picture

Dunia Sepi Tanpa Pernikahan


Cinta adalah anugerah sekaligus rahasia Allah SWT, sedangkan mata adalah penuntun dan hati adalah pendorongnya. Nikmatnya pandangan hanya dipunyai Mata, sedangkan kenikmatan pencapaian hanya dipunyai hati dan pandangan. Keduanya adalah kawan sejati yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Gelisah, duka dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan.
Duka yang datang karena kerinduan yang sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh bisa berkisah pada alam serta isinya, bertanya, di manakah pasangan jiwanya berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan dan belahan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah dari manusia? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula jika setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang shalih dan shalihah.
Duhai dunia, betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumah tangganya.
Allah SWT telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga ketaatan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain yang jauh di bawah umurnya?
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang punya komitmen menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan sang pujaan dan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk “dunia fana” ini saja, karena sebenarnya masih ada negeri akhirat, yang masih diselimuti misteri Illahi. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana.
Selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujianNya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin “sang pangeran” pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.
Janganlah dirimu bersedih lalu menangis di setiap penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa belahan hatinya. Menangislah karena air mata permohonan kepadaNya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa.
Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah SWT. Siramlah selalu hati ini dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian yang terus panjang.
Wahai jiwa, bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari ke mana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskanNya, hanya ikhtiar pembangkit motivasi jiwa. Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang.
Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah wahai kawan, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa. Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Songsonglah hari bahagia nan suci. Meriahkan dunia ini dengan pernikahan. Wallahu’alam

KATA MEREKA

Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com

Lebih baru Lebih lama