar Khadafi menjadi sebuah akhir tragis dari salah satu
revolusi di Timur Tengah.
Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya
merupakan bagian dari benua Asia,
atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di
antara Laut Mediterania
dan Teluk Persia
serta wilayah yang memanjang dari Anatolia,
Jazirah Arab
dan Semenanjung Sinai. Timur Tengah juga meliputi
wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan
di sebelah timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah
di sebelah utara. Wilayah Timur Tengah mencakup beberapa kelompok suku dan
budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber,
suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki.
Revolusi besar – besaran tersebut saat
ini telah memasuki fase peralihan kepemimpinan. Runtuhnya rezim yang telah
bertahta puluhan tahun di banyak negara Timur Tengah, harus segera diganti
dengan pemerintahan yang memiliki kepedulian dan perhatian yang besar kepada
rakyatnya. Masyarakat Timur Tengah merindukan kepemimpinan yang mampu menjadi tauladan
bagi masyarakatnya, mereka tidak ingin lagi muncul pemimpin – pemimpin yang
diktator yang selalu menjadi pemimpin yang ditakuti oleh rakyatnya. Selama ini
rakyat tidak memiliki kebebasan untuk memberikan pendapat serta tidak bebas
untuk mengontrol dan mengawasi pemerintahannya. Masyarakat hanya menjadi rakyat
yang harus tunduk dan patuh dengan segala apa kemauan dari pemerintah.
Dalam beberapa bulan terakhir ini kita
sudah menyaksikan pemilihan parlemen di Tunisia dan juga Maroko, dan pada senin
tanggal 28 November 2011 juga akan dilaksanakan Pemilu di Mesir. Pemilu ini
adalah konsekuensi dari revolusi agar terbentuknya pemerintahan yang lebih
demokratis dan sesuai dengan aspirasi masyarakat. Tunisia yang merupakan negara
pertama di Timur Tengah dalam mengawali Revolusi, saat ini juga mejadi negara
pertama yang telah menyelesaikan Pemilu untuk memilih anggota Parlemennya.
Pemilu yang dilaksanakan pada Minggu tanggal 23 Oktober 2010 tersebut di
menangi oleh Partai Islam terbesar di Tunisia yang bernama An Nahdhah. An
Nahdhah meraup kemenangan dengan perolehan 41 persen atau memperoleh 90 kursi
dari 217 yang diperebutkan. Pemilu kali ini merupakan Pemilu bersejarah bagi
Tunisia, karena yang pertama melaksanakan Pemilu dengan sistem multi partai,
sehingga pada pemilu kali ini ada 80 partai yang ikut serta dalam pemilu. Peristiwa bersejarah tersebut
berarti sebuah kemenangan atas sistem pemilu satu partai yang terus diterapkan
selama tiga generasi sejak Tunisia merdeka dari penjajahan Perancis pada 1956.
Kemenangan
Partai An Nahdhah di Tunisia juga di ikuti oleh kemenangan partai islam lainnya
di Pemilu Maroko beberapa hari yang lalu. Partai yang bernama Partai Keadilan
dan Pembangunan tersebut meraih 80 kursi dari 395 kursi parlemen. Kemenangan
partai islam di Tunisia dan Maroko juga merupakan kelanjutan dari kemenangan
partai islam Hamas di Palestina pada pemilu tahun 2006 yang lalu dan kemenangan
AKP pada dua kali pemilu terakhir di Turki. Kemenangan partai islam ini menjadi
perhatian khusus bagi negara – negara di Eropa dan Amerika Serikat begitu juga
Israel. Bahkan kemenangan Hamas di Palestina selalu di halang – halangi untuk
mewujudkan Palestina yang merdeka dan aman. Begitu juga saat ini kita saksikan
di Mesir, beberapa hari yang lalu juga terjadi insiden dalam demo yang
menghendaki Pemilu Mesir di tunda. Ini ada sebuah indikasi bahwa Amerika
Serikat dan Eropa tidak menginginkan Partai Islam menang di negara – negara
Timur Tengah.
Kemenangan Partai Islam adalah
Kemenangan Masyarakat
Melihat realitas masyarakat di Timur
Tengah selama ini bisa kita katakan sangat kontras dengan nilai – nilai islam
yang justru lahir di wilayah tersebut. Dengan kediktatoran sang penguasanya,
menjadikan masyarakat di Timur Tengah hanya sebagai budak bagi pemerintahan. Ini
mengingatkan kita kembali kepada sebuah sejarah buruk bangsa – bangsa arab di
zaman jahiliah dulunya. Sebagaimana kita ketahui sebelum datangnya Rasulullah
SAW dengan nilai – nilai islamnya, bangsa arab sangat kental dengan sifat dan
budaya hidup yang tidak ada aturan. Budaya saling membunuh, saling mengadu
domba dan hidup dengan tidak memiliki rasa persaudaraan adalah karakater budaya
jahiliyah dulunya. Budaya seperti ini sepertinya hadir kembali selama ini di
Timur Tengah, memang tidak persis sama dengan zaman jahiliyah dulunya, namun
pola – pola yang dibangun sesungguhnya tidaklah jauh beda dengan model
jahiliyah tersebut.
Sedangkan masyarakat Timur Tengah adalah
masyarakat yang mayoritas beragama islam, dimana mereka telah memahami dan
mengetahui bagaimana islam mengajarkan tentang mengelola kehidupan. Nilai –
nilai islam yang mereka pahami adalah nilai – nilai yang memberikan panduan
hidup dan mengajarkan manusia untuk hidup rukun dan damai. Mengajarkan nilai –
nilai yang sesuai dengan fitrah manusia. Dengan realitas yang berbeda tersebut
memberikan sebuah semangat dan perlawanan serta pengorbanan untuk kembali
menerapkan nilai – nilai islam dalam kehidupannya. Semangat untuk menegakkan
nilai – nilai islam inilah yang menurut saya menjadi sebuah titik tolak
kemenangan partai – partai islam di Timur Tengah. Oleh karena itu kemenangan
ini merupakan kemenangan yang bersumber dari aspirasi dan kemauan masyarakat.
Fenomena kemenangan ini seharusnya
dipahami oleh masyarakat dunia terkhusus oleh Amerika Serikat dan sekutunya
adalah sebuah realitas keinginan masyarakat untuk sebuah proses demokrastisasi.
Demokrasi yang selama ini adalah sebuah sistem yang di terapkan dan di “agung –
agungkan” oleh Amerika Serikat, seharusnya diakui dan dihormati bahwa ini adalah
sebuah proses untuk menuju kehidupan yang tentram, damai, makmur dan sejahtera
di tengah – tengah masyarakat Timur Tengah pada khususnya dan dunia pada
umumnya.
Masyarakat Timur Tengah merindukan
kembali kehidupan seperti masa ke emasan islam dahulunya, dimana kekhalifahan
islam dahulunya menjadi peradaban yang telah sukses mengantarkan masyarakatnya
ketingkat kehidupan yang sejahtera. Mereka memahami dengan proses demokratisasi
saat ini, akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih dan menentukan
pemimpin yang mampu membawa mereka kepada kehidupan yang dulu ada semasa zaman
ke emasan islam tersebut.
Melihat kesuksesan yang dialami oleh
Partai AKP di Turki saat ini, juga merupakan sebuah referensi bagi negara Timur
Tengah lainnya untuk mempercayakan pemerintahan dijalankan oleh partai – partai
islam. Kita mengetahui bahwa AKP yang banyak memberikan perubahan kepada
kondisi kehidupan masyarakat Turki. Dan harapan besarnya bagi kita sebagai
masyarakat dunia adalah dengan semakin berubahnya kehidupan masyarakat Timur
Tengah juga memberikan pengaruh yang positif akan kedamaian dan kesejahteraan
masyarakat dunia lainnya. (ismed)
IDRAL,
S.IP
Ketua
KAMMI PW Sumbar-Riau-Kepri
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com