Diplomat AS dan diplomat sejumlah negara Barat kembali menunjukkan sikap memalukan di sidang tahunan Dewan Umum PBB. Para diplomat dari negara yang mengaku menjunjung tinggi demokrasi itu melakukan "aksi meninggalkan ruang sidang" saat Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad berpidato. Dua diplomat AS, yang lalu diikuti oleh sejumlah diplomat Inggris dan negara Barat lainnya "kabur" dari ruang sidang ketika Ahmadinejad mulai menyinggung perilaku AS terhadap negara-negara Muslim dan mengungkapkan bahwa ada kalangan yang meyakini bahwa peristiwa serangan 11 September 2001 didalangi AS sendiri untuk melindungi sekutunya, Israel.
Presiden Iran menyatakan, ada teori yang menyebutkan bahwa beberapa kalangan di dalam pemerintahan AS menyuarakan bahwa serangan itu untuk menyamarkan perekonomian AS yang mulai menurun dan untuk makin memperkuat cengkeraman AS di Timur Tengah untuk melindungi kepentingan rezim Zionis.
"Mayoritas masyarakat Amerika dan negara-negara lain serta sejumlah politisi meyakini teori ini," kata Ahmadinejad.
Asisten menteri luar negeri AS PJ Crowley langsung bereaksi mendengar pidato itu dan mengatakan bahwa pernyataan tersebut sangat menghina AS. "Mereka yang tewas dalam serangan itu dari berbagai agama dan kebangsaan. Mereka dibunuh oleh 19 orang, sebuah serangan yang dilakukan oleh Al-Qaida," kata Crowley membela diri.
Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon juga menyatakan bahwa apa yang dikatakan Ahmadinejad tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran terhadap standar-standar yang berlaku internasional serta melanggar spirit PBB.
Peristiwa 11 September 2001 menjadi dalih bagi AS untuk menyerang Afghanistan, kemudian Irak dengan alasan memburu Usamah bin Ladin, pimpinan Al-Qaida yang oleh AS dituduh sebagai otak serangan tersebut. Namun hampir 10 tahun peristiwa itu, militer AS tidak berhasil menangkap Usamah atau memberangus jaringan Al-Qaida. Invasi dan penjajahan AS di Afghanistan maupun Irak, malah menimbulkan kekacauan dan membuat rakyat di kedua negeri muslim itu menderita.
Di sisi lain, makin banyak orang yang meragukan bahwa Al-Qaida yang melakukan serangan 11 September 2001. Sejumlah orang yang meneliti peristiwa itu menemukan banyak keganjilan dan curiga bahwa serangan tersebut merupakan rekayasa AS sendiri. (ln/aljz)
Presiden Iran menyatakan, ada teori yang menyebutkan bahwa beberapa kalangan di dalam pemerintahan AS menyuarakan bahwa serangan itu untuk menyamarkan perekonomian AS yang mulai menurun dan untuk makin memperkuat cengkeraman AS di Timur Tengah untuk melindungi kepentingan rezim Zionis.
"Mayoritas masyarakat Amerika dan negara-negara lain serta sejumlah politisi meyakini teori ini," kata Ahmadinejad.
Asisten menteri luar negeri AS PJ Crowley langsung bereaksi mendengar pidato itu dan mengatakan bahwa pernyataan tersebut sangat menghina AS. "Mereka yang tewas dalam serangan itu dari berbagai agama dan kebangsaan. Mereka dibunuh oleh 19 orang, sebuah serangan yang dilakukan oleh Al-Qaida," kata Crowley membela diri.
Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon juga menyatakan bahwa apa yang dikatakan Ahmadinejad tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran terhadap standar-standar yang berlaku internasional serta melanggar spirit PBB.
Peristiwa 11 September 2001 menjadi dalih bagi AS untuk menyerang Afghanistan, kemudian Irak dengan alasan memburu Usamah bin Ladin, pimpinan Al-Qaida yang oleh AS dituduh sebagai otak serangan tersebut. Namun hampir 10 tahun peristiwa itu, militer AS tidak berhasil menangkap Usamah atau memberangus jaringan Al-Qaida. Invasi dan penjajahan AS di Afghanistan maupun Irak, malah menimbulkan kekacauan dan membuat rakyat di kedua negeri muslim itu menderita.
Di sisi lain, makin banyak orang yang meragukan bahwa Al-Qaida yang melakukan serangan 11 September 2001. Sejumlah orang yang meneliti peristiwa itu menemukan banyak keganjilan dan curiga bahwa serangan tersebut merupakan rekayasa AS sendiri. (ln/aljz)
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com