• Pada 28 Agustus 1948, berdirilah sebuah negara Pakistan, kaum Muslimin pun bernafas lega dan merasa bahwa impian mereka telah menjadi kenyataan secara serentak.
• Di sini mereka akan mendirikan model Islam yang diimpikan oleh Iqbal yang dikatakan oleh Al-Maududi: “Seandainya terdapat sebidang tanah yang luasnya satu mil persegi yang di dalamnya berlaku hukum Allah bagi manusia, maka satu genggaman debu tanah ini bagiku lebih mahal daripada seluruh bumi India.”
• Jika bangsa-bangsa dunia seluruhnya bergembira dengan kemerdekaan negara Pakistan, maka kegembiraan kaum Muslimin lebih besar sebab negara Islam berarti keadilan dan kebenaran, kebebasan dan kehormatan untuk semua manusia.
• Bagi seseorang Muslim, mendirikan negara Islam merupakan ibadah, memeliharanya termasuk amal kebajikan, dan keluar dari negara Islam adalah kesesatan. Negara Islam Pakistan tidak hanya berarti bagi penduduknya saja, melainkan setiap muslim di seluruh dunia merasa bahwa negara baru ini mempunyai hak di atas hknya, yaitu bersedia memberikan haknya itu bilamana diminta.
• Negara Islam adalah negara ideologi dan mengandung isi lebih daripada sekadar formalitas dan bentuk zahir saja. Maka bagi Al-Maududi dan sahabat-sahabat seperjuangannya kini merasa senang hidup di bawah negara mereka yang mempunyai sistem sendiri dan menyusun hukum dan undang-undang Islam yang merupakan kandungan hakiki dari negara Islam.
• AI-Maududi mcnegaskan hak ini dalam pidatonya yang ia sampaikan dalam sebuah perhimpunan umum di Karachi pada bulan maret 1948. Ia menyebutkan bahwa:
1. Pakistan adalah milik Allah dan pemerintah Pakistan harus menggunakan sistem negara dengan yang diridhai oleh Allah.
2. Pelaksanaan undang-undang yang bertentangan dengan syari’at masih berjalan di negeri ini. Oleh sebab itu pelaksanaan ini harus segera dihentikan dan tidak dibenarkan membuat undang-undang terpisah yang bertentangan dengan syari’at Islam.
3. Pemerintah Pakistan harus membuat batas kekuasaannya sesuai dengan batasan-batasan syari’at.
• Akan tetapi, kekuasaan eksekutif di negeri baru ini tidak bekerjasama dan mengkhianati kaum Muslimin; tidak menjadikan perundangan Islam sebagai peraturan bagi kehidupan, melainkan justru Partai Liga Muslim berbalik ke arah sekuler dengan mengambil undang-undang dan hukum positif buatan manusia.
• Pakistan diletakkan dengan Islam hanya sekadar nama saja, bukan isinya. Partai yang berkuasa ini pun lalu mulai menyerang kelompok Islam dengan sengit.
• Maka dengan sendirinya Partai ini tidak dapat memaafkan Al-Maududi atas deklarasi yang ia keluarkan tentang program lengkap untuk Islamsasi Pakistan. Tuduhan palsu pun lalu diarahkan terhadap dirinya bahwa Al-Maududi mengeluarkan fatwa yang melarang berjihad di Kasymir (wilayah Muslim yang masih dikuasai India) lalu dimasukkan ke dalam penjara bersama sejumlah sahabat-sahabatnya pada 4 Oktober 1948.
• Kaum Muslimin yang menunjukkan secara terus-menerus bahwa ia ingin menegakkan hukum Allah di muka bumi tanpa memperoleh keuntungan atau kedudukan bagi dirinya, biasanya akan menemui tantangan-tantangan. Sebab penguasa tidak menginginkan keberadaannya, memandang mereka itu sebagai ancaman terhadap kursi dan kedudukannya.
• Apapun yang dilakukan oleh kaum Muslimin ini yang berupa kebaikan dan sikap zuhud, pihak penguasa akan menafsirkannya sebagai politik untuk memperdayai.
• Jamaati Islam di Pakistan, Jama’ah Islam di Mesir, dan gerakan islam di Sudan telah mengalami nasib yang sama; pembatasan gerakan, penjara, atau pengusiran.
• Sekarang masalahnya tejah menjadi jelas, Pakistan telah memisahkan diri atas nama Islam dari India. Umat Islam yang masih berada di India menjadi warga asing di negeri sendiri setelah adanya pergolakan gerakan kemerdekaan yang menghancurkan ini yang menelan korban ratasan ribu kaum Muslimin.
• Begitu juga umat Islam di Pakistan sendiri menjadi asing bahkan lebih asing.
Al-Maududi telah berada dalam sel tahanan selama 6 bulan tetapi ia belum dikeluarkan hingga keluar keputusan dari mahkamah agung bahwa masa penahanan tidak boleh lebih dari lapan belas bulan. Pada 28 Mei 1950 Al-Maududi baru dikeluarkan setelah 20 bulan ia menghabiskan waktu dalam sel tahanan.
Di Penjara Sekali Lagi
• Pemerintah meneruskan tindakannya, akan terapi penjara tidak membuat Al-Maududi putus asa dengan tekad dan dakwahnya. jamaah Islam dari waktu ke waktu menuntut penerapan sya’riat islam.
• Sementara rezim Ghulam Muhammad, salah seorang tokoh Pakistan yang paling keras menentang trend Islam, memandang perlunya memukul Jamaah Islam dengan pukulan mematikan.
• Untuk itu ia memanfaatkan kesempatan atas tulisan Al-Maududi tentang serangannya terhadap aliran Qadianiyah, lalu Ghulam Muhammad menggerakkan kakitangannya unruk menciptakan kekacauan, kemudian setelah itu mengumumkan keadaan darurat dengan tujuan dapat memenjarakan Al-Maududi beserta sahabat-sahabatnya.
• Pada 28 maret 1953 mereka dipenjarakan dengan alasan mengancam keamanan nasional dan menimbulkan kerusuhan dalam negeri.
• Al-Maududi dijatuhi hukuman mati dan para anggota mahkamah tentara yang mengeluarkan hukuman ini mengatakan kelak bahwa hukuman ini telah diputuskan melalui tulisan yang sampai ke tangan mereka dari penguasa tertinggi, sedangkan majlis hakim tenrera ini hanya tinggal membacakannya saja.
• Umat memberikan reaksi simpati dan dukungan terhadap Al-Maududi dan mengecam semua pihak yang bersekongkol untuk membunuh arau mengasingkannya.
• Mereka keluar berdemonstrasi di dalam negeri Pakistan dan di luar negeri menuntut pembebalaan Al-Maududi. Pemerintah terpaksa memenuhi tunturan rakyat lalu pada mulanya membatalkan hukuman mati kemudian diubah menjadi penjara seumur hidup.
• Kemudian rerpaksa membebaskanya pada tahun 1955 setelah tinggal dalam penjara selama 25 bulan. AI-Maududi keluar penjara tanpa mengatakan sepatah kata pun yang meminta dikasihani dari penguasa zalim. Sebab kebenaran telah menang.
Al-Maududi Menghadapi Tentangan
• Rakyat seperti halnya dengan individu mengalami masa dinamik dan perkembangan di samping mengaiami masa-masa kelesuan dan kehancuran. Kaum Muslimin di berbagai wilayah atau negeri mengalami masa-masa seperti ini.
• Di anak benua India ketika Britain menjajah dan menguasai potensi-potensi yang dimiliki oleh negeri ini mereka rnenjatuhkan pemerintah Islam yang ada sebagaimana yang dialami oleh kaum Muslimin di Baghdad pada masa penyerbuan Bangsa Tartar Monggol.
• Keadaan hancur -lebur membuat manusia berubah menjadi hampir tidak berdaya untuk membuat gerakan apapun yang bermanfaat.
• Jika Britain mulai menggerakkan orang-orang Hindu di India maka kaum Muslimin menanti kehadiran pemimpin yang dapat menyelamatkan mereka.
• Di sini muncul di tengah-tengah mereka beberapa tokoh Islam yang menyeru kepada faham nasionalisme dan kerjasama dengan golongan mayoritas Hindu.
• Begitu juga muncul tokoh-tokoh lain yang menyeru persatuan umat Islam dan mendirikan negara terpisah bagi mereka akan tetapi hanya dalam kerangka kepimpinan politik yang tidak dapat menggerakkan rakyat dari dalam.
• Sebab tidak ada selain aqidah yang dapat memperbaiki gerakan seperti ini. Al-Maududilah penggerak tersebut dan pemimpin yang datang dengan kriteria yang dapat memenuhi apa yang diperlukan oleh pergerakan ini bagi umatnya.
• Pemimpin besar tidak banyak dikenali oleh umatnya kecuali setelah ia meninggal dunia. Sebab mereka meskipun menyambut pemikiran-pemikirannya karena menyentuh kepentingan mereka dan menghidupkan getaran hati mereka.
• Akan tetapi berbagai faktor yang berbeda dan para politisi yang memainkan potensi-potensi rakyat dan bangsa sentiasa menghalangi mereka dari pemimpin hakiki yang mewakili mereka.
• Para pemimpin besar biasanya memahami hal itu dan tetap berusaha mewujudkan tujuan-tujuannya.
• Ketabahan besar biasanya memahami hal itu dan tetap beusaha mewujudkan tujuan-tujuannya. Ketabahan mereka menghadapi saudara-saudara mereka serta orang sebangsa jauh lebih besar daripada ketabahan mereka terhadap musuh.
• Pemimpin yang muncul dari keadaan yang tidak dikenali dan tampil kehadapan, akan mengalami tentangan lebih banyak dari umatnya daripada seorang pemimpin yang mewarisi kekuasaan atau pengaruh dan hanya meneruskankan perjalanannya.
• Merupakan hal yang jelas bahwa Abul A’la Al-Maududi dapat mengenal penyakit sejak awal lagi dan meletakkan kebijakan pergerakan serta berjalan pada jalan dakwah yang ia letakkan pada satu pola. Dia menghadapi sendirian setiap tentangan besar yang merintangi jalannya.
– A. Tantangan Dari Kaum Kerabat.
– Saudara tertuanya yang menjadi tulang belakang keluarganya setelah orang tuanya meninggal dunia, meminta Al-Maududi untuk mengurus urusan peribadinya dengan jabatan tinggi yang ditawarkan kepadanya oleh Universitas Ustmani di Haidar Abad.
– Sedangkan keputusasaan dan kelesuan yang dialami oleh umat membuat Al-Maududi menjadi sukar untuk melihat siapakah yang akan membangkitkan harapan dan semangat mereka, atau bersedia untuk memberi pengertian dan berkorban.
– Keadaan yang datang dari keluarga Al-Maudndi ini merupakan situasi yang wajar sebab biasanya sukar bagi seorang penda’i untuk mendapatkan dukungan.
– Tanggapan AI-Maududi dalam menghadapi tentangan ini tegas dan pasti; Tidak ada tempat membuang-buang waktu.
– Aku yakin bahwa Mata hatiku tidak akan pergi sia-sia seandainya suaraku adalah keikhlasan dan tekad.
• Umat sedang melewati masa-masa hidupnya yang paling menentukan pada saat ini, dan aku merasa bahwa “angin taufan” dahsyat hampir datang menghentam di atas kepala umat ini, yaitu taufan yang melebihi kedahsyatan dan kekejamannya daripada “taufan” yang terjadi pada tahun 1857 yang berakhir dengan penaklukan Britain sepenuhnya atas anak benua India,”
• Betapa sukar dirasakan oleh seseorang ketika menyadari kegentingan situasi, sementara ia memerlukan gerakan langkah yang paling cepat dan tepat. la menyadari hal ini sementara bangsanya sedang terbuai dalam tidur nyenyak dan ia menginginkan keadaan yang lebih baik.
• Tepat seperti keadaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di atas Jabal Shafa memberi peringatan kepada kaumnyn tentang azab yang pedih lalu kaum Quraisy pergi meninggalkannya dengan mentertawakan semua itu. Salah seorang tokoh Bani Hasyim berkata dengan hairan: “Untuk inikah engkau wahai Muhammad, mengumpulkan kami?” Sebab menurut mereka Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berhak dalam hal seperti ini.
• B. Tantangan Dari Sisi Material.
– Al-Maududi harus meneruskan penerbitan majalahnya Turjuman Al-Qur’an yang memuatkan pemikiran-pemikiran reformasinya jalan yang harus ditempuh oleh kaum Muslimin, untuk menyelamatkan diri dari serangan dan dominasi ideologi dan politik, dan untuk mengatasi trend yang dibawa oleh peradaban Barat.
– Kemudian menjelaskan tahap-tahap jalan yang hendak dilalui oleh orang yang menekuni perjalanan dakwah.
– Sementara itu Al-Maududi tidak mempunyai dana yang cukup untuk meneruskan usaha perjuangan ini di samping tidak mempunyai sumber daya manusia yang sedia menghadapi kesulitan sehingga ia berjalan sendirian tanpa bekal dan tanpa penolong selain bekal ketabahan yang telah bersatu dalam diri dan hatinya sebagai buah dari keimanannya yang kuat bahwa Allah tidak akan mensia-siakannya sama sekali.
• C. Tentangan Dari Sahabat Seperjuangan.
– Abul A’la Al-Maududi mengalami tentangan dari masyarakat umum dan juga dari sahabat seperjuangannya. Sementara perjalanannya masih panjang dan penuh kepahitan serta banyak cobaan.
– Oleh sebab itu ada sebahagian sahabatnya yang tidak tahan berjalan bersamanya karena begitu berat perjalanan yang ditempuh termasuk beberapa orang yang pernah bergabung bersamanya pada saat tertentu lalu meninggalkannya dan mengambil jalan sendiri.
– Dalam hal ini, AI-Maududi menggambarkan: “Bagi mereka lebih ringan menghadapi peluru dengan dada mereka untuk melakukan kerusuhan akan tetapi mereka tidak bersedia untuk bekerja yang menuntut kesabaran beberapa bulan atau bertahap dalam pergerakan yang tersusun.
– AI-Maududi menggambarkan meraka dengan kata-katanya: “Kegilaan yang menimpaku tidak ada kegilaan lain yang menyamainya”
– Sejak berapa tahun aku menyampaikan fikiran-fikiranku kepada semua orang, setiap kali aku mendekari meraka aku melihat seolah-olah mereka menjauhiku dan jiwa mereka asing dari jiwaku, telinga mereka menjadi asing dari bahasaku. Dunia ini seolah-oiah dunia lain yang tidak bersahabat dengan sifat tabiatku
• Ketika di Lahore Al-Maududi mendirikan “Idarah Darul Islam” (Perkampungan Islam) pada tahun 1939 agar ia dapat hidup bersama kawan-kawannya secara Islam dengan penuh, yaitu dengan memakai sistem undang-undang syari’at dalam segala hal, jauh dari sistem undang-undang taghut .
• la bersama beberapa orang ingin mencuba model yang diidamkan itu meskipun banyak yang mempersoalkan untuk apa menyusahkan diri dengan penderitaan ini?
• Pada 26hb. Ogos 1941 Al-Maududi menyeru melalui majalahnya Turjuman Al-Qur’an kepada seluruh umat Islam di anak benua India untuk berkumpul dan mengkaji keadaan umat Islam di anak benua ini yang dilanda dengan berbagai peristiwa.
• Lalu seruan ini disambut oleh hanya tujuh puluh lima orang saja. Meskipun yang diperolehi adalah sambutan yang menyedihkan namun ia bertekad untuk membentuk Jamaah Islam dengan hanya beberapa anggota ini.
• Selama enam tahun berturut-turut, yaitu hingga Ogos 1947 anggota Jamaah Islam baru memperoleh anggota sebanyak 625 orang.
• Pada tahun 1957 terjadi rusuhan dan pergolakan di dalam barisan Jamaah Islam dan sebahagian pengurusnya memandang salah jika Jamaah Islam terjun dalam kancah politik dan harus mengalihkan arah pada tabligh agama serta memperbaiki keadaan masyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh Jamaah Islam di India.
• Sebab tidak ada untungnya dalam masyarakat yang tidak stabil ini untuk berpolitik. Satu-satunya jalan untuk keluar dari politik adalah menjauhkan diri dari persaingan daiam pemilihanraya umum.
• Ini terjadi setelah pemerintah melakukan kecurangan dalam pemilihannaya umum dan kekalahan jamaah Islam pada pemilihan itu yang membuat ramai orang hampir putus asa, lalu mereka terdorong untuk menerima kenyataan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dipegang oleh Jamaah Islam untuk mewakilinya.
• Apa politik itu? Bukankah politik adalah kekuasaan dan masalah-masaiah pemerintahan?
• Jika Jamaah Islam mencampakkan politik dari program-programnya maka apa yang masih tersisa dalam program-program ini untuk memperbaiki urusan negara dan mengarahkannya di jalan Islam
• Apakah sama perilaku Jamaah Islam di Pakistan, negeri yang seluruh penduduknya adalah Muslim dan berdiri atas nama Islam dengan perilaku Jamaah Islam di India di mana golongan Muslim adalah minoritas kecil di tengah majoritas Hindu yang sangat membenci kaum muslimin
• Keretakan di tengah kelompok2 ini tampak nyata dan berkali-kali muncul ke permukaan sebab utamanya adalah:-
1. Keinginan Terhadap Kedudukan, Jika seseorang merasa memiliki kemampuan untuk memimpin dan merasa antara dirinya dan pemimpin yang ada hanya ada sedikit perbezaan, maka ia berusaha dengan segala cara untuk menentang dan keluar, baik diterima oleh semua sehingga ia menjadi pemimpin sebagaimana yang ia inginkan, atau memisahkan diri lalu menjadi pemimpin di tempat lain, atau setelah pecah lalu ia menghilang karena ia lenyap di tengah orang-orang kuat dan tidak berani menghadapi tentangan yang datang dari luar.
2. Tidak Mempunyai Pandangan Yang Jelas. jika jama’ah terdiri dari berbagai visi dan fahaman, lalu mereka bertemu bukan untuk bersatu, maka apapun masalah yang datang akan membuat perpecahan dalam kelompok menjadi dua atau lebih dan ketika itu perpecahan tidak dapat dihindarkan. Keanekaragaman pendapat tidak membahayakan ja’maah dalam majlis syura bahkan pada prinsipnya harus ada musyawarah disebahkan perbezaan pendapat merupakan hal yang wajar. Akan tetapi dalam masalah besar yang menimbulkan berhagai pendapat dan pemahaman dalam lembaga eksekutif maka pandangan-pandangan itu memerlukan penyatuan visi yang sama melalui musyawarah.
3. Keretakan Terjadi Akibat Orientasi Ekstrim. Jika sikap kesederhanaan dan bijak merupakan rahsia kelangsungan Jama’ah dan menjamin kekuatannya maka orang-orang yang mempunyai pandangan ekstrim dengan sendirinya akan berpisah dari jama’ah. Kebanyakan api fitnah dan kedengkian yang dikobarkan oleh kelompok ekstrim lebih dahsyat daripada fitnah orang lain.
4. Keretakan Terjadi Akibat Kelemahan Menghadapi Tentangan. Dalam keadaan sulit dan pertikaian sengit sering kali tidak ditemui kemampuan dalam kelompok untuk mem-pertahankan kewujudannya. Lalu meninggalkan jama’ah tanpa membuat kekecohan, atau berfalsafah untuk membela diri agar di pandang sebagai pahlawan.
• Imam Al-Maududi menangani perpecahan ini dengan sangat bijak dan mengumpulkan anggota Majlis Syura lebih dari sekali, serta memberi kesempatan bagi kelompok penentang untuk mengemukakan pandanganpandangannya secara bebas dan terbuka.
• Pada pertemuan terakhir Jamaah Islam menegaskan prinsip-prinsipnya yang memandang politik sebagai sebahagian dari agama dan pendidikan moral pada intinya adalah bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari politik.
• Bidang-bidang kehidupan merupakan sebahagian agama islam yang bersifat universal yang mencakup semua fenomena kehidupan ini. Jumlah penentang terhadap kebijakan Al-Maududi sebanyak 15 anggota yang mengatakan mengundurkan diri dan pengunduran diri mereka diterima oleh Jamaah Islam.
• Kemudian semua masalah kembali berjalan sesuai dengan garis kebijaksanaan yang benar. Ujian dan cubaan ini yang berlangsung hampir satu tahun lamanya merupakan perjalanan yang paling berat bagi Imam Al-Maududi beserta jamaah Islamnya.
• Sebab baginya Iebih ringan menghadapi musuh daripada menghadapi teman-teman dan kawan-kawan seperjuangan yang tidak mempunyai visi yang sama.
• Meskipun demikian hasil yang diperolehi oleh Jamaah Islam dengan menerima pengunduran diri kelompok penentang itu merupakan hasil yang sangat positif.
• Setiap kali kelompok-kelompok yang ada menggunakan cara-cara bijak dalam menyelesaikan masalah-masalah pemikiran seperti ini dengan saling memahami, mengingatkan erti ukhuwwah Islam, dan berakhir dengan saling memahami, mengingatkan erti ukhuwwah Islam, dan berakhir dengan saling memaafkan lalu pergi dengan tetap membawa pendapatnya masing- masing. Setelah beberapa hari suasana akrab pun kembali seperti sediakala.
D. Tentangan Diktatorisme.
• “Jangan mengharapkan bertemu musuh tetapi jika bertemu maka bersabalah.”
Inilah kaedah yang berlaku bagi Jama’ah: Bijak tanpa kekerasan, tenang tanpa membuat kekecohan akan tetapi kuat ber-pegang pada prinsip dan tidak putus asa dalam usaha mewujudkan tujuan.
• Al-Maududi telah menghadapi semua pemerintah sipil yang berganti-ganti sejak kelahiran Pakistan tahun 1947 yang berusaha menjadikan Pakistan sebagai negara Muslim hanya pada nama tetapi tidak menerapkan syari’at Islam.
• Al-Maududi terus mengangkat suara Jamaah lslami menuntut pemerintah menerapkan syari’at Islam dan bahwa rakyat Pakistan yang mempersembahkan segala yang mureka miliki untuk Islam tidak akan menerima pemerintahan yang tidak menerapkan syari’at Allah.
• Akibatya AI-Maududi ditahan bersama para pimpinan Jamaah Islam pada 4hb. Okrober 1948 dan penahanan ini berterusan hingga 28hb. Mei 1950.
• Pada September 1950 pemerintah membuat rancangan undang-undang pertama setelah menggelisahkan rakyat secara terus-menerus.
• Usulan-usulan itu adalah cermin yang menggambarkan watak dasar pemerintahan yang sedang berkuasa. Sebab usulan-usulan ini mengandungi hal-hal yang bertentangan dengan Islam
• Pada 14 Oktober 1950, Al-Maududi menyampaikan pidato di Lahore di mana ia mengecam terhadap usulan rancangan undang-undang ini. Ia menyebutkan bahwa pemerintah membuka jalan bagi diktatorisme.
• Pada bulan Februari 1951 Jamaah Islam bersama para ulama membuat usulan rancangan undang-undang baru lalu diajukan kepada pemerintah.
• Pada bulan Mac 1953, Al-Maududi dijatuhi hukuman mati. Mengapa ia tidak dijatuhi hukuman mati, padahal dokumen-dokumen yang ada menguatkan hukuman ini.
• Pertama; karena ia adalah seorang Muslim. Menurut pemerintah, yang mendapat dukungan dan pengakuan dari blok Timur dan Barat orang-orang Muslim yang mempunyai komitmen kepada agamanya tidak mempunyai kehormatan.
• Di antara pensyaratan yang tidak tertulis untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dari blok Timur dan Barat itu adalah memerangi kelompok Islam yang bertekad membela Islam dengan harga apapun.
• Kedua; karena ia adalah seorang pemikir yang dapat menggunakan hujjah membela kebesaran Islam dan menyeru seluruh lapisan masyarakat -termasuk di dalamnya kelompok yang terpedaya mengagumi peradaban Barat – kepada Islam sebagai sistem yang sempurna yang mencakupi semua bidang kehidupan dan yang menegakkan kebenaran, keadilan dan perdamaian bagi umat manusia sebagai individu mahupun sebagai makhluk sosial.
• Ketiga; karena ia adalah seorang rokoh pergerakan yang vokal yang tidak dapat berdiam diri Maka apapun alasannya, Al-Maududi harus didiamkan dengan paksa dan penjara kemudian borakhir dengan kematian.
• Akibatnya terjadi berbagai demonstrasi dan pesanan-pesanan melalui telegram berdatangan dari seluruh penjuru dunia Islam mengecam atas tindakan keji ini terhadap pejuang Muslim, Al-Maududi.
• Akhirnya Mahkamah Tinggi membatalkan hukuman mati atas diri Al-Maududi dan ia beserta sahabat-sahabatnya dibebaskan pada rahun 1955.
• Pada 23 Maret 1958, Jenenal Ayub Khan merebut kerusi tertinggi pemerintahan Pakistan lalu menimbulkan keadaan darurat di negeri itu melalui pemerintahan tentera, suatu permainan biasa yang dilakukan oleh Amerika di dunia ketiga.
• Daripada kekuasaan sivil yang dipilih dan diawasi oleh rakyat – permainan yang sering muncul – lebih baik yang menduduki kerusi pemerintahan adalah dari perwira tertinggi tentera yang kadang-kadang tidak dikenali sejarah dan silsilahnya untuk mencoret semua yang telah ditulis dengan tinta dan menghilangkan semua pencapaian yang telah diraih oleh negara-negara imperialis.
• Pemerintahan tentera dan para pelakunya memikul tanggungjawab atas keterbelakangan bangsa-bangsa Muslim.
• Pada era pemerintahan ini agen-agen rahsia semakin bertambah banyak untuk melindungi revolusi yang dilakukan oleh pihak tentera; kerusakan akhlak, rasuah, dan segala sesuatu dibeli dengan uang.
• Begitu pula dengan Pakistan, ketika rakyat mendesak undang-undang umum tahun 1956 pemerintahan Iskandar Mirza tidak mampu meski pun dengan berbagai cara menghapuskannya.
• Kemudian Ayub Khan datang menghapuskan undang-undang umat dan menggantikannya dengan undang-undang lain yang fasal-fasal pokoknya memberi perlindungan kepada kekuataan dan kediktatorannya.
• Mengenai hal ini Al-Maududi mengeluarkan komentar:
– “Undang-undang darurat tentera dahulu tidak berpelembagaan sedangkan undang-undang tentera mulai berpelembagaan! Dalam 4 tahun pertama pemerintahan Ayub Khan hukum daruratlah yang berperanan, kemudian ia ingin menambah pada pemerintahannya beberapa pengesahan, maka lalu ia mendirikan satu partai dengan mengizinkan kembalinya partai-partai politik lainnya.“
• Sukar untuk difahami dengan pasti mengapa orang-orang diktator bercita-cita mendirikan partai-partai untuk orang-orang yang iebih mementingkan keuntungan diri sendiri dan membentuk pasukan pengacau dan sabotase. Apakah mereka tidak memahami nilai perhimpunan massa ini? Ataukah mereka ingin memiliki segalanya hingga sampai pada partai.
• Ketika kita mengatakan bahwa penguasa zalim itu berbuat adil, atau pengkhianat itu jujur, atau orang yang tidak mempunyai aqidah itu berbuat ikhlas, maka janganlah anda percaya!
• Begitu pula janganlah anda sekali-kaii percaya bahwa penguasa diktator mengizinkan orang lain bernafas atau bergerak bebas hingga seandainya mereka mengumumkan hal tersebut.
• Demikian pula ketika Jamaah lslami mengumumkan tentang kongres umum yang diadakan di Lahore pada bulan Oktober 1963.
• Apakah pemerintah mengeluarkan larangan, padahal pemerintah telah mengumumkan kebebasan aktiviti politik Ternyata pemerintah mengambil tindakan:
1. Membatasi tempat dengan memberi izin di tempat yang sempit yang tidak cukup untuk keperluan kongres.
2. Mengubah jadual keberangkatan gerabak kereta api agar para peserta tidak sampai ke tempar kongres tepat pada waktunya.
3. Melarang menggunakan pembesar suara.
4. Pada acara pembukaan sekelompok orang bersenjata menyerang dengan tembakan senjata api yang diarahkan ke pentas pimpinan. Ketika anggota Jam’ah Islam mempersilakan Al-Maududi duduk, ia menjawab: “Jika aku duduk maka siapa yang akan letap berdiri di sini?”
• Apa ada orang – meskipun dikumiai ketajaman dan kebesaran – mengucapkan kata-kata yang lebih indah dan Iebih tajam yang tidak saja mencerminkan keberanian luar biasa dan mernper-taruhkan nyawa untuk Allah, akan tetapi juga mengandungi makna lain yang Iebih dalam, yaitu bahwa jika pemimpin mundur dari tentangan . maka bagaimana mungkin bendera dakwah dapat berkibar tinggi?
• Sering kita dengar ucapan dan sikap seperti ini dari tokoh-tokoh gerakan Islam moden yang dengan jiwa besar mereka memelihara dakwah mereka, pertama dalam diri mereka sendiri; dan kedua untuk orang lain.
• Sebab tidak ada hal yang Iebih berat dalam peperangan daripada kejatuhan pembawa bendera atau jika pemimpin teladan mundur dari perjuangan.
• Al-Maududi mengangkat syi’ar “Republik Pakistan Islam” (Jumhuri Islam Pakistan) dan menyeru kebebasan kepada rakyat.
• Lalu rakyat turut hadir ke Parlimen dalam barisan sepanjang sembilan batu menuntut pelaksanaan Islam dalam berbangsa dan bernegara.
• Akan terapi pemerintah tidak menuruti tuntutan rakyat melainkan justru membubarkan Jamaah Islam dan Al-Maududi ditahan beserta para anggota majlis syura pusat dalam Jamaah Islam pada 6hb. Januari 1964.
• Kemudian pemerintah menyerang dengan sengit terhadap mereka dengan berbagai tuduhan palsu. Akan tetapi Mahkamah Tinggi mengumumkan bahwa Al-Maududi dan sahabat-sahabatnya tidak bersalah dan bebas dari semua tuduhan yang dilontarkan terhadap mereka, serta memerintahkan pembebasan para tahanan.
• Begitu pula larangan yang dikenakan terhadap Jamaah Islam, dicabut Al-Maududi dalam hal ini memberi komentar dengan mengatakan: “Musuh yang kita hadapi adalah musuh aneh, yaitu mengajak berkelahi dengan mengikat lawannya,”
• Pada bulan September 1965, perang antara Pakistan dan India tercetus. Meskipun terdapat perselisihan politik antara Jamaah Islam dengan partai-partai lain di negeri itu pada satu sisi dan antara regim penguasa pada sisi yang lain, akan tetapi sikap Al-Maududi terhadap perang melawan India ialah dengan mendukung Pakistan sepenuhnya, Sebab tidak mungkin dalam keadaan seperti ini untuk mengatakan: “Thaghut India melawan Thaghut Pakistan, sebagaimana yang dikatakan oleh sebahagian kelompok ekstrim di negeri itu.
• Bahkan Al- Maududi menegaskan bahwa Pakistan adalah negeri bangsa Pakistan sebelum negeri penguasa.
• Maka menjaga dan membela Pakistan bagi mereka merupakan kewajiban pertama sebelum orang lain. Sikap Al-Maududi ini mempunyai kesan besar terhadap akhir peperangan.
• Sebab para sukarelawan berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk berperang jihad. Para anggota Jamaah Islam mendirikan pusat-pusat logistik dan perawatan medis di seluruh negeri khususnya di wilayah Azad Kasymir.
• Al-Maududi ditahan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam penjara pada 29 Januari 1967 setelah terjadi perselisihan antara pemerintah dan kaum ulama.
• Perselisihan ini bermula dari pengumuman pemerintah mengenai ru’yat hilal. Hari raya Idul Fitri satu hari sebelum waktunya agar Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Juma’at. Dari sini para ulama’ melakukan protes dan pemerintah bergerak untuk melakukan penahanan terhadap mereka.
• Rakyat pun segera menuntut agar pemerintah tidak bertindak bodoh terhadap mereka. Kemudian pemerintah meninjau kembali penahanan terhadap mereka dan terpaksa membebaskan Al-Maududi pada 15 maret 1967.
• Imam Al-Maududi adalah seorang yang tidak boleh berdiam diri di samping senantiasa mempunyai banyak gagasan dan aktiviti.
• Setiap kali kegiatan rakyat surut atau semakin lemah, maka dengan semangatnya ia segera menggerakkan kembali.
• Sifat ini merupakan salah satu keistimewaan penting bagi pemimpin yang berjaya. Akan tetapi amat disayangi kepada pemimpin yang tidak memiliki pemikiran yang tajam (geliga) melainkan hanya terpaku dengan semboyan: “Dalam kehidupan, terjamin keselamatan!“
• Setelah Al-Maududi keluar dari penjara, ia segera menyeru kepada pembentukan barisan hadapan nasional yang bergabung di dalamnya kelompok-kelompok lain dan meletakkan protokol yang terdiri dari lima buah lembaga di bawah nama: Gerakan Republik Pakistan, yang menyerukan kembalinya sistem Republik kepada Pakistan dan penghapusan Diktatorisme.
• Jamaah-Islam merupakan tulang belakang bagi barisan hadapan ini. Hal ini merupakan catatan penting dalam kerjasama nasional seperti ini.
• Gerakan Islam setiap saat dapat berkerjasama dengan kelompok-kelompok lain, baik yang berhaluan kiri mahupun kanan dengan syarat tidak lari dari landasan Islam dan kerjasama ini berakhir setelah mencapai tujuannya yang dilakukan oleh barisan hadapan ini.
• Oleh karena itu ketika sakit Al-Maududi bertambah parah dan terpaksa dibawa keluar daripada Pakistan untuk keperluan pengubatan, kelompok komunis yang ikut dalam barisan hadapan nasional ini berusaha memaksakan kehendak untuk kepentingan mereka.
• maka Al-Maududi segera kembali meskipun ia belum sembuh benar. Kemudian Al-Maududi menjelajah ke sekeliling daerah dan kota-kota Pakistan untuk menjelaskan tujuan-tujuan Islam serta kepentingan yang sah yang dapat diraih dengan menjatuhkan Sistem diktatorisme.
• Rakyat Pakistan menyambut gerakan ini sehingga memaksa rezim Ayub Khan mengajak berunding dalam satu pembicaraan yang dihadiri oleh seluruh tokoh politik untuk mencari penyelesaian dan pemecahan mengenai krisis ini.
• Partai-partai lain dan juga Ayub Khan mendesak untuk melepaskan Ali Butto dari tahanan agar dapat menghadiri perundingan ini, akan tetapi Jamaah Islam menentang usulan ini.
• Ali Butto lalah Menteri Luar Negeri regim Ayub Khan yang sangat cerdik dan licik yang menyedari bahwa akhir kekuasaan Ayub Khan telah dekat lalu membuat rencana politik dengan membentuk Partai Rakyat Pakistan (The People Party). Langkahnya ini menyebabkan ia masuk penjara.
• Cara ini dikenal baik olah para ahli politik profesional sebagai cara kaum imperialis. laitu ketika telah dekat saat berundurnya penjajah atau penggantian penguasa maka sekelompok pendukungnya segera mengumumkan penentangan sehingga menyebabkan ianya dimasukkan ke dalam penjara, akan tetapi setelah dikeluarkan semula, maka jadilah ia sebagai pahlawan yang diperlukan oleh rakyat yang menderita.
• Inilah yang terjadi pada Ali Butto yang kecerdikan dan moralitinya membuat kalangan penjajah berminat besar pada dirinya.
• Yang jelas Ali Butto menghadiri perundingan inj. Beberapa saat kemudian Jenderal Yahya Khan menerima kekuasaan dan mengumumkan pemilihanraya umum di negeri itu.
• Benang-benang pakatan sulit (konspirasi) telah begitu jelas dan “pahlawan”pelaksananya telah hadir. Yang diperlukan hanya untuk melaksanakannya saja.
• Ali Butto terpilih di wilayah Barat Pakistan (Pakistan yang sekarang), sedangkan Mujibur Rahman yang menyerukan pemisahan diri terpilih di wilayah Pakistan Timur (Bangladesh).
• Sayangnya peringatan Jamaah Islam sebelumnya dianggap sebagai angin lalu, sehingga akibatnya seperti yang terjadi sekarang. – Kau talah membuat ia mendengar. Jika yang kamu seru itu hidup. Tetapi sayang sekali. Yang kau panggil telah lama mati!
• Tidak diragukan bahwa waktu ini merupakan masa yang paling berat yang dialami oleh bangsa Pakistan khususnya dan umat Islam secara keseluruhannya- Sebab Pakistan sebelumnya merupakan negara Islam terbesar hancur terbelah di siang hari di hadapan mata kaum Muslimin seluruh dunia.
• Dalam pakatan sulit (konspirasi) ini berbagai pihak telah ikut ambil bahagian:
– India, yang telah mempersenjatai suku-suku Benggali yang membentuk pasukan pengacau dan melakukan aksi rusuhan di Pakistan Timur, kemudian menyerbu pasukan Pakistan yang berjumlah 90,000 anggota dan mendesak dengan perintah untuk menyerah. Pasukan Pakistan lalu menyerah dalam sebuah pertempuran sengit.
- Mujibur Rahman yang berusaha untuk bergabung dengan musuh-musuh negara Pakistan untuk membahagikan Pakistan menjadi dua negara. Ali Butto mempunyai saham besar dalam peristiwa ini, yang kelak menjadi penguasa yang sebenarnya di Pakstan Barat. Ia mendesak untuk menggunakan kekerasan terhadap Mujibur Rahman pada saat Jamaah Islam meminta kepadanya untuk menggunakan cara yang bijak dan kesabaran- Negara-negara penjajah juga ikut memberi saham dalam konspirasi ini.
– Pada saat genting seperti ini semua pihak melupakan berbagai perjanjian dan kesepakatan. Tidak ada pilihan lain di hadapan mereka kecuali menikam kaum Muslimin, memecah-belahkan persatuan mereka dengan menenggelamkan kemunculan mereka.
– Jika ada pihak yang tidak ikut bertanggungjawab atas kejahatan ini, maka Jamaah Lslami ialah pihak itu. Karena di bawah pimpinan Al-Maududi, Jama’ah ini telah memberi peringatan, berjuang, dan bekerja keras selama 40 tahun, akan tetapi apalah erti luka bagi orang yang telah mati.
• Al-Maududi memahami bahwa perang ini merugikan akan tetapi ia menyesal jika Pakistan dibahagi menjadi dua tanpa ia boleh berbuat sesuatu.
• Ia membenluk pasukan Badar terdiri dari para sukarelawan Muslim yang sama-sama berganding bahu bersama pasukan tentara tetap Pakistan di barat dan timur negeri itu berperang melawan musuh untuk membela negara dengan gigih hingga saat terakhir.
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com