Publik Turki dihebohkan oleh percakapan via pesawat telpon antara Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dengan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak terkait kasus penyerangan Israel atas kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara.
Surat kabar Turki Habertürk edisi Sabtu (5/6) memuat transkrip percakapan tersebut. Berikut petikannya:
Barak: telah terjadi penyerangan kepada tentara kami dari pihak aktivis Mavi Marmara. Tentara kami terluka oleh pisau. Para aktivis merebut senjata dari tentara kami.
Davutoglu: kami menunggu permintaan maaf dari pihak anda. Kalian telah melakukan kejahatan internasional. Kalian harus segera mengirimkan korban luka dan tewas ke Turki.
Barak: apakah kalian menghendaki korban luka?
Davutoglu: kami yang akan membawa dan mengambil mereka. Pihak yang membunuh dan melukai orang-orang sipil tidak mungkin mampu mengobatinya. Jika warga sipil dipandang sebagai musuh, maka bagaimana dengan korban yang mati?
Barak: kami bergerak atas dasar blokade yang harus diberlakukan kepada Gaza sebagai pihak musuh.
Davutoglu: apakah korban yang mati it adalah musuh?
Barak: terdapat banyak roket. Rakyat kami telah menerima ancaman roket-roket itu sebelumnya. Kami berbeda dengan Hamas. Kami sendiri tak memiliki masalah dengan Gaza.
Davutoglu: apakah korban yang meninggal (di Mavi Marmara) itu menembakkan roket kepada kalian? Bagaimana bisa kalian membunuh rakyat sipil itu? Turki bukan seperti negara mana pun. Turki memiliki kekuatan besar yang bisa menjaga warganya.
Barak: kami sangat menghormati Turki sampai batas tertinggi, juga menghormati peran yang telah dimainkan Turki selama ini.
Davutoglu: penghormatan macam apa yang anda maksud? kalian telah membunuh rakyat kami di zona perairan internasional. Tidak boleh ada satu pihak mana pun yang melecehkan kehormatan bangsa kami. Kalian telah tersesat selama lima tahun demi seorang tentara Israel (Shalit, red). Penduduk negeri kami juga bagi kami selaku pemerintah sangat penting. Kalian harus memperlakukan mereka juga dengan penuh rasa hormat. (ags/ht)
SUMBER
Surat kabar Turki Habertürk edisi Sabtu (5/6) memuat transkrip percakapan tersebut. Berikut petikannya:
Barak: telah terjadi penyerangan kepada tentara kami dari pihak aktivis Mavi Marmara. Tentara kami terluka oleh pisau. Para aktivis merebut senjata dari tentara kami.
Davutoglu: kami menunggu permintaan maaf dari pihak anda. Kalian telah melakukan kejahatan internasional. Kalian harus segera mengirimkan korban luka dan tewas ke Turki.
Barak: apakah kalian menghendaki korban luka?
Davutoglu: kami yang akan membawa dan mengambil mereka. Pihak yang membunuh dan melukai orang-orang sipil tidak mungkin mampu mengobatinya. Jika warga sipil dipandang sebagai musuh, maka bagaimana dengan korban yang mati?
Barak: kami bergerak atas dasar blokade yang harus diberlakukan kepada Gaza sebagai pihak musuh.
Davutoglu: apakah korban yang mati it adalah musuh?
Barak: terdapat banyak roket. Rakyat kami telah menerima ancaman roket-roket itu sebelumnya. Kami berbeda dengan Hamas. Kami sendiri tak memiliki masalah dengan Gaza.
Davutoglu: apakah korban yang meninggal (di Mavi Marmara) itu menembakkan roket kepada kalian? Bagaimana bisa kalian membunuh rakyat sipil itu? Turki bukan seperti negara mana pun. Turki memiliki kekuatan besar yang bisa menjaga warganya.
Barak: kami sangat menghormati Turki sampai batas tertinggi, juga menghormati peran yang telah dimainkan Turki selama ini.
Davutoglu: penghormatan macam apa yang anda maksud? kalian telah membunuh rakyat kami di zona perairan internasional. Tidak boleh ada satu pihak mana pun yang melecehkan kehormatan bangsa kami. Kalian telah tersesat selama lima tahun demi seorang tentara Israel (Shalit, red). Penduduk negeri kami juga bagi kami selaku pemerintah sangat penting. Kalian harus memperlakukan mereka juga dengan penuh rasa hormat. (ags/ht)
SUMBER
Posting Komentar
Kontak Gema Dakwah : tarqiyahonline@gmail.com